Sabtu, 11 Agustus 2012

A DIVINE REVELATION OF HEAVEN BY MARY KATHRYN BAXTER

A DIVINE REVELATION OF HEAVEN B

by Mary Kathryn Baxter

Published in Indonesian language 

by Pitan Daslani

Jakarta, Indonesia.

WAHYU ALLAH TENTANG SORGA

Catatan Mengenai 10 Kali Kunjungan Saya ke Rumah Bapa

oleh Mary Kathryn Baxter

WAHYU ALLAH 

TENTANG SORGA

Catatan mengenai
10 Kali Kunjungan Saya
ke Rumah Bapa

*
*
*
*
*
*

MARY KATHRYN BAXTER

 

DAFTAR ISI

Dari Redaksi (5)

Sekilas tentang penulis (6)

Pengantar (7)

Pendahuluan (8)

Dari Yesus untuk Kathryn (9)

Di gerbang sorga (10)

Masuk ke dalam sorga (11)

Rumah bagi jiwa yang telah ditebus (14)

Bekerja untuk memuji Allah (15)

Permata bagi yang membawa jiwa (16)

Tempat abadi untuk semua orang (18)

Airmata dari bumi (19)

Allah membuka kitab itu (21)

Langit yang pertama & ke-dua (24)

Langit yang ke-tiga (25)

Puji-pujian di sorga (26)

Menghampiri Takhta Allah (27)

Takhta kemuliaan Allah (28)

Pusat dokumentasi sorga (29)

Gudang berkat Allah (30)

Yesus Sang Penyembuh (31)

Dahulu, sekarang, dan nanti (32)

Malaikat-malaikat di gereja (33)

Ketika satu jiwa diselamatkan (34)

Kembali ke ruang arsip (35)

Mekanisme penyimpanan arsip (37)

Darah Yesus (38)

Kitab kehidupan Anak Domba (39)

Sungai Kehidupan (40)

Kembali ke Takhta Allah (41)

Orang-orang yang sudah ditebus (41)

Simfoni yang indah (42)

Kuda mulia di sorga (44)

Gudang kesembuhan (45)

Penyembuhan di sorga (46)

Minta Yesus untuk menyembuhkan (47)

Kesibukan di sorga (49)

Penduduk sorga (50)

Keteraturan sempurna (51)

Kereta Allah (53)

Tubuh mulia (53)

Ketika Allah Bapa berbicara (54)

Sorga itu benar-benar ada (55

(56) Anak-anak di sorga 

(57) Bayi-bayi yang keguguran 

(59) Dalam pemeliharaan Allah

(61) Reuni di sorga 

(62) Malaikat pengawal 

(64) Penyembahan di depan takhta 

(66) Persiapan bagi Sang Raja 

(67) Seruan penyembahan 

(68) Motivasi untuk memuji Allah 

(69) Tugas yang Allah berikan

(69) Kitab Suci mengamini

(70) Makhluk-makhluk di sorga 

(71) Serafim di depan Takhta Allah 

(72) Tugas para serafim 

(74) Riwayat perjalanan ke sorga 

(75) Rekaman sorgawi

(76) Darah yang menghapus dosa 

(79) Mezbah Allah

(79) Mezbah di jaman sekarang

(80) Menyembah Allah secara tulus 

(81) Sukacita yang akan dinyatakan 

(82) Penglihatan para nabi 

(84) Mujizat di gereja 

(85) Ketika rantai dosa diputuskan 

(86) Firman Allah 

(87) Datang ke Takhta Allah 

(88) Pertolongan di masa kini 

(88) Kuasa nama Yesus 

(89) Allah membenci okultisme 

(91) Pasukan malaikat sorga 

(92) Malaikat dan Firman 

(93) Kenangan tentang alam maut

(94) Planet baru

(94) Allah mengasihi anak-anak

(95) Sekolah malaikat

(96) Pemerintahan Yesus Kristus 

(97) Kedatangan kembali Yesus Kristus

(98) Representasi Tubuh Kristus

(99) Jurang maut 

(100) Permintaan terakhir Yesus Kristus

(101) Bersiaplah menemui Allah

(103) Sekarang, berdoalah begini

(104) Terima kasih, Tuhan memberkati

[ Dari Redaksi ]

KUNJUNGAN MARY KATHRYN BAXTER KE SORGA

Judul asli buku ini adalah A Divine Revelation of Heaven yang 

ditulis oleh  evangelist  Mary Kathryn Baxter. Ini adalah buku 

kedua yang ia terbitkan setelah mengunjungi alam maut dan sorga. 

Buku pertama tentang pengalaman spiritual itu berjudul A Divine 

Revelation of Hell.

Untuk menerjemahkan buku kedua ini dan mengedarkannya 

secara khusus kepada umat Kristiani di Indonesia, kami telah 

terlebih dahulu mendapat restu dari Misi Penginjilan Mary Kathryn 

Baxter melalui Robert Brownell yang bertugas menyebarluaskan 

kesaksian ini ke berbagai pelosok dunia.

Ia menganjurkan agar versi Indonesia buku ini secepatnya
disebarluaskan kepada umat Tuhan di Indonesia dan kepada
orang-orang Indonesia di berbagai negara, karena buku ini berisi banyak

rahasia sorga.

Dalam menerjemahkan buku ini, kami berusaha menerjemahkan 

setepat-tepatnya bukan hanya kalimat-kalimat tetapi juga nuansa 

dan makna yang tersirat di balik setiap kejadian dan pesan. Kami 

juga melakukan sedikit reorganisasi isi naskah aslinya
demi menjaga sistematika alur cerita dan gaya penyajian yang baik.

Inilah pengalaman spiritual amat komprehensif dan dahsyat yang 

dialami seorang hamba Allah di Amerika Serikat. Allah membawa 

dia ke dalam alam maut selama 30 malam berturut-turut.
Pengalamannya yang amat mengerikan itu dituangkannya
di dalam bukunya yang pertama.

Mulai malam ke-31 sampai dengan malam ke-40, Mary Kathryn 

Baxter dibawa Allah ke dalam sorga untuk menyaksikan semua 

keindahan kediaman Allah beserta kemuliaan, kebesaran dan 

kedahsyatannya. Pengalaman 10 malam di sorga itu ia tuangkan 

dalam buku kedua yang versi Indonesia-nya sedang Anda baca.

Doa kami, semoga Anda mendapat banyak manfaat dari
pengalaman luar biasa yang dialami Ibu Kathryn dalam 10 kali

kunjungannya ke sorga. 

BagiMu, ya Tuhan Yesus, segala hormat dan kemuliaan sampai 

selama-lamanya.

Jakarta, 8 Maret 2007

Pitan Daslani (Editor)

SEKILAS TENTANG PENGARANG

Mary Kathryn Baxter dilahirkan di Chattanooga, Tennessee, 

Amerika Serikat. Dia dibesarkan dalam rumah Tuhan. Ketika masih 

remaja, ibunya mengajari dia tentang Yesus Kristus dan karya 

penyelamatanNya.

Kathryn dilahirkan kembali (lahir baru) di usia 19 tahun. Dia 

melayani Tuhan selama beberapa tahun, kemudian mangkir
selama beberapa waktu. Tapi Roh Tuhan tidak mau membiarkan

dia terlepas. Ia kemudian ditarik kembali oleh Roh Kudus lalu 

menyerahkan diri lagi kepada Tuhan  Yesus—dan tetap setia sampai 

sekarang.

Pada pertengahan 1960-an Kathryn pindah bersama keluarganya 

ke Detroit, Michigan, dan tinggal di sana beberapa tahun. Ia 

kemudian pindah lagi ke Belleville, Michigan, dan di sinilah dia 

mulai mendapat penglihatan-penglihatan dari Tuhan Yesus.

Roh Kudus bekerja luar biasa dalam segala bentuk pelayanan 

yang dijalankan oleh Kathryn. Dan banyak mujizat menyertai dia 

dalam pelayanannya. Dia banyak mendemonstrasikan cara kuasa 

Allah bekerja dalam setiap pertemuan, karena Allah benar memakai 

dia bagi kemuliaanNya. 

Kathryn sangat mencintai Tuhan Yesus dengan segenap 

hati, segenap akal budi, jiwa-raga, dan segenap kekuatannya. 

Kerinduannya adalah membawa jiwa baru bagi Tuhan Yesus. 

Dia seorang pelayan yang tekun. Panggilannya adalah untuk 

menyaksikan tentang kebesaran Allah yang dialaminya melalui 

penglihatan, mimpi dan wahyu. 

Kathryn ditahbiskan sebagai pelayan Tuhan pada tahun 1983 di 

Full Gospel Church of God yang berlokasi di Taylor, Michigan. Kini 

dia melayani di National Church of God di Washington D.C.

Dalam bulan Maret 1976, ketika dia tinggal di Belleville, Yesus 

menampakkan diri kepadanya melalui mimpi, penglihatan dan 

wahyu. Sejak itu sudah banyak wahyu diberikan kepadanya ketika 

Tuhan menjenguk dan membawa dia ke alam roh. Pertama, dia 

dibawa ke alam maut selama 30 malam, dan sesudah itu dia dibawa 

ke sorga selama 10 malam.  Dia juga diberi penglihatan tentang apa 

yang akan terjadi menjelang dan pada saat Tuhan Yesus datang 

kembali. 

— Pitan Daslani (Editor)

PENGANTAR

Allah telah mengurapi tulisan-tulisan Mary Kathryn 

Baxter untuk memberkati ratusan ribu orang. Saya 

percaya bahwa sangat penting bagi kita untuk
menyebarluaskan pesan yang telah Allah
sampaikan kepadanya.

Setiap tahun dia membagi pengalamannya ini kepada 

ratusan gereja, dan kini dia merangkumnya dalam 

sebuah buku.

Bukunya yang terdahulu, A Divine Revelation of Hell

(Wahyu Ilahi tentang Naraka), dimaksudkan Allah untuk 

menyampaikan pesan abadi tentang keselamatan kepada 

jiwa-jiwa yang terhilang. 

Buku tersebut disambut gembira oleh banyak pembaca 

di seluruh dunia. Buku tersebut dicetak dalam berbagai 

bahasa dan disebarkan di berbagai negara. 

Sampai tulisan ini dibuat, buku tersebut telah terjual 

lebih dari 500.000 buah. Karena itu saya percaya buku 

yang satu ini,  A Divine Revelation of Heaven (Wahyu 

Ilahi tentang Sorga), akan lebih meriah sambutannya di 

seluruh dunia.

Telah beberapa tahun saya menjadi pendeta untuk 

Mary Kathryn Baxter. Saya mengenal dia secara pribadi 

dan sepenuhnya mendukung misi penginjilannya. 

Allah telah merestui pelayanannya dengan cara 

mengurapi semua yang ia kerjakan seperti yang tampak 

melalui sambutan luar biasa terhadap pesan-pesan yang 

ia sampaikan.

Buku ini adalah jawaban doa, airmata dan hasil kerja 

keras banyak orang. 

Doa saya, semoga penyebaran buku ini akan membawa 

banyak jiwa kepada Tuhan dan mempersiapkan umat 

Tuhan untuk hidup kekal di sorga.

—T. L. Lowery, Ph.D.

Pelayan Firman Allah

National Church of God

Washington D.C.

PENDAHULUAN

Buku ini berisi sejumlah kisah nyata yang telah saya 

alami sendiri bersama Allah. Ini bukan hasil ilusi seorang 

pengkhayal yang menginginkan sesuatu yang lebih baik 

daripada yang ia dapatkan dalam hidupnya.

Sorga itu sesuatu yang nyata, dan pengalaman yang saya 

uraikan di dalam buku ini adalah persis seperti yang terjadi 

pada saya. 

Saya tidak dapat melihat semua yang dapat dilihat di 

dalam sorga, karena diperlukan kurun waktu yang kekal 

untuk bisa melihat semuanya itu. 

Saya tak dapat menceritakan segala sesuatu yang saya lihat 

di dalam sorga, bahkan Paulus pun tak dapat melakukannya 

(baca II Korintus 12:1-4). Tapi saya ceritakan di sini apa 

yang Allah kehendaki untuk saya bagikan kepada umatNya.

Secara khusus saya menghargai dan berterimakasih kepada 

pendeta saya, Dr. T. L. Lowery, dan juga kepada isterinya 

yang cantik, Mildred, atas segala dukungan, dorongan serta 

sumbangan yang berharga dalam penulisan buku ini. 

Saya juga perlu berterimakasih setulus-tulusnya kepada 

semua pengerja di National Church of God dan juga kepada 

Pendeta Marcus V. Hand atas bimbingan redaksional yang 

mereka berikan dalam penulisan buku ini. 

Tak lupa pula ucapan terima kasih saya tujukan kepada 

semua pengerja Whitaker House di New Kensington, 

Pennsylvania, Amerika Serikat, yang telah begitu berperan 

dalam proses penyiapan  dan pengedaran buku  A Divine 

Revelation of Heaven (Wahyu Ilahi tentang Sorga) dan  A 

Divine Revelation of Hell (Wahyu Ilahi tentang Naraka) 

kepada pembaca.

Saya sangat berterimakasih kepada Allah yang telah 

memanggil saya untuk membagi-bagikan pesanNya ini. 

Dan saya berterimakasih kepada Anda semua yang telah 

menguatkan saya dalam pelayanan ini. Allah kiranya 

memberkati Anda semua.

Mary Kathryn Baxter

DARI YESUS UNTUK MARY KATRYN BAXTER

 

“Untuk maksud ini engkau dilahirkan,

untuk menulis dan menceritakan

apa yang telah Aku perlihatkan 

dan sampaikan kepadamu,

karena semua ini tulus dan benar.

“Panggilanmu adalah 

untuk memberitahukan kepada

dunia bahwa sorga itu benar ada, 

dan naraka itu juga benar ada,

dan bahwa Aku, Yesus, 

telah diutus oleh Bapa

untuk menyelamatkan 

mereka semua dari penghukuman

dan menyediakan bagi mereka 

tempat di sorga.

 

DI GERBANG SORGA

Allah, dalam pengasihan dan anugerahNya yang abadi mengijinkan 

saya untuk masuk ke dalam tempat yang indah itu yang disebut 

sorga. Tak jelas bagi saya persiapan dan alat transportasi seperti 

apa yang saya gunakan untuk bisa masuk ke sana dan kembali lagi 

ke bumi. Tapi kenyataan yang saya alami tidak mungkin keliru.

Bagaimana caranya keajaiban sorga yang begitu hebat itu 

diperlihatkan kepada seorang manusia fana seperti saya? Saya 

mulai dari  awal peristiwa.

Pada suatu malam Tuhan Yesus menampakkan diriNya kepada 

saya dan berkata bahwa saya telah dipilihNya untuk suatu tugas 

khusus. 

Dia berkata: “AnakKu, Aku akan memanifestasikan diriKu 

kepadamu untuk membawa manusia keluar dari dalam kegelapan 

untuk masuk ke dalam terang. Aku telah memilihmu untuk sebuah 

tujuan: Engkau akan menulis dan mendokumentasikan semua yang 

akan Kutunjukkan dan katakan kepadamu.”

Ketika saya berserah diri sepenuhnya kepada Allah, hal-hal yang 

luar biasa mulai terjadi. Saya dijemput dari tempat saya berada 

dan dipindahkan langsung ke dalam alam maut. Saya sadar bahwa 

kelima pancainderaku bekerja baik: Saya dapat melihat, meraba, 

mendengar, mencium dan merasakan apa yang terjadi. Tapi ini 

semua terjadi di alam supranatural. Saya tahu bahwa semua 

kejadian ini  memiliki tujuan tertentu.

Berhari-hari setelah saya dibawa Tuhan ke dalam alam maut, 

saya sangat bersedih. Hati saya galau dan pikiranku sumpek akibat 

dari kejadian-kejadian mengerikan yang saya lihat. Saya sudah 

menyaksikan penghakiman Allah terhadap dosa dan terhadap 

mereka yang masuk ke naraka. Saya berdoa dengan sangat kepada 

Allah dan meminta penghiburan dariNya.

Pada malam ke-31 setelah semua kejadian ini mulai, kuasa Allah 

Yang Mahadahsyat itu menyelimuti saya lagi. Pada jam 2 pagi, 

seorang malaikat yang gagah perkasa berdiri di samping ranjangku. 

Yesus Kristus tampak berdiri di belakang malaikat itu. Yesus 

tersenyum ketika saya mencoba memperhatikan wajahNya. Tapi 

Dia tidak berkata sepatah pun.

Malaikat itu berkata: “Allah telah memberi aku tugas khusus. Aku 

dikirim ke sini untuk membawamu ke sorga dan memperlihatkan 

kepadamu beberapa bagian dari sorga.” Kemudian dia berkata lagi, 

“Mari dan saksikan kemuliaan Allah.”

Dalam sekejap saya sudah dibawa keluar dari rumah,
dan tiba-tiba saya menemukan diri saya
sedang berdiri bersama malaikat itu

di depan satu dari gerbang-gerbang di sorga.

Indahnya pemandangan yang saya lihat di situ begitu menakjubkan 

sampai-sampai saya nyaris tak dapat bernafas. Pakaian yang 

dikenakan oleh malaikat sorgawi itu adalah jubah yang terbuat dari 

cahaya benderang. Malaikat itu memiliki sayap-sayap berbentuk 

segi tiga yang memantulkan warna-warni pelangi. Saya tidak heran, 

tapi sangat takjub menyaksikan tempat Allah yang keindahannya 

tak dapat diceritakan dalam bahasa manusia.

Kemudian saya mendengar seruan malaikat yang
dikumandangkannya berulang-ulang: “Saksikanlah ini kemuliaan Allah.”

Gerbang  megah di depanku itu terbuat dari mutiara yang padat. 

Saya berdiri terkagum-kagum memandang gerbang itu. Sampai di 

situ saya  tidak melihat Tuhan Yesus, tapi saya diselimuti kemuliaan 

dan kebahagiaan sorgawi.

MASUK KE DALAM SORGA

Ketika kami tiba di sana, dua orang malaikat yang sangat tinggi 

sedang berdiri di depan gerbang. Keduanya mengenakan jubah 

cahaya yang berkilauan dengan pedang terhunus di tangan. Rambut 

mereka bagai untaian emas sementara wajah mereka memancarkan 

cahaya benderang.

Malaikat yang membawa saya maju ke depan dan berbicara 

dengan salah satu dari malaikat penjaga pintu sorga itu, sementara 

saya berdiri sendirian di situ. Sambil terkagum-kagum saya 

berbicara dalam hati: “Betapa indahnya gerbang-gerbang sorga 

ini. Dan alangkah bahagianya saya dapat melihat dengan mataku 

sendiri semua ini.” Tiba-tiba saya sadari bahwa saya memang akan 

masuk ke dalam sana.

Sambil memperhatikan para malaikat itu, saya dapat mendengar 

percakapan mereka. Satu dari malaikat-malaikat itu masuk ke 

dalam lalu kembali lagi sambil membawa sebuah kitab. Buku 

tersebut bersampul emas dan isinya pun ditulis dengan tinta emas. 

Rupanya itu buku tentang riwayat kehidupan saya. Di sampul buku 

itu tertulis sebuah nama: Mary Kathryn Baxter.

Di wajah malaikat-malaikat itu terpancar senyuman persetujuan. 

Mereka memeriksa buku itu dan sambil berpandangan mereka 

serentak berucap: “Dia boleh masuk ke dalam gerbang ini.” Malaikat 

penunjuk jalan mengantarkan saya ke dalam.

Tiba-tiba terdengar musik indah yang melingkupi saya. Musik 

itu tampaknya datang dari atas dan merembes ke dalam seluruh 

tubuhku. Alun-alunan musik yang sangat dahsyat disertai nyanyian 

indah memenuhi seluruh tempat itu. Irama sorgawi itu menyelimuti 

semua  tempat dan semua orang yang ada di situ.

Ketika saya melangkah masuk ke dalam kota Allah, perasaan 

takjub yang sangat besar membuat saya nyaris tak dapat bernafas. 

Indahnya tempat itu tidak dapat diceritakan dengan bahasa 

manusia. Di sekeliling saya ada kembang-kembang berwarna-warni 

yang paling indah yang pernah saya tahu. Di situ ada dataran hijau 

dengan tumbuhan sangat subur dan ini pun tak dapat dilukiskan 

secara tepat. Bahkan kuncup-kuncup bunga di situ pun hidup 

dan bereaksi terhadap irama musik dan nyanyian indah itu.
Alunalunan musik itu memenuhi dan menutupi saya dan saya bagaikan

bagian dari musik itu sendiri.

Mencoba menceriterakan tentang semua keajaiban kota itu adalah 

satu hal, tapi mengetahui bahwa Anda akan mengambil bagian 

dalam kesenangan itu adalah hal lain lagi. Saya melihat beberapa 

warga sorga asyik tenggelam dalam kesenangan itu. Mereka semua 

memakai jubah. Genaplah firman dalam Kitab Suci (Yesaya 61:10):

“Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam 

Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan 

menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin 

laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin  

perempuan yang memakai perhiasannya.”

Kebahagiaan dan kesenangan yang terpancar dari wajah mereka 

tak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Sorga itu memang 

tempat yang nyata. Itu bukan kiasan atau hasil imaginasi seseorang. 

Di dalam Alkitab Yesus bersabda: 

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah 

juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika 

tidak  demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku 

pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” (Yohanes  14:1-

2)

Sorga adalah tempat yang disediakan bagi orang-orang yang siapsedia.
Oleh karena kita sebagai anak-anak Allah telah diubahkan

melalui kelahiran kembali dan oleh karena kita sekarang adalah 

ciptaan baru di dalam Kristus, amatlah menggembirakan bahwa 

tempat  dimana kita akan tinggal dalam kekekalan adalah tempat 

yang disediakan oleh Juruselamat yang telah menyelamatkan kita.

Sorga adalah tempat yang sempurna. Karena Juruselamat kita itu 

sempurna adanya, kekal dan tidak terbatas kuasaNya, maka sorga 

pun adalah tempat yang sempurna. Oleh karena Dia menyediakan 

tempat bagi kita untuk tinggal bersamaNya di sana selamanya, 

maka rumah kita yang abadi itu sempurna adanya. Tak ada sesuatu 

apa pun yang dapat mengotori rumah sorgawi kita itu. Tak akan ada 

suatu apa pun yang diijinkan masuk ke sorga untuk mengotori atau 

mencemari tempat itu. 

“Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau 

orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka 

yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.” 

(Wahyu 21:27)

Sorga itu jauh di luar jangkauan dosa maupun pendosa dalam 

bentuk apa pun. Setan tak akan pernah masuk ke situ sampai 

selama-lamanya. (Wahyu 12:3-4, 7-10, 12-13):

“Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, 

seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan 

bertanduk  sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. 

Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit 

dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan  

perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, 

segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. 

“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan
malaikatmalaikatnya berperang melawan naga itu,
dan naga itu dibantu oleh 

malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka 

tidak mendapat tempat lagi di sorga.

“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang 

menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan  

ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: 

“Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan 

Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah 

dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang 

mendakwa mereka siang  dan malam di hadapan Allah kita.

“Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas 

bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.”

Si ular tua itu, Iblis atau Setan, dan semua pengikutnya tak akan 

pernah mengangkat kepalanya yang jelek itu di dalam iklim dan 

suasana kudus di sorga. Setan-setan tidak bisa masuk ke sorga. 

Malaikat yang mermberontak terhadap Allah dan yang dicampakkan 

ke bumi yaitu “yang tidak menetap di tempat semestinya tetapi 

meninggalkannya” (Yudas 1:6) tak akan dapat kembali ke sorga. Di 

sorga tidak ada orang yang kekuarangan apa pun. Tak ada setitik 

sekecil apapun yang tidak sempurna.

Tak peduli kemana kita bepergian di bumi, tak peduli dimana kita 

tinggal, atau seberapa mahalnya rumah kita di bumi, toh tak bisa 

tanpa kekurangan. 

Tidak begitu keadaannya di sorga. Di sana Allah telah membangun 

tempat yang bernama sorga itu dengan sangat sempurna. 

Kemuliaannya, keindahannya, serta keajaibannya tak mungkin 

dapat diceritakan dalam bahasa manusia.  Kesenangan yang tak 

dapat digambarkan dari tempat mahaindah itu sungguh sangat 

menakjubkan.

Tak ada pelukis di muka bumi yang dapat menggambarkan secara 

tepat betapa indahnya kegemerlapan cahaya dari Putra Allah yang 

memantul dari tembok-tembok permata yaspis, gerbang-gerbang 

mutiara, serta istana-istana yang tak terhitung banyaknya, serta 

Sungai Kehidupan di sana.

RUMAH BAGI JIWA-JIWA YANG
TELAH DITEBUS

Sorga itu adalah tempat yang permanen. Tak akan ada musuh 

apa pun yang sanggup menaklukkan Firdaus Allah kita.
Bangunanbangunnya tidak dapat runtuh, bahan-bahan bangunannya tidak

dapat rusak, dan semua tumbuhan di sana tak dapat layu. 

Lagi pula tak ada asap atau polusi yang dapat mencemari tempat 

kudus itu.

Tempat tinggal permanen ini bersifat abadi, sebuah kota yang 

terus ada selama-lamanya. Kita akan bernyanyi di sana lagu-lagu 

seperti  yang diciptakan oleh  Hattie Buell berikut ini:

A tent or a cottage, why should I care?

They’re building a palace for me over there;

Tho’ exiled from Him, yet still I may sing;

All glory to God, I’m a child of the King.

[Sebuah tenda atau gubug, mengapa harus kupedulikan?

Di sana sedang mereka bangun tempat bagiku;

Kendati jauh terbuang dariNya, tetaplah aku bernyanyi;

Segala puji bagi Allah, aku anak Sang Raja]

Di tempat yang tak terkatakan itu para kudusNya menerima 

kelepasan dari segala kekewecaan, sakit hati, tragedi dan bencana. 

Sebab di sana tak ada kesedihan atau kesukaran. Tak ada kesakitan 

atau kesusahan, tak ada orang menangis di sorga (Wahyu 21:4): 

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan 

maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau 

ratap  tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu 

telah berlalu.” 

Para warga Kerajaan Sorga yang saya lihat di sana tampaknya 

datang dari berbagai usia dan berbagai negara di bumi. Jelas sekali 

bahwa mereka ketika di bumi berasal dari banyak kewarganegaraan. 

Seketika saya teringat Wahyu 5:9 yang berkata:

“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: 

“Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan
membuka meteraimeterainya; karena Engkau telah disembelih
dan dengan darah-Mu

Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan 

bahasa dan  kaum dan bangsa.”

BEKERJA UNTUK MEMUJI ALLAH

Dengan sangat bersukacita jiwa saya mulai memuji kebesaran 

Allah. Kesusahan dan kepedihan hati yang saya alami, ketika 

Tuhan mewahyukan kepada saya tentang naraka sebelum kejadian 

ini, langsung lenyap. Sebab sekarang saya mengalami pewahyuan 

tentang sorga.

Saya melihat banyak keluarga secara lengkap. Semua mereka 

sangat berbahagia, sedang melakukan sesuatu, sedang tersenyum 

bahagia. Ada sinar kebahagiaan memancar dari setiap wajah yang 

saya lihat di sana.

Para kudus di sorga tampak sedang sibuk melakukan sesuatu. 

Setiap saat mereka selalu sibuk. Sebab waktu mereka dipakai untuk 

memuji dan membesarkan nama Allah. Ada nyanyian di bibir setiap 

orang. Dan musik indah membahana memenuhi semua tempat.

Keabadian di sorga itu tidak dipakai untuk bersantai atau 

bermalas-malasan. Jadi tidak seperti yang disangka banyak orang. 

Di sana kita tidak hanya melayang bebas di atas awan, atau 

membunyikan alat musik harpa atau mencelupkan ujung jari kaki 

di air Sungai Kehidupan. 

Waktu kita akan dipenuhi dengan kegiatan untuk berbakti 

kepada Allah. Seperti apa pengabdian itu persisnya tak dapat kita 

gambarkan selengkapnya, tetapi semua umatNya akan melayani 

Dia.

PERMATA BAGI  YANG MEMBAWA
JIWA BARU

Sejauh mata memandang saya melihat permata dan berlian 

bersinar berkilauan memantulkan cahaya ke segala tempat. Ada 

berlian yang sebesar balok besar. 

Beberapa dari batu mulia ini dimaksudkan untuk menjadi bagian 

dari istana yang diperuntukkan bagi mereka yang membawa jiwa 

bagi Allah ketika berada di bumi. 

Jadi, setiap kali ada seseorang membawa satu jiwa baru kepada 

Kristus, di sorga disediakan satu batang berlian untuk istananya. 

Alkitab berkata: 

“Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, 

mengambil hati orang.” (Amsal 11:30)

Baca juga Daniel 12:3: “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya 

seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang 

kepada kebenaran  seperti bintang-bintang, tetap untuk selamalamanya.”

Sementara saya berdiri dan menikmati dan keagungan tempat itu, 

saya melihat seorang malaikat yang amat elok parasnya berjalan 

turun. Di tangannya ada gulungan kitab yang dirajut dengan emas 

di tepinya.

Malaikat itu meletakkan gulungan kitab tersebut di sebuah meja 

yang terbuat dari bahan seperti perak, tapi ini tidak seperti perak 

yang pernah saya ketahui. Meja panjang itu memancarkan cahaya 

terang.

Di gulungan kitab itu tertulis sebuah nama. Seorang kudus tampil 

lalu membuka dan membaca gulungan kitab itu:

“Yesus adalah Kepala Tukang,” berkata orang kudus itu kepada 

saya. “Dia-lah yang menentukan siapa yang layak menerima berlian 

dan dimana mereka ditempatkan. Gulungan kitab yang kupegang 

ini adalah laporan dari bumi tentang seorang yang telah membawa 

jiwa baru bagi Yesus. Dia memberi makanan kepada orang miskin, 

dia memberi pakaian kepada orang telanjang dan melakukan 

perbuatan baik bagi Allah.” 

Baca Matius 25:31—41, 46:

“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua 

malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di 

atas takhta kemuliaan-Nya. 

“Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan 

Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama 

seperti  gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan 

menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

“Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah 

kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah 

Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 

“Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku 

haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu  

memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi 

Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di 

dalam penjara, kamu  mengunjungi Aku.

“Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: 

Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi 

Engkau  makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 

“Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan 

kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami 

memberi  Engkau pakaian? 

“Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan 

kami mengunjungi Engkau?

“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, 

sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah 

seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.

“Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya:
Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk,

enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan 

malaikat-malaikatnya.

“Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi 

orang benar ke dalam hidup yang kekal.”

TEMPAT ABADI UNTUK SEMUA ORANG

Malaikat pengantar itu mengulangi ucapan penyambutannya: 

“Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”

Atas petunjuk Tuhan, saya merekam semua kejadian tentang 

sorga ini seperti yang saya saksikan di sana. Kita mesti mengerti 

betul bahwa fokus dari pengharapan dan keinginan kita adalah 

tinggal bersama Tuhan kita di sorga untuk selama-lamanya. Sorga 

adalah negeri impian yang pasti menjadi kenyataan.

Saya bergirang tentang sorga sebab setelah semua pekerjaan dan 

jerih lelah kita di bumi ini berlalu maka kita akan pergi ke sana. 

Allah telah menyediakan kota itu untuk kita. Dan Yesus sedang 

menyiapkan tempat di sana untuk semua orang yang mencintai 

Dia.

Persekutuan antara Allah dan manusia akan dipulihkan 

sepenuhnya di sorga. Ketika Adam dan Hawa berada di Taman 

Eden, Allah datang ke bumi menjenguk mereka. Setelah persekutuan 

dengan Allah dirusakkan oleh dosa dan ketidaktaatan, Allah terus 

menunjukkan keinginanNya untuk berkomunikasi dengan manusia. 

Bentuk dari hasrat Allah yang paling tinggi untuk menunjukkan 

kasih sayangNya kepada manusia adalah memberikan AnakNya 

sendiri untuk mati secara begitu kejam di atas kayu salib. Melalui 

kematian dan kebangkitan Kristus itulah persekutuan antara Allah 

dan manusia dimungkinkan untuk terjadi lagi.

Di bumi saat ini, kondisi kehidupan kita dapat menghalangi 

keakraban persekutuan kita dengan Allah. Tapi di sorga, tak ada 

apa pun yang menghalangi kita. Kita akan mengetahui apa artinya 

persekutuan sempurna dengan Raja Segala Raja dan Tuhan Segala 

Tuan. Persekutuan kita dengan Dia akan menjadi lengkap.

Sorga adalah tempat tinggal Allah yang hidup. Sorga itu letaknya 

jauh di seberang langit yang dapat kita lihat dan jauh di seberang 

semua planet dan galaxy. Sorga adalah tempat tinggal abadi bagi 

“semua yang ditebus oleh Tuhan” (Yesaya 62:12). Tempat itu adalah 

tujuan abadi bagi semua anak Allah yang beriman kepada Kristus.

Di sana Anda tak akan kuatir kalau akan berdesak-desakan 

masuk ke tempat yang disebut istana. Tatkala semua yang ditebus 

dari segala jaman berkumpul di dalam kemuliaan, akan ada tempat 

yang cukup bagi semua orang dan setiap orang akan mendapat satu 

dari begitu banyak istana megah di sana, yaitu tempat tinggal abadi 

yang Yesus janjikan ketika Dia berbicara tentang Rumah Bapa: 

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah 

juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika 

tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku 

pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku 

telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku 

akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di 

tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku 

pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yohanes 14:1-4)

Di sorga pasti ada tempat bagi setiap orang beriman:

“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu 

kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya,
dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di

hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih 

dan  memegang daun-daun palem di tangan mereka.

“Dan dengan suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan bagi 

Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!”

“Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan 

keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan  

menyembah Allah.” (Wahyu 7:9-11)

AIRMATA DARI BUMI

Suatu ketika malaikat penunjuk jalan itu membawa saya ke suatu 

tempat lalu dia berhenti di situ kemudian berkata: “Allah menyuruh 

aku untuk menunjukkan kepadamu ruangan untuk airmata.”

Anda mungkin sering membaca di dalam Mazmur tentang 

airmata kita dan apa yang diperbuat Allah terhadap airmata kita. 

Para  malaikat menangkap semua airmata kita dan menyimpannya 

di dalam kirbat Allah (Mazmur 56:8). 

Sebelumnya saya sering bertanya, apa maksud ayat ini. Saya tahu 

bahwa banyak di antara Anda yang membaca tulisan ini pernah 

atau sering menangis—ketika ditinggal pergi oleh orang yang 

dikasihi entah itu anggota keluarga atau kekasih hati, apalagi bila 

Anda diceraikan suami atau isteri. Mungkin Anda berpikir semua 

pengharapan telah lenyap sehingga Anda menangis tersedu-sedu 

karenanya.

Dengar, umat Tuhan, Allah menunjukkan kepada saya sebuah 

ruangan penuh airmata. Indah sekali ruangan itu. Malaikat 

membawa  saya ke jalan masuk ruangan yang tidak berpintu itu. 

Melihat ke dalam, saya tahu ruangan itu sendiri tidak terlalu besar. 

Di dinding kamar itu ada banyak rak yang terbuat dari papan-papan 

kristal dan tembok bagian dalamnya bertaburkan cahaya gemerlap. 

Di rak-rak itu ada banyak kirbat atau botol, ada yang diletakkan 

berkelompok, misalnya tiga kirbat setiap kelompok.
Tampak kirbatkirbat itu tembus pandang. Di bawah tiap kelompok kirbat itu

terdapat papan nama yang bertuliskan nama asal airmata tersebut. 

Ada banyak kirbat seperti ini di dalam ruangan tersebut.

Kemudian, di dalam ruangan itu tampaklah seorang yang 

dimuliakan—malaikat Tuhan. Jubahnya yang berwarna ungu tua 

tampak sangat indah bagai sutera. Tampak di dalam sana sebuah 

meja mewah dan bersinar-sinar. Pemandangan yang glamor itu 

membuat saya terpesona.

Di atas meja itu ada banyak buku yang tampaknya dijahit dengan 

sutera yang sangat indah yang belum pernah kulihat. Ada buku 

yang berlapiskan berlian, ada yang berlapiskan mutiara, ada pula 

yang dilapisi batu mulia berwarna hijau dan ungu. Semua kitab itu 

sangat rapi dan teliti pembuatannya.

Saya berkata di dalam hati: “Ya Tuhan, betapa indahnya
buku-buku ini!” Saya memang suka buku, tapi buku-buku
yang saya lihat

di situ sungguh sangat indah dan membuat saya amat terpukau.

Sementara tertegun memandangi buku-buku itu, orang yang 

berada di dalam ruangan itu berkata,” Mari, dan lihat. Aku akan 

menunjukkan isi ruangan ini kepadamu. Dan aku akan menerangkan 

arti dari airmata. Ini hanyalah satu dari banyak ruangan sejenis ini. 

Aku bertanggung-jawab untuk ruangan ini.”

Sementara dia berbicara, seorang malaikat tinggi besar masuk 

melewati gerbang tadi. Keindahan dan kemuliaannya membuat 

saya terkagum-kagum. Saya lihat dia memakai jubah putih terbuat 

dari bahan yang bertabur cahaya. Jumbai jubahnya terbalut emas 

yang berkilau terus ke bagian depan. Postur malaikat ini besar, 

tingginya kira-kira 12 kaki (144 inci = 3,6 meter) dan sayapnya pun 

sangat besar.

Malaikat besar ini memegang sebuah mangkuk emas berisi cairan 

(Wahyu 5:8). Kemudian orang yang di dalam ruangan itu berkata  

pada saya: “Dia membawa kepadaku mangkuk berisi airmata dari 

bumi. Aku ingin memperlihatkan kepadamu apa yang kami lakukan  

terhadap airmata ini.”

Malaikat tadi menyerahkan mangkuk tersebut beserta sehelai 

kertas yang di atasnya tercantum nama dari orang yang airmatanya 

berada di dalam mangkuk itu.

Malaikat di dalam ruangan itu membacakan catatan itu lalu pergi 

ke salah satu rak kirbat. Dia lalu membaca label nama di bawah 

kirbat untuk mencocokkan namanya dengan airmata yang baru saja 

dibawa dari bumi. Dia kemudian mengangkat kirbat yang sudah  

hampir penuh itu dan membawanya ke mangkuk tadi. Lalu dia 

memasukkan airmata di mangkuk itu ke dalam kirbat tersebut.

“Sekarang aku akan menunjukkan padamu apa yang kami lakukan 

di sini,” ucap orang kudus itu. “Ceritakanlah ini kepada manusia di  

bumi.”

Kemudian dia membawa kirbat itu ke meja, membuka salah satu 

buku lalu berkata: “Sekarang, lihat.”

Halaman-halaman buku itu kosong dan tidak bertuliskan apaapa.
Dia berkata: “Ini adalah airmata dari orang-orang kudus di

bumi yang melayani Allah ketika mereka menangis. Sekarang lihat 

apa yang terjadi.”

Dia menjatuhkan satu tetes airmata itu dari kirbat ke atas halaman 

kosong itu. Begitu tetes airmata tersebut menyentuh lembaran 

kertas kosong itu, timbullah tulisan. Kata-kata indah dengan ukiran 

tulisan tangan yang indah bermunculan di halaman itu sampai 

penuh  halaman itu berisi tulisan. Dia melakukan ini halaman demi 

halaman sampai selesai.

Dia kemudian menutup buku tersebut dan berbicara. Sepertinya 

dia sedang berbicara kepada seluruh umat manusia di bumi dan 

juga kepada saya. “Doa yang paling sempurna adalah doa yang 

bermandikan airmata yang datang dari hati dan jiwa laki-laki dan  

perempuan di bumi.”

Kemudian malaikat dengan sayap pelangi itu berkata kepada 

saya: “Mari dan saksikan kemuliaan Allah.”

ALLAH MEMBUKA KITAB ITU

Tanpa disadari kami sudah berpindah ke sebuah pelataran 

luas berisi ribuan orang dan makhluk-makhluk sorgawi. Betapa 

indahnya pemandangan itu.

Dalam sekejap semua orang di situ perlahan-lahan lenyap dari 

pandanganku lalu kemuliaan Allah yang sangat dahsyat memenuhi 

tempat itu. Puji-pujian kepada Allah terdengar begitu kencang 

membahana bagai gemuruh guntur membelah langit. Lalu malaikat 

penunjuk jalan  membawa saya ke depan takhta Allah.

Saya melihat awan lebat, kabut dan juga suatu bentuk
Sang Maha Ada di dalam kabut itu. Saya tidak dapat memandang wajah Allah,

tapi saya melihat kemuliaan Allah dan sebentuk pelangi melingkupi 

takhta Allah. 

Kemudian saya mendengar suara Allah yang bunyinya sama 

seperti apa yang telah ditulis oleh Yohanes: “Aku mendengar suara 

dari sorga bagai bunyi air bah dan bagai bunyi guntur.” (Wahyu 14:

2).

Di tempat mahadahsyat ini saya melihat banyak kuda dengan 

penunggangnya berdiri di samping takhta itu. Tiba-tiba saya 

melihat ada sebuah kitab di atas altar di depan takhta Allah. Saya 

melihat para malaikat menyembah di hadapanNya. 

Sambil berdiri termangu-mangu dan menyaksikan semua ini, saya 

melihat sesuatu yang tampaknya seperti tangan manusia muncul 

dari tengah awan itu lalu membuka kitab tersebut. Saya tahu itu 

tangan Allah yang sedang membuka kitab tersebut.

Terkejut ketika saya melihat sesuatu yang seperti asap naik dari 

kitab itu. Lalu, sekonyong-konyong menyebarlah aroma parfum 

yang sangat luar biasa yang tak pernah saya cium keharumannya. 

Malaikat itu katakan bahwa kitab tersebut berisi doa orang-orang 

kudus dan bahwa Allah telah mengirim malaikatNya ke bumi untuk 

menjawab doa yang keluar dari hati yang menjerit kepadaNya. 

Tampak sejumlah besar orang kudus memuji dan memuliakan 

Allah. Ketika Allah membuka kitab tersebut, halaman-halaman 

kitab tampak muncul bergantian kemudian terbang pergi ke dalam 

tangan malaikat-malaikat penunggang kuda.

Saya masih dapat mendengar suara Allah, bagai bunyi gemuruh 

yang dahsyat, berkata, “Pergilah dan jawablah doa perempuan itu. 

Pergilah dan jawablah doa laki-laki itu.” 

“Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, airmataku 

Kautaruh ke dalam kirbatMu. Bukankah semuanya telah 

Kaudaftarkan? Maka musuhku akan mundur pada waktu aku 

berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku. Kepada Allah, 

firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji, kepada 

Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan 

manusia terhadap aku?” (Mazmur 56: 8-11) 

Firman Allah yang hidup menerangkan kepada kita tentang apa 

yang Ia perbuat terhadap airmata kita. Betapa indahnya bila kita 

mengerti kemuliaan dan keajaiban Allah kita. Betapa hebatnya 

bahwa kita menjadi penerima kasih sayangNya! Dia begitu peduli,  

bahkan terhadap airmata kita.

Kitab Suci banyak berbicara tentang aiarmata kita, tentang 

kesedihan kita, dan tentang penghiburan dari Allah buat kita.

“Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah 

firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar 

doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan 

menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi 

ke  rumah TUHAN.” (II Raja-Raja 20:5)

“Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi 

tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku. 

Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku. 

Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, 

sebab TUHAN telah mendengar tangisku; TUHAN telah mendengar 

permohonanku, TUHAN menerima doaku.” (Mazmur 6:6-9)

“Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku 

dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.” (Mazmur 

116:8)

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan 

menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan 

menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai 

sambil membawa  berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:5-6)

“Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH 

akan menghapuskan airmata dari pada segala muka;
dan aib umatNya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi,
sebab TUHAN telah

mengatakannya.” (Yesaya 25:8)

“Beginilah firman TUHAN: Cegahlah suaramu dari menangis, dan 

matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu 

ada  ganjaran, demikianlah firman TUHAN; mereka akan kembali 

dari negeri musuh.” (Yeremia 31:16)

“Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan 

menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air  

kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata 

mereka.” (Wahyu 7:17)

“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan 

maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau 

ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah 

berlalu.” (Wahyu 21:4)

“… dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang 

dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi 

meliputi  mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, 

kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.” (Yesaya 35:10)

Segala puji bagi Allah, sebab sorga itu benar-benar ada! Kita 

benar-benar akan ke sana. Dan kita tidak akan menjadi uap 

atau asap yang beterbangan ketika kita tiba di sorga, sebab kita 

mengenakan tubuh mulia. 

Salah satu keajaiban di sorga adalah bahwa segala airmata dan 

dukacita kita akan diganti dengan kebahagiaan kekal, seperti yang 

telah dijanjikan dalam Kita Suci. Dan bahkan masih ada lebih 

banyak lagi kesenangan yang akan kita alami di sana.

Sorga itu benar-benar nyata. Sorga adalah tempat pasti yang 

menjadi tujuan kita. Itu bukan suatu mimpi atau ilusi. Allah telah 

menyatakan kepada kita semua tentang banyak fakta sorgawi 

melalui Kitab Suci.

LANGIT YANG PERTAMA

Pertama, ada langit atmosfir. Ini adalah kawasan yang melingkupi 

planet bumi. Inilah kawasan tempat unggas beterbangan dan angin 

berhembus. Inilah kawasan tempat terjadi hujan, badai, kabut, uap, 

dan awan. 

Inilah bentangan langit yang dimaksudkan oleh malaikat dalam 

Kisah Para Rasul 1:11 ketika ia bertanya mengapa murid-murid 

Yesus memandang ke langit. Yesus, ketika berbicara kepada  

BapaNya, memandang ke langit (Yohanes 17:1).

LANGIT YANG KEDUA

Kemudian, ada pula langit yang disebut kawasan luar angkasa. 

Ini adalah kawasan tempat bulan, matahari, dan bintang-bintang. 

Kawasan langit ini disebutkan dalam Alkitab berulang kali, 

misalnya: “… maka Aku akan memberkati engkau
berlimpahlimpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang

di langit dan seperti  pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan 

menduduki kota-kota musuhnya.” (Kejadian 22:17)

“… dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke 

langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan 

bintang, segenap  tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud 

menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru 

diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh 

kolong langit sebagai bagian mereka.” (Ulangan 4:19)

“Dapatkah engkau memberkas ikatan bintang Kartika, 

dan membuka belenggu bintang Belantik? Dapatkah engkau 

menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang 

Biduk dengan pengiring-pengiringnya? Apakah engkau mengetahui 

hukum-hukum bagi langit  atau menetapkan pemerintahannya di 

atas bumi?” (Ayub 38:31-33)

“Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak 

akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap 

pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya.” 

(Yesaya 13:10)

“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi 

gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan 

berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.” 

(Matius 24:29)

LANGIT YANG KETIGA

Tempat yang menjadi tujuan semua orang yang dibenarkan oleh 

Tuhan Yesus itu jauh di seberang langit yang berbintang. 

Inilah tempat yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus ketika ia 

berkata: “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun 

yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar 

tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu
tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (II Korintus 12:2).

Istilah “sorga” yang saya gunakan dalam buku ini adalah kawasan 

yang sering digambarkan sebagai tempat takhta Allah.

“Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan 

tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang 

sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat 

Allah guna kepentingan kita.” (Ibrani 9:24)

Sorga adalah tempat dimana Allah berdiam. Waktu Yesus 

mengajar kita untuk berdoa, Dia menyuruh kita berdoa kepada 

“Bapa … di dalam sorga.” (Matius 6:9).

Dalam I Raja-Raja 8:30, sorga disebut sebagai tempat tinggal 

abadi bagi Allah. Dalam Mazmur 11:4 tempat itu dinamakan Bait 

Kudus Allah dan tempat dimana ada takhta Allah.

Di sana di Bait Kudus Allah, kemuliaanNya dinyatakan secara 

lengkap. Tempat itu adalah tempat sakral penuh cahaya kemuliaan 

dan kesenangan. Kita tidak dapat mengetahui letak tempat itu 

secara tepat. Tapi Alkitab selalu menggunakan kata “di atas” untuk  

menunjukkan arah tempat tersebut.

Kita tahu bahwa Allah Yang Mahakuasa itu berada di sana. 

Di tempat itu, Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah pusat 

perhatian semua orang kudus, malaikat dan semua makhluk yang 

menyembah.

Di sana ada suatu persekutuan yang begitu indah. Ada malaikat, 

sebab Yesus berkata di sorga “ada malaikat yang selalu memandang 

wajah Bapaku” (Matius 18:10).

Ada orang-orang kudus, sebab Yesus berjanji, “dimana Aku 

berada, kamu pun berada (Yohanes 14:3). 

Kita pelajari dari I Petrus 1:4  bahwa suatu harta berharga telah 

disediakan bagi kita di sorga yaitu harta yang tidak akan dimakan 

ngengat dan karat dan yang tidak akan pernah lenyap.

Umat pilihan Tuhan, saya bersukacita dapat menceritakan tentang 

kunjungan saya yang begitu indah itu ke sorga. Saya merinding 

ketika berbicara tentang apa yang saya lihat dan orang-orang yang 

saya tatap wajahnya di sana.

PUJI-PUJIAN DI SORGA

Setelah malaikat penunjuk jalan itu menunjukkan tempat 

airmata di sorga, dia kembali mengulangi ungkapan yang sering 

diucapkannya selama kunjungan saya di sorga: “Mari dan lihat 

kemuliaan Allahmu.”

Gemerlapnya cahaya abadi yang sangat indah di sorga
menyelubungi diri saya. Kemuliaan Allah yang merebak dan memancar

dari berbagai arah memenuhi saya dan saya tertegun menyaksikan 

semua itu. Keindahan dan semarak tempat itu tidak mungkin 

bisa digambarkan secara tepat oleh akal pikiran manusia sebelum 

seseorang menyaksikannya sendiri. Seketika itu juga saya teringat  

sebuah sajak yang pernah saya dengar di bumi:

Terang di sorga adalah wajah Yesus.

Sukacita di sorga adalah kehadiran Yesus.

Harmoni di sorga adalah pujian kepada Yesus.

Tema di sorga adalah karya Yesus.

Pekerjaan di sorga adalah melayani Yesus.

Kepenuhan di sorga adalah Yesus itu sendiri.

Sewaktu berjalan bersama malaikat itu, saya bisa merasakan 

sukacita, damai dan kebahagiaan di semua tempat. Lalu pikiranku 

melayang kembali mengingat keluargaku di bumi. Malaikat itu tahu 

apa yang sedang saya pikirkan. Dia berkata: “Ada tugas yang mesti 

kamu kerjakan bagi Allah. Kamu ditugaskan untuk menyampaikan 

kepada manusia di bumi tentang apa yang kamu lihat di sini. Allah 

sedang menunjukkan padamu beberapa bagian sorga, tetapi bukan 

semua bagian sorga. Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”

Ketika kami tiba di suatu tempat, saya mendengar sangat 

banyak orang sedang memuji Allah. Alunan musik yang megah 

bersama nyanyian para penyembah itu menggetarkan jiwa saya. 

Hormat dan kemuliaan bagi Allah memantul melintasi bentangan 

sorga sementara para malaikat serafim dan orang-orang kudus 

menyanyikan kidung pujian dengan penuh semangat.

MENGHAMPIRI TAKHTA ALLAH

Jiwaku sungguh bersukacita dan tenggelam di dalam kebahagiaan. 

Tapi aku tetap sadar bahwa kami sedang mendekati Takhta Allah. 

Malaikat penunjuk jalan itu berhenti jauh, sangat jauh dari takhta 

Allah. Saya masih dapat menatap suatu panorama sangat indah 

yakni berbagai kejadian yang sedang terjadi disitu. 

Saya melihat pemandangan yang sama persis dengan apa yang 

telah dilihat oleh Rasul Yohanes seperti yang tertulis di dalam 

Wahyu 5:11: “Maka aku melihat dan mendengar suara banyak 

malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; 

jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa.”

Wahai penduduk bumi, betapa aku rindu jika semua orang 

mengerti tentang apa yang disediakan Allah bagi semua orang yang  

mengasihi Dia.

Sementara saya memandangi panorama indah itu dengan penuh 

kebahagiaan, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Saya mendengar 

gemuruh puji-pujian kepada Allah yang dinyanyikan oleh sejumlah 

besar orang. Kemudian, yang paling menakjubkan bagi saya, 

malaikat itu mengijinkan saya untuk menyaksikan sendiri apa yang 

sudah sekian lama saya dambakan: Takhta Allah.

TAKHTA KEMULIAAN ALLAH

Takhta Allah itu tinggi dan berada di atas sana (Yesaya 6:1). Persis 

di bawah takhta itu mengalir Sungai Kehidupan. Sungguh jernih, 

sungguh sangat indah dan murni sungai itu. Kemuliaan Allah 

menutupi seluruh takhta itu. Ada halilintar sambar-menyambar, 

ada guntur bergemuruh dan ada suara di sekeliling takhta itu. 

Yohanes, ketika berbicara tentang sorga, berkata: “Dan dari takhta 

itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor 

menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.” 

(Wahyu 4:5)

Saya melihat semacam pelangi melingkar di atas takhta itu. 

Pelangi itu bentuknya seperti  permata. 

“Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata 

yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta 

itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.” (Wahyu 4:3). 

Pelangi itu cemerlang lagi mulia, bercampur cahaya benderang 

dan memantulkan warna-warni gemerlapan. Ini pemandangan 

yang belum pernah saya lihat di atas bumi. Warna-warni pelangi 

itu menandakan kemuliaan dan kuasa. Keagungan Allah memancar 

keluar dari takhta itu bagai berkas-berkas cahaya yang mahaindah. 

Dari situ sinar-sinar kemuliaan Allah menyebar keluar lalu 

menerangi dan dipantulkan di seluruh bagian sorga.

Saya tidak tahu persis berapa lama saya berada di tempat yang 

satu ini. Tapi saya diliputi rasa kagum yang amat sangat. Saya 

lalu membayangkan begitu banyak orang yang sudah sampai 

ke sorga dan begitu banyak lagi yang akan sampai ke sana. Saya 

merenung tentang kekudusan Allah, kemurnian kebesaranNya, 

dan kesempurnaan sabdaNya. Tiba-tiba saya memekik: Oh Tuhan, 

betapa  indahnya aku memandang kemuliaan, kebesaran dan 

kekuasaanMu.

Seperti biasanya, malaikat penunjuk jalan itu berseru lagi: “Mari 

ikuti aku. Masih ada banyak hal lain yang belum dan akan aku  

tunjukkan kepadamu.”

PUSAT DOKUMENTASI DI SORGA

Saya terpesona melihat sebuah ruangan di sorga yang menyimpan 

catatan sangat rinci mengenai semua kejadian di bumi. Malaikat 

itu berkata, Allah menugaskan malaikat-malaikat untuk mencatat 

semua kejadian di dalam setiap kebaktian di gereja serta kebaktian 

rumah tangga dimana namaNya ditinggikan. Allah juga mempunyai 

catatan lengkap tentang kehidupan mereka yang keluar dari 

kehendakNya. 

Malaikat itu menunjukkan kepada saya tentang bagaimana 

caranya para malaikat membuat catatan tentang uang yang 

dikumpulkan di dalam kebaktian serta sikap hati setiap orang yang 

memberi derma. Dia bercerita tentang mereka yang memiliki uang 

tetapi tidak mau memberi bagi pekerjaan Tuhan. Saya lalu teringat 

ketika Yesus begitu teliti memperhatikan persembahan di dalam 

Bait Allah:

“Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan 

memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke 

dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 

“Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan 

dua peser, yaitu satu duit. 

“Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada 

mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini 

memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan 

uang ke dalam peti persembahan. 

“Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda 

ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu 

seluruh nafkahnya.” (Markus 12:41-44)

Sementara semua itu ditunjukkan kepada saya, malaikat itu 

mengingatkan saya untuk tidak lupa mencatat kejadian di bagian 

ini. Dia berkata ada banyak hal yang akan menjadi misteri bagi saya 

karena saya hanya melihatnya secara samar-samar (I Korintus 13:

12). Tapi dia menekankan bahwa saya harus menceritakan semua 

yang dilihat kepada manusia di atas bumi.

Ketika kami sampai di bagian lain dari sorga, saya melihat 

sebuah koridor yang sangat panjang. Tembok-temboknya sangat 

tinggi dan tampaknya dibuat dari platina. Dari dalam sana keluar 

gemuruh puji-pujian kepada Allah. Pujian itu tak henti-hentinya 

dinyanyikan. Sekali lagi saya tertegun melihat keindahan tempat 

itu yang tembok-temboknya memancarkan sinar-sinar kemuliaan 

Allah. 

“Apa ini,” saya bertanya keheranan, karena tembok-tembok itu 

tak berujung sehingga saya tak sanggup melihat dimana ujungnya.

GUDANG BERKAT ALLAH

Malaikat itu berkata, “Pandanglah bagian atas tembok ini.” Di 

bagian atas sana tertulis kata  Storehouse (rumah penyimpanan). 

Saya bertanya, “ini ruangan apa?” Malaikat itu menjawab bahwa 

ruangan-ruangan itu berisi berkat-berkat yang disediakan Allah 

bagi  umatNya.

Sorga adalah kemurnian yang sempurna, itu sebabnya Allah ingin 

memurnikan orang-orang kudusNya di bumi agar mereka dapat 

menikmati suasana di sorga. Sorga adalah kepenuhan kesenangan, 

itu sebabnya Allah berkehendak untuk memberikan kesenangan 

bagi umatNya di bumi. Sorga adalah kemerdekaan abadi, makanya 

Allah menginginkan agar umatNya mengalami kelepasan bahkan 

ketika masih di bumi. Sorga adalah keutuhan sempurna, dan karena 

itu Allah mau menyembuhkan umatNya di bumi. Sorga adalah 

keamanan sempurna, dan Allah ingin umatNya merasa aman 

tenteram di bumi. Sorga adalah keberhasilan dan penggenapan. 

Makanya Allah ingin melihat umatNya dipenuhkan di bumi.

Ketika Yesus menyuruh kita berdoa “Jadilah kehendakMu di bumi 

seperti di dalam sorga,” (Matius 6:10), Dia sebetulnya menyatakan 

bahwa Allah ingin kita merasakan walau sedikit suasana sorga itu 

terjadi di bumi.

Umat Allah, di sana ada gudang-gudang penuh berkat yang Allah 

sediakan untukmu. Gudang-gudang itu menunggu di sorga dan 

Anda harus mengklaim untuk menerima berkat-berkat itu di sini, 

di bumi, sekarang. Allah ingin menyelamatkanmu, memberimu 

kelepasan  dan kesembuhan. 

Dia ingin Anda mengetahui tentang “damai sejahtera Allah yang 

melampaui segala akal,” (Filipi 4:7). Dia ingin Anda  mengalami 

30Wahyu Allah tentang Sorga Wahyu Allah tentang Sorga

kebahagiaan abadi penuh kemuliaan sampai selama-lamanya (I 

Petrus 1:8).

YESUS KRISTUS SANG PENYEMBUH

“Saksikanlah kemuliaan Allahmu,” seru malaikat penunjuk jalan 

itu lagi. Seketika dia lenyap dari pandanganku dan di sisiku berdiri 

Yesus. Saya memandang wajah Yesus. Ternyata perawakanNya 

lebih tinggi dari yang saya bayangkan sebelumnya. 

JubahNya yang berkilau-kilauan itu terurai begitu elegan dan 

mantap. SandalNya yang khas membungkus kakiNya yang kudus. 

Wajah dan rambutNya begitu anggun dan indah.

Sambil terpesona memandang wajahNya, saya bertanya, “Yesus, 

ruangan apa ini?”

Tuhan tak menjawab. Tapi Dia mengulurkan tanganNya ke arah 

tembok. Tiba-tiba tembok itu membuka diri. Di sekeliling tepi 

pintu itu saya melihat kemuliaan dan kuasa dan cahaya. Seperti 

obyek lainnya, yang ini pun bersaksi tentang kemuliaan Allah. Saya 

memekik: “Oh, Tuhan, apa lagi ini?”

Dia berkata, “AnakKu, ini semua untuk umatKu. Ini disediakan 

untuk orang-orang berdosa di bumi, kalau saja mereka percaya, Aku 

telah mati untuk membuat mereka sempurna.”

Sambil menatap ke dalam mataNya, saya diberi pengertian bahwa 

Dia menghendaki manusia percaya bahwa Dia, Yesus Kristus, 

telah mati supaya kita semua bisa menjadi sempurna. Dia berkata, 

“penyembuhan menanti semua orang di bumi. Akan datang harinya 

dimana akan terjadi badai mujizat dan penyembuhan di atas 

bumi.”

Yesus kembali melanjutkan: “AnakKu, sejauh matamu memandang,
ini semua adalah bagunan tempat perbekalan atau gudanggudang berkat.
Semua berkat di sini menunggu iman percaya

manusia di bumi. Yang perlu mereka lakukan hanyalah percaya 

bahwa Aku  adalah Tuhan Yesus Kristus dan bahwa Aku sanggup 

melakukan semua ini. Hanya itu yang perlu mereka lakukan lalu 

mereka akan  menerima semua berkatKu ini. 

“Nanti, ketika engkau kembali ke bumi,” Dia menegaskan, 

“ingatlah, bahwa bukan dirimu yang akan menyembuhkan, bukan 

apa yang engkau gunakan, tetapi Aku. Ucapkan saja sabdaKu dan 

berdoa dan Aku akan melakukan penyembuhan. Percayalah bahwa 

Aku sanggup melakukan itu.”

Sampai di situ saya memekik kegirangan: “Glori, haleluyah. 

Terima kasih Yesusku.”

Kemudian Dia menurunkan tanganNya lalu tembok besar itu 

menutup dirinya lagi seperti semula. Lalu malaikat dan saya 

bergerak dengan kecepatan sangat tinggi  dan tiba di suatu tempat 

lain. 

Di sini pun saya masih mendengar sorak pujian kepada Allah. 

Malaikat itu berkata, “Anak, aku telah diperintahkan Tuhan untuk 

menunjukkan kepadamu beberapa hal. Sampaikan ini semua 

kepada manusia di bumi.”

DAHULU, SEKARANG, DAN NANTI

Sampai pada tahap ini malaikat Tuhan mulai menyingkapkan 

kepada saya hal-hal yang sebelumnya selalu saya pertanyakan. Dia 

mulai  membuka tabir sebuah misteri.

Dia berkata: “Allah telah berbicara kepadaku dan aku akan 

menunjukkan kepadamu tentang masa lalu, masa kini dan masa 

yang akan datang. Hal-hal yang akan kutunjukkan kepadamu 

akan membuat engkau kagum. Aku akan menunjukkan kepadamu 

apa yang terjadi ketika seseorang dilahirkan kembali (lahir baru). 

Aku akan tunjukkan kepadamu bagaimana caranya dosa manusia 

dihapuskan oleh darah Anak Domba Allah di ruangan-ruangan 

pencatatan itu. Aku akan tunjukkan apa yang terjadi ketika 

seseorang yang sudah lahir baru kemudian meninggal dunia lalu 

jiwanya datang ke sorga. Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”

Dengan kecepatan sangat tinggi kami meninggalkan sorga dan 

kembali ke bumi.  Saya melihat bumi ini persis seperti dalam 

suatu penglihatan, lalu malaikat itu berkata, “Pandanglah dan 

pahamilah.”

Malaikat itu membawa penglihatan itu melewati saya. Saya lihat 

ada sebuah bangunan gereja kecil dan indah. Tapi saya tidak tahu 

tepatnya di bagian mana dari bumi ini gereja itu berada. Tapi itu 

benar-benar sebuah bangunan gereja, sepertinya di pedalaman. 

Dengan bantuan malaikat Allah, saya diperbolehkan mengintip ke 

dalam gedung itu. Di sana ada sekitar 30 orang duduk di bangku. 

Pendeta di mimbar sedang berkhotbah tentang perikop Yesaya 

55:6-7: “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah 

kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan 

jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah 

ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, 

dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan 

limpahnya.”

Sambil menatap pemandangan itu, muncullah seorang malaikat 

gagah perkasa dan berdiri di atas gereja itu. Malaikat penjagaku 

kemudian berkata: “Di setiap gedung gereja ditugaskan seorang 

malaikat besar. Malaikat besar ini mengepalai malaikat lainnya di 

gereja  itu.”

MALAIKAT-MALAIKAT DI GEREJA

Dua orang malaikat memegang kitab-kitab berdiri di pintu masuk 

gedung gereja. Saya melihat jemaat Tuhan masuk dan keluar gereja 

itu. Kemudian malaikat penjagaku memberikan isyarat dengan 

tangannya lalu tampak atap gedung gereja itu tergulung sehingga 

saya bisa melihat ke dalamnya.

Di sisi kiri dan kanan pendeta yang tengah berdiri di mimbar itu 

berdiri pula dua malaikat Tuhan. Di belakang dua malaikat itu ada 

dua malaikat lagi sedang berdiri. Jadi, mimbar itu dijaga empat 

malaikat Tuhan.

Di bagian belakang berdiri dua malaikat lagi yang menjaga jemaat 

yang tengah beribadah. Dua malaikat lagi berdiri agak jauh di 

luar, sementara di dekat altar berdiri dua malaikat lagi. Jadi ada 

cukup banyak malaikat Tuhan di gereja dan beberapa dari mereka 

memegang gulungan kitab beserta pulpen di tangannya. Lalu 

malaikat penjagaku berkata,” Sekarang akan aku tunjukkan apa 

yang akan terjadi.”

Pendeta mulai berbicara dan para kolektan mulai mengedarkan 

kantong persembahan. Ketika persembahan diberikan, para 

malaikat merekam sikap hati orang-orang yang memberikan 

persembahan. Mereka menulis isi pikiran dari setiap orang yang 

memberikan persembahan—apakah ada yang memberi untuk 

pekerjaan Tuhan sambil menggerutu, atau apakah ada yang 

memberi dengan bersukacita karena meyakini bahwa hal itu bagian 

dari ibadahnya. Semua itu dicatat oleh para malaikat di dalam 

kitab-kitab mereka. 

Kemudian dua malaikat besar yang berdiri di depan mimbar 

menganggukkan kepala kepada malaikat lainnya. Tapi walau semua 

kejadian ini tak dapat dilihat oleh jemaat yang tengah beribadah di 

situ, saya dapat menyaksikan semuanya secara jelas. 

Malaikat penjagaku kemudian berkata: “Aku akan menunjukkan 

kepadamu sesuatu yang lain lagi. Perhatikanlah dengan seksama 

maka engkau akan diberkati.”

Tiba-tiba saya merasakan diri saya telah dipindahkan berada di 

belakang pendeta itu. Ketika pendeta itu berbicara tentang
ayat keenam, “Carilah TUHAN sementara Ia berkenan ditemui.
Berserulah  kepadaNya selagi Ia dekat,” saya tiba-tiba melihat
sekelompok  makhluk sorgawi (serafim) di dalam gereja itu.
Sepanjang kebaktian  itu para malaikat itu bersorak-sorak.

Pendeta itu diurapi sementara dia menyampaikan firman. Satu 

dari malaikat itu mencurahkan sesuatu yang bentuknya seperti api 

ke atas kepala pendeta itu. Kemuliaan Allah tampak mengalir keluar 

dari mulut pengkhotbah itu.

Di bagian belakang gereja itu pintu terbuka dan seorang yang 

sangat mabuk berjalan sempoyongan masuk. Rupanya dia datang 

dari pulau kecil di seberang sana. Dia berkata: “Akulah salah satu 

dari yang sedang kalian bicarakan, pak pendeta. Aku membutuhkan  

Tuhan. Aku perlu diselamatkan, sebab aku ini pemabuk.” 

Dia berlutut di depan altar dan mulai menangis kepada Allah. 

Dua orang diaken maju ke mimbar dan melayani orang ini. Sambil 

menumpangkan tangan ke atasnya, mereka bertanya: “Apakah 

saudara bersungguh hati dengan Tuhan? Apakah saudara sungguh 

mau diselamatkan?”

“Ya, saya mau diselamatkan,” jawab orang itu. “Saya pemabuk. 

Saya rindu dilepaskan dari adiksi ini.”

KETIKA SATU JIWA DISELAMATKAN

Tiba-tiba muncul dua malaikat lagi. Mereka membawa gulungan 

kitab di tangan dan mulai mencatat kata-kata si pemabuk 

itu. Kemudian diaken mulai membimbing dia dalam prosesi 

pertobatan.

Saya melihat si pemabuk itu penuh dengan dosa. Tapi ketika 

diaken mulai berdoa untuknya, satu dari malaikat itu mulai 

menyentuh hati orang ini, lalu asap hitam tebal bagai kabut berisi 

hujan lebat meluap keluar dari dada orang itu.

Saya langsung teringat firman Allah tentang dosa yang meluap 

keluar dari hati:

“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan
halhal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Matius 12:35)

“Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah 

yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran 

jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah 

palsu dan hujat.” (Matius 15: 18-19)

Orang ini mulai berdoa kepada Allah dengan tangan yang 

terangkat. Saya melihat tubuhnya dililit pita-pita hitam yang lebar. 

Dia dibelenggu segala macam dosa, tapi yang paling besar adalah 

pita dosa adiksi alkohol dan mabuk-mabukan.

Seorang diaken berkata kepadanya: “Saudara harus mengaku 

semua dosa ini kepada Allah agar Dia memberimu pengampunan, 

agar saudara dapat dibasuh oleh darah Anak Domba.”

Ketika dia mulai mengakui semua dosanya, seorang malaikat 

menyentuh dia. Saya melihat api keluar dari tangan malaikat itu. 

Semua  tali pengikat itu terbakar dan terlepas dari diri orang itu.

Ini memberi dia kelegaan yang luar biasa. Dia mulai mengangkat 

tangan dan memuji Tuhan. Dia berdiri dan saya melihat kemuliaan 

Allah turun ke atasnya. Saya tahu Tuhan telah menghibur dia 

karena dia mulai bersorak memuji Tuhan.

Kemudian dua malaikat besar itu saling pandang lalu
menganggukkan kepala. Mereka menghampiri kami
dan berkata, “Mari  dan  saksikanlah kemuliaan Allah.”

KEMBALI KE RUANG DOKUMENTASI

Dalam kecepatan sangat tinggi, kami terbang balik ke sorga 

bersama dua malaikat besar itu. Setelah masuk melalui gerbang, 

kami berjalan menuruni sebuah jalanan indah yang beralaskan 

emas. Dalam sekejap kami tiba di sebuah ruangan yang sangat 

indah.

“Mari dan saksikan apa yang kami kerjakan di sini,” ujar 

malaikat pendampingku. Koridor panjang tempat kami berada itu 

tersambung ke ruangan-ruangan lain yang sama seperti ruangan 

yang telah kami masuki. 

Malaikat itu berkata: “Ada banyak ruangan seperti ini di sorga. 

Ini dinamakan ruangan tempat menyimpan catatan. Engkau akan 

melihat apa yang terjadi di dalam ruangan-ruangan ini.”

Malaikat itu berkata lagi: “Kita akan masuk ke ruangan dimana 

disimpan nama dari orang yang baru saja bertobat itu.” Di dalam 

ruangan itu saya melihat para malaikat datang dari bumi dan 

menyerahkan laporan yang ditulis di gulungan kitab kepada 

seorang malaikat lain.

Ada beberapa tangga yang disandarkan di tembok di dalam 

ruangan yang berbentuk persegi empat. Ada rak-rak menempel di 

tembok-tembok ruangan itu, dan di sana ada banyak kitab, sama 

seperti perpustakaan di bumi.

Malaikat-malaikat lain berbaris di depan meja besar sambil 

memuji-muji Allah. Ukuran meja itu kira-kira 8 kaki kali 4 kaki. 

Di tengahnya ada papan emas berbentuk persegi empat dan meja 

itu seluruhnya terbuat dari emas murni. Sangat indah meja itu 

karena ada ukiran berbentuk buah-buahan dan dedaunan di 

permukaannya.

Ini meja paling indah yang pernah saya lihat. Belum pernah saya 

lihat meja seperti itu atau gambarnya sekalipun di bumi. Saya 

diliputi kekuasaan dan kemuliaan Allah yang memenuhi ruangan 

itu.

Malaikat-malaikat sedang turun-naik di tangga itu. Mereka sibuk 

menarik buku-buku dari rak-rak itu kemudian mengembalikan ke 

tempatnya semula. Beberapa malaikat lain sedang berdiri di dekat 

situ sambil membawa laporan-laporan dari berbagai belahan bumi.

Saya perhatikan buku-buku di tembok itu dan ternyata ada 

yang berbeda-beda warnanya. Kemudian, saya melihat dua dari  

malaikat-malaikat yang tadi berada di gereja itu berdiri di satu 

baris sambil memegang sebuah buku yang telah diambil dari rak 

itu. Buku itu berisi catatan kehidupan dari si pemabuk yang sudah 

bertobat itu.

Malaikat penjagaku berkata: “Apakah kamu melihat dua malaikat 

yang tadi berada di gereja itu?”

“Ya,” jawab saya.

“Kamu melihat buku yang mereka bawa?” 

“Ya,” jawab saya.

“Itulah buku yang mencatat seluruh kehidupan orang yang baru 

bertobat itu. Mereka mengambilnya dari rak itu. Sekarang mereka  

mesti pergi ke kepala malaikat di sini.”

Malaikat penjagaku menjelaskan bahwa di setiap ruangan
pencatatan ada seorang melaikat yang menjadi kepala. Segala sesuatu

yang  terjadi di sini mesti melalui malaikat kepala itu. Ini semua 

berjalan begitu rapi untuk memuliakan Allah. Saya terpesona 

menyaksikan semua kejadian itu. Malaikat kepala mengenakan 

jubah yang berkilauan. Saya tak sanggup menggambarkan
keagungannya. Rambutnya seperti emas yang berkilauan, jubahnya

putih dan bertabur emas. Malaikat luar biasa ini memiliki rentang 

sayap berukuran 12 kaki. Dia malaikat paling indah yang pernah 

saya lihat. Dan dia penjaga utama di ruangan itu.

Dia menatap saya dan memberi isyarat agar saya pergi berdiri di 

sisinya. Kuasa Allah memindahkan saya dan dalam sekejap saya 

sudah berdiri di sisi kanan malaikat indah itu. Dia berkata: “Engkau 

diijinkan berada di sini supaya kami dapat menunjukkan kepadamu 

apa yang terjadi ketika seseorang dilahirkan kembali di bumi. 

Engkau harus menceriterakan ini kepada orang-orang di bumi.”

Kejadian yang ajaib ini menggetarkan saya dan tak dapat 

dilukiskan secara tepat dengan kata-kata.

MEKANISME PENYIMPANAN ARSIP

Sambil menatap ke depan, gemuruh pujian kepada Allah naik dari 

berbagai penjuru. Saya mendengar lonceng berdentang, walau tak 

tahu dimana lonceng itu berada. Penuh kegembiraan, gelak tawa 

dan sukacita, para malaikat yang berbahagia itu berdiri memegang 

kitab-kitab sambil menunggu giliran untuk melapor kepada
malaikat kepala pencatat. Saya mulai memuliakan Allah lagi untuk

semua kejadian ajaib yang saya saksikan di situ.

“Apakah kamu melihat dua malaikat di depan meja itu?” tanya 

malaikat penjaga saya. “Ya,” jawabku. “Mereka hadir di sana ketika 

orang itu dilahirkan kembali.”

Malaikat itu menarik secarik kertas pesan dari gulungan kitabnya, 

persis seperti  marker penanda bacaan. Saya tak dapat melihat 

apa yang tertulis di secarik kertas itu maupun gulungan kitab 

itu. Kemudian, sambil menyodorkannya kepada saya, malaikat 

berkata: “Lihatlah apa yang tertulis di sini.” Catatan itu rapi ditulis 

dan tampak sangat bagus. Saya lihat di situ tertulis nama negara, 

nama negara bagian, nama provinsi, nama  kota, dan nama gereja. 

Malaikat itu menunjukkan kepada saya nama pendeta di gereja itu 

dan jumlah jemaat di dalam gereja. Dia menunjukkan pula susunan 

organisasi gereja. Semua data itu lengkap tercatat di situ. Dia 

tunjukkan juga nama orang-orang yang menghadiri kebaktian dan 

rincian  dari persembahan (kolekte) yang mereka kumpulkan.

Nama orang yang lahir baru tadi juga ada di situ. Begitu pula 

pesan-pesan Injil Tuhan Yesus yang diberitakan sampai jiwa ini 

bertobat tercacat lengkap. Lebih rinci lagi, jam, menit dan detik 

ketika orang itu bertobat dan lahir baru dicatat secara lengkap di 

dokumen itu. Saya langsung memekik: “Terpujilah Allahku.”

Ketika membaca sampai pada bagian dimana orang itu mengaku 

dosa dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,  

malaikat penjagaku berkata kepada dua malaikat itu: “Apakah 

benar kamu berdua adalah saksi bahwa orang ini telah lahir baru 

pada jam yang disebutkan di sini?”

Mereka menjawab: “Ya, benar, kamilah saksinya. Kami berada 

di sana ketika dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan  

Juruselamat. Kami benar menyaksikan itu terjadi.” 

Langsung saja timbul gemuruh besar karena para malaikat 

bersorak-sorak dan memekik kegirangan memuji dan memuliakan 

Allah. Seluruh sorga dipenuhi sorak-sorai itu. Lalu, malaikat itu 

menulis sesuatu di dalam kitab itu kemudian menutupnya. Buku 

tersebut sangat tebal. Dia berkata kepada saya:  “Perhatikanlah di 

belakangmu.” Saya lihat di sana sejumlah besar orang,
yaitu jiwajiwa yang sudah ditebus berjubah putih bersih berbaris dalam

kemegahan.

DARAH YESUS

Para kudus itu sedang memuji Allah Yang Mahatinggi dengan 

lagu ini:

Oh, nothing but the blood of Jesus can wash my sins away.

Oh, nothing but the blood of Jesus can make me whole today.

Oh, nothing but the blood of Jesus can cleanse me today.

I’ve been redeemed by the blood of the Lamb.

[Oh, hanya darah Yesus yang dapat menghapus dosaku.

Oh, hanya darah Yesus yang dapat membuat aku utuh kini.

Oh, hanya darah Yesus yang dapat membersihkan aku kini.

Aku telah ditebus oleh darah Anak Domba].

Sambil memandang ke situ saya melihat kitab orang itu diserahkan 

kepada salah satu dari para kudus yang tengah bersorak kegirangan. 

Halaman demi halaman semua tulisan yang lama di kitab itu dicuci 

bersih. Mereka mengangkat halaman-halaman itu satu  demi satu. 

Dan saya lihat setiap halaman benar-benar sudah dicuci dalam 

darah Yesus. Tak ada satu pun dosa orang itu yang tertinggal di 

dalam kitabnya. Ini penggenapan nats Alkitab: “Aku, Akulah Dia 

yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, 

dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” (Yesaya 43:25)  

Saya berucap: “Oh Tuhanku, betapa indahnya bahwa sabdaMu 

tetaplah relevan. Sebab semua dosa orang itu sudah terhapus dalam  

darah Anak Domba.”

Sambil menatap kejadian itu, saya melihat buku tersebut 

diserahkan kepada seorang malaikat lain. Malaikat yang satu ini 

rambutnya panjang dan sangat indah rupanya. Buku itu diletakkan 

di atas baki yang dipegang malaikat tersebut. Para malaikat itu 

saling memberi hormat dalam acara serah-terima buku itu dan 

langsung saja sorak pujian membahana lagi memenuhi sorga.

Malaikat penjagaku berkata: “Mari dan saksikan kemuliaan 

Allahmu.” Saya mulai meluncur sangat cepat bersama dia melewati  

lorong-lorong di sorga.

KITAB KEHIDUPAN ANAK DOMBA

Saya berdiri lagi di depan takhta Allah. Umat yang disayang 

Tuhan…, di situ saya mendengar bunyi sangkakala, saya mendengar 

tiupan terompet bagai membelah ruangan. Awan kemuliaan, 

kemuliaan Shekinah, menerangi seluruh kawasan di sekitar takhta 

itu. Bunyi guntur bergemuruh dahsyat dan halilintar sambar-menyambar.
Dan saya mendengar suara sejumlah besar orang

kudus memuji Allah, katanya: “Glori bagi Allah, Halleluyah!”

Saya memandang panorama dahsyat ini dan melihat malaikat 

meletakkan kitab itu di atas altar Allah lalu membungkukkan 

badan sambil menyembah. Lalu, suara Allah membahana amat 

keras membelah udara. Tapi saya mengerti setiap kata yang Allah 

ucapkan.

Allah berkata: “Satu jiwa lagi telah ditebus oleh darah AnakKu. 

Satu orang lagi telah menerima keselamatan melalui darah 

AnakKu.”

Lonceng sorga bersahut-sahutan menyambut pengumuman itu. 

Semua penduduk sorga bertempik-sorak dan memekik kegirangan. 

Saya menundukkan badan lalu menyembah sambil memuji Allah.

Saya melihat Kitab Kehidupan Anak Domba (Wahyu 21:27) 

berada di atas altar Allah. Dan tampak di sana satu tangan terulur 

keluar dari awan kemuliaan itu lalu membuka kitab tersebut. Lalu 

di sana saya melihat nama orang yang bertobat itu ditulis di dalam 

Kitab Kehidupan  itu. Glori bagi Allah.

Para kudus di bumi, dengar…! Nama kita semua juga ditulis di 

sana, di Kitab Kehidupan Anak Domba Allah.

Sambil memandang panorama menakjubkan ini, malaikat Tuhan 

berkata: “Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.” 

Dalam kecepatan sangat tinggi saya dibawa keluar. Tapi ketika itu 

pun saya sempat mengingat nats dalam Yesaya 45:3-4:

“Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam 

dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa 

Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan 

namamu. Oleh karena hamba-Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku, 

maka Aku memanggil engkau dengan namamu, menggelari engkau, 

sekalipun engkau tidak mengenal Aku.”

SUNGAI KEHIDUPAN

Kemudian, sambil memandangi panorama itu, Tuhan membawa 

semua orang kudusNya melintasi Sungai Kehidupan. Sungai itu 

mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba (Wahyu 22:

1). Ketika para kudusNya melewati sungai itu, mereka menyanyi: 

“Glori  bagi Allah kita.”

Kemudian saya melihat sejumlah besar orang kudus yang tak 

terhitung banyaknya, mengenakan jubah putih yang sangat bersih, 

sangat indah yang belum pernah dilihat oleh mata manusia. Persis 

seperti yang Yohanes beritakan dalam Wahyu 7:13-14:

“Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: ‘Siapakah 

mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka 

datang?’ Maka kataku kepadanya: ‘Tuanku, tuan mengetahuinya.’ 

Lalu ia berkata kepadaku: ‘Mereka ini adalah orang-orang yang 

keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah 

mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.’”

KEMBALI KE TAKHTA ALLAH

Sekali lagi saya dibolehkan masuk dan berdiri di depan takhta 

Allah. Saya sangat terkagum-kagum memandang kemuliaanNya. 

Bunyi terompet kudus terus menggelegar membuat saya berdiri 

terpukau diliputi kedahsyatan kuasaNya. Tak ada bahasa yang 

dapat saya pakai untuk menggambarkan secara tepat kekaguman 

saya menyaksikan kedahsyatan itu.

Ada 12 malaikat berdiri melayani di depan takhta Allah. Mereka 

mengenakan pakaian gemerlapan yang tak bisa saya ungkapkan 

dengan bahasa manusia. Yang bisa saya katakan ialah bahwa pada 

bagian dadanya terdapat permata yang menyatu dengan pakaian itu. 

Di atas kepala mereka terdapat semacam bahan sorgawi
berwarna-warni sementara tepian jubah panjang yang mereka pakai
adalah emas.

Gema terompet itu memanggil para kudus untuk tampil satu 

per satu dan berdiri di depan takhta Allah. Ada sejumlah orang 

kudus, malaikat dan makhluk sorgawi lainnya yang tak terhitung 

banyaknya berkerumun di situ. Semuanya sedang memuji-muni 

dan memuliakan Allah.

ORANG-ORANG YANG SUDAH DITEBUS

Orang-orang kudus yang ditebus dari segala zaman sungguh 

tampak indah dan mulia. Mereka adalah manusia sebenarnya dan 

bukan awan yang mengapung di udara. Sejauh mata memandang, 

saya tetap melihat malaikat yang sedang bersorak memuji Allah 

tanpa  hentinya. Dan sambil berdiri di sana, di depan takhta Allah, 

saya mendengar suatu suara besar berkata:

“Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan 

diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi
umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” (Wahyu 21:3)

Kemudian saya saksikan awan kemuliaan yang diselimuti 

halilintar yang sambar-menyambar dan diiringi bunyi guruh yang 

dahsyat dan juga suara-suara. Lalu, saya melihat tangan Allah 

terulur keluar dari awan kemuliaan itu lalu menyapu airmata dari 

para kudusNya.  Firman Allah berkata, Allah akan menyapu airmata 

dari mata mereka.

Saya mendengar suara yang berkata:  “Ia akan menghapus segala 

air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan 

ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala 

sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4-5)

Kemudian, Dia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, 

Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya lagi: 

“Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”

Lalu, Allah berkata kepada para kudus yang berkumpul di situ: 

“Aku ketahui bahwa nama kamu semua tercatat di dalam Kitab 

Kehidupan Anak Domba. Karena itu, selamat datang di dalam 

sukacita Allahmu.”

Benar sungguh, firman Tuhan tergenapi. “Maka kata tuannya itu 

kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan 

setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan 

kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah 

dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:21).

Dengan itu Tuhan menempatkan mahkota-mahkota kemuliaan di 

atas kepala para kudus yang diurapiNya. Saya tahu bahwa anugerah 

Allah akan terus mengalir bagi semua yang sudah ditebus. Saya 

tahu anugerah ini mengalir dengan tidak berkesudahan.

SIMFONI YANG INDAH

Saya percaya Yesus Kristus menyingkapkan sorga kepada saya 

agar memberikan saya keseimbangan. Dia tahu bahwa sebelumnya 

saya telah berhari-hari dibawaNya ke dalam alam maut yang begitu 

mengerikan sehingga Dia perlu mengimbanginya dengan cara  

membawa saya ke sorga.

Malaikat Tuhan berkata: “Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.” 

Perawakan malaikat itu tinggi dan parasnya sangat elok. Sayapnya 

yang berwarna seperti pelangi berbentuk segitiga. Dia katakan 

bahwa Allah telah memberinya instruksi untuk memperlihatkan 

sebagian dari sorga kepada saya.

Kami naik tinggi di angkasa dan masuk melalui gerbang utama 

sorga. Di sana saya melihat ada banyak pohon berbuah lebat dengan 

buah yang sangat indah. Saya juga melihat ada keluarga-keluarga 

mengenakan jubah yang anggun sedang berjalan naik-turun bukit 

sambil memuji Allah. Musik sangat indah memenuhi tempat itu. 

Musik dan nyanyian di sorga adalah ungkapan rasa kebahagiaan 

yang  amat sangat. Itulah bukti ada damai dan sukacita besar di 

sorga.

Saya sudah menyaksikan paduan-paduan suara dan
kelompok-kelompok musik yang bernyanyi di bumi.
Tapi, para kudus Allah,

tak satu pun di bumi ini yang dapat dibandingkan dengan keindahan 

dan keanggunan musik yang saya dengar di sorga.

Sorga itu setiap saat penuh dengan simfoni yang sangat indah. 

Bayangkan, kalau Anda bisa. Jutaa suara sempurna bernyanyi 

merdu diiringi alunan musik sempurna di sorga. Tak pernah 

terdengar walau hanya satu suara atau bunyi yang fals. Musik dan 

suara di sorga  adalah simponi yang sangat amat sempurna.

Ada alat-alat musik bertali, ada alat musik tiup seperti terompet 

dan banyak lagi yang lain yang mengiringi nyanyian di sorga. 

Perpaduan musik sempurna itu berbaur mengiringi suara para 

kudus bernyanyi dalam luapan sukacita yang tak terhingga. Semua 

suara dan bunyi musik di sana dibuat sempurna oleh kuasa Allah.

Sangat menyenangkan mendengar simponi sempurna itu yangt 

memuji-muji Allah tiada hentinya. Suara orang yang kalau di 

bumi  kedengaran fals atau tak cocok dengan irama band di bumi 

akan sempurna di sorga. Di sana kita semua akan bersukacita. 

Kumpulkan 10.000 orang dalam satu paduan suara di bumi 

dan dengarkan mereka bernyanyi. Ini tidak ada apa-apanya bila 

dibandingkan dengan paduan suara dan musik yang melantunkan 

simponi indah di kota abadi Allah. Gelombang demi gelombang 

nada dan irama pujian naik memenuhi panorama dan membahana 

melintasi semua jalan raya di sorga. Begitu indah dan menakjubkan 

sampai saya tak dapat  berpikir tentang lain hal ketika mendengar 

musik di sorga.

Kemudian, malaikat itu berkata lagi, “Mari dan saksikan 

kemuliaan Allahmu.”

Saya ingat kami berjalan melewati suatu tempat yang sangat 

subur dan hijau seperti yang tak pernah dibayangkan manusia. 

Ada kumpulan-kumpulan bunga di sejumlah bagian rumput itu. 

Kembang-kembang itu cantik-cantik dan menyerupai bunga rose di 

bumi. Setiap pohon kembang memiliki paling sedikit satu kuntum 

yang sedang mekar. Para kudus, kembang-kembang itu indahnya 

sama  dengan nyanyian di sorga.

KUDA MULIA DI SORGA

Sambil berjalan bersama malaikat itu, saya melihat
ada kuda-kuda putih yang elok. Saya teringat nats Alkitab
tentang kuda-kuda

dan bagaimana Yesus menunggangi sebuah kuda putih dalam 

memimpin balatentara sorga.

“Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda 

putih; dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang 

Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

“Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya 

terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama 

yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri. 

“Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan 

nama-Nya ialah: “Firman Allah.” 

“Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka 

menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih 

bersih.” (Wahyu 19:11-14)

Kuda-kuda ini tampak begitu agung, dan seperti patung-patung 

besar yang dipisahkan dari batu pijakannya, tetapi kuda-kuda itu 

kuda  sungguhan dan hidup pula. Telapak kakinya besar, warna 

kuda-kuda itu putih bersih dan sangat agung. Seorang perempuan 

yang memakai jubah indah  tersenyum sambil berbicara kepada 

kuda-kudat itu. Dia memberikan petunjuk agar kuda-kuda itu 

berlutut memuji Allah. Semua hewan suci itu serempak menekukkan 

lutut kanannya lalu memuji Allah dengan bahasa sorga.

Alangkah indahnya, pikirku. Saya teringat ketika membaca
ayat-ayat Alkitab tentang hal ini, bahwa semua makhluk di bumi dan di

sorga akan menyembah Allah.

“Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah 

keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali: 

dan semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku, dan akan 

bersumpah setia dalam segala bahasa...” (Yesaya  45:23)

“Karena ada tertulis: ‘Demi Aku hidup, demikianlah firman 

Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua 

orang akan memuliakan Allah.’” (Roma 14:11)

“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam

nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di 

atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 

‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa.” (Filipi 

2:9-11)

“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di 

bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada 

di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi 

Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan 

kuasa sampai selama-lamanya!’” (Wahyu 5:13)

Damai, sukacita dan kebahagiaan bertebaran di semua penjuru 

sorga. Semua orang memuji dan memuji Allah setiap saat. Tiba-tiba 

malaikat penjagaku itu menghilang. Dan di sisiku Yesus berdiri. 

PerawakanNya sangat tinggi, dan Dia memakai jubah yang sangat 

lain dari semua jubah yang saya lihat disana.

Sorotan mataNya yang menembusi segala sesuatu tampak begitu 

anggun. Bentuk jenggotNya sangat rapi dan rambutNya lebat. 

Saya membayangkan wajahNya, kelembutan yang terpancar dari 

wajahNya tidak dapat diceritakan dengan bahasa apa pun. Sangat 

ganteng Dia, membuat saya terkagum-kagum.

Mendadak saya merasa sepertinya seluruh bagian tubuhku ingin 

membungkuk untuk menyembah Dia, Raja Segala Raja dan Tuhan 

Segala Tuan—Yesus Kristus namaNya. Kemuliaan dan kekuasaan 

memancar keluar ke sekeliling tubuhNya.

GUDANG KESEMBUHAN

Tiba-tiba saya lihat mata Tuhan Yesus sepertinya memantulkan 

kesedihan. 

Saya bertanya: “Yesus, ada apa?”

“AnakKu, tengoklah,” jawabNya.

Dia melambaikan tanganNya ke arah sebuah gedung dan tampak 

terbuka pintunya. Dari pintu itu, kemuliaan dan kekuasaan mengalir 

keluar bagai arus yang deras.

Saya lalu bertanya lagi: “Yesus, ini apa lagi?”

“AnakKu,” jawabNya, adakah engkau melihat penyembuhan di 

dalam gudang-gudang ini?”

“Ya, saya lihat, Tuhan.”

“Semua penyembuhan ini sedang menantikan umat Allah,” jawab 

Yesus.

Betapa banyaknya penderitaan di dalam hidup kita di bumi. Ada 

penyakit, ketidak-sempurnaan fisik, kecacatan tubuh, dan banyak 

lagi penderitaan yang dialami manusia.

Anda dapat melihatnya dimana-mana. Cobalah pergi ke rumah 

sakit dan lihat di bangsal tempat perawatan mereka yang menderita 

penyakit menular, penyakit gangguan mental, unit gawat darurat, 

dan tempat lain yang melayani banyak orang yang menderita secara 

fisik dan mental.

Penyakit adalah akibat dari jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam 

dosa di Taman Eden dahulu kala. Penyakit adalah salah satu 

turunan daripada dosa. Ada orang yang menganggap penyakit 

sebagai rintangan, tragedi manusia, atau mungkin bagian normal 

dari hidup manusia. Padahal, penyakit adalah kutukan yang 

dilakukan oleh Iblis.

PENYEMBUHAN DI SORGA

Betapa manusia memerlukan penyembuhan. Sebab penyakit 

adalah korupsi terhadap kehendak Allah. Penyakit merupakan 

elemen tak wajar dari hukum ekonomi Allah. Penyakit tidak berasal 

dari Allah, tidak datang dari sorga. Sebab dosa berasal dari si jahat, 

bukan dari sumber yang baik.

Ketika kita sampai di sorga, semua penyakit dan penderitaan 

langsung lenyap selama-lamanya. Paulus menulis hal ini ketika ia 

berbicara tentang pemulihan tubuh kita secara sempurna:

“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak 

dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan 

kepada kita. 

“Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat 

anak-anak Allah dinyatakan.” (Roma 8:18-19)

Tapi, penderitaan fisik yang terberat di bumi ini tak ada apa-apanya
bila dibanding dengan kesenangan dan kemuliaan

menakjubkan yang akan kita alami di sorga. Di sorga tubuh kita 

menjadi sempurna dan kita akan bersandar pada Kristus, karena 

itu tidak akan ada lagi penderitaan fisik. Tapi walau masih di bumi, 

Dia mau kita disembuhkan, sekarang.

Salah satu nama Allah di dalam Alkitab adalah Jehovah-Rapha, 

yang berarti “Tuhan, Penyembuh Kita.” Allah membuat perjanjian 

khusus dengan umatNya ketika Ia berjanji kepada bangsa Israel: 

“Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, 

Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan 

memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap 

mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan 

kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada 

orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau.” 

(Keluaran 15:26)

Kendati penyakit adalah kutuk dosa, Yesus telah mengangkat 

kutuk itu melalui karya penebusaan dosa. Luka-luka dan
bilur-bilur yang diderita Kristus membayar harga untuk menebus dosa.

Dia menjadi Juruselamat kita. Tapi penderitaan Kristus lebih 

dari sekadar  menebus dosa kita. PenderitaanNya membuat Dia 

diresmikan sebagai Penyembuh kita. 

“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia 

diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran
yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh

bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:5)

“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu 

salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk 

kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (I Petrus 2:

24)

MINTA YESUS UNTUK MENYEMBUHKAN

Misi penyembuhan Tuhan Yesus tidak berhenti ketika Dia 

terangkat ke sorga. Kisah Para Rasul adalah kelanjutan dari semua 

yang  telah dimulai Yesus (Kisah Rasul 1:1)

Yesus memberi teladan untuk misi penyembuhan di bumi dan 

mengajarkan bahwa penyembuhan adalah bagian dari kerajaanNya. 

Sebelum kembali kepada Bapa, Yesus memberi perintah kepada 

orang percaya untuk pergi dan menyembuhkan orang sakit. 

Dia berkata: “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang 

yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu,
mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi

mereka;  mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka 

minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka 

akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan 

sembuh.” (Markus 16-17-18)

Yesus juga berpesan kepada kita dalam Yohanes 14:13-15:

“... dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan 

melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 

“Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku 

akan melakukannya. 

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala 

perintah-Ku.” 

Setelah beberapa saat, Yesus tidak lagi saya temukan di situ. 

Malaikat penjaga kembali berdiri di sisi saya dan berjalan bersama 

saya di antara gudang-gudang itu. “Betapa banyaknya gudang ini, 

Tuhan,” saya berkata dalam hati.

Yesus berbicara ke dalam rohku: “AnakKu, ketika engkau berdoa 

buat seseorang di bumi, berdoalah dengan memakai namaKu. 

Ingat, bukan engkau yang melakukan penyembuhan, tetapi Aku 

yang melakukannya. Mintalah Aku untuk mencelikkan mata 

yang buta atau menyembuhkan kaki yang timpang, dan Aku akan 

melakukannya. Mintalah Aku meluruskan rusuk yang bengkok 

atau menyembuhkan  tubuh yang sedang sakit, maka Aku akan 

menyembuhkan mereka. 

“Apa pun yang engkau mau Aku lakukan, mintalah itu di dalam 

namaKu maka Aku akan melaksanakannya. Sebab jawaban untuk 

semua persoalan itu sedang menunggu di dalam gudang-gudang 

ini, menunggu engkau memintanya.”

Yesus kembali menegaskan kepada saya bahwa berkat-berkat 

yang tersedia di dalam gudang-gudang itu memang diperuntukkan 

bagi umatNya, bagi orang-orang berdosa di bumi. Saya ingat Dia 

berkata bahwa dalam waktu dekat akan terjadi badai penyembuhan 

di atas bumi.

Saya kemudian berpikir tentang penyembuhan yang sedang 

terjadi di bumi, lalu berkata: “Tuhan, betapa baiknya Dikau 

menyembuhkan tubuh kami.”

Semakin usia kita bertambah, semakin lemah dan rusak tubuh 

kita. Itu adalah dampak alami dari dosa dan kita tak bisa bebas 

sepenuhnya dari dampak itu. Tapi Allah tidak berkehendak agar 

usia kita dihabiskan dalam penyakit sehingga tak dapat berbuat 

apa-apa. Allah menghendaki kita menjadi produktif dan aktif. 

Untuk itulah Yesus telah mati agar kita dipulihkan seutuhnhya.

Yesus Kristus, Anak Allah, mencurahkan darahNya agar kita 

terbebas dari naraka. Jika kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah 

Anak Allah, maka kita memiliki pengharapan. Harapan bagi jiwa 

kita adalah di dalam Yesus.

Yesus Kristus telah menderita agar tubuh kita disembuhkan. Di 

dalam Yesus ada berkat, dan pengharapan dan kelebihan kita. Dia 

sajalah pengharapan untuk menyempurnakan tubuh jasmani kita.

Para kudus, di sorga ada gudang-gudang berkat yang belum kita 

klaim. Gudang-gudang berkat itu mesti diklaim oleh umat Allah 

yang  meminta dengan iman di dalam nama Yesus.

Ketika Dia masih di bumi, Dia pernah berkata: “Aku pergi untuk 

menyediakan tempat bagi kamu.” (Yohanes 14:2). Tempat yang Dia  

sediakan itu adanya di sorga. Tempat itu sangat indah dan segala 

sesuatu yang di sana itu indah. 

Ketika saya bersaksi dalam buku ini dan berbicara tentang sorga, 

ingatan tentang tempat itu membuat saya merinding. Terima kasih, 

Tuhan, untuk Firman yang begitu indah yang telah Dikau berikan 

kepada anak-anakMu.

KESIBUKAN DI SORGA

Sorga itu tempat yang amat ramai. Tempat itu padat dengan 

banyak sekali kegiatan dan kegembiraan. Malaikat-malaikat selalu 

tampak sedang mengerjakan sesuatu, sibuk dengan berbagai urusan 

yang mulia.

Salah satu tujuan buku ini ditulis adalah agar saya menceriterakan 

tentang apa yang dikerjakan para malaikat di sorga. Mereka selalu 

bergirang, tak pernah lelah, tak pernah murung, dan selalu memuji 

Allah.

Orang-orang kudus yang sudah ditebus juga selalu tampak sibuk 

di sorga. Ada saja kegiatan yang mereka kerjakan di sana. Seperti  

apa rincian pekerjaan mereka saya tidak tahu persis. Tapi yang jelas 

di tempat abadi itu tak ada orang yang nganggur. Para orang kudus 

mengerjakan pekerjaan yang tak pernah dialami di bumi. Mereka 

terlibat dalam kegiatan menstimulasi, menambah semarak dan 

melaksanakan tugas-tugas khusus. Selalu mereka memuji-muji 

Allah sambil menyelesaikan tugas yang diberikan Allah kepada 

mereka.

Ketika saya melihat malaikat-malaikat yang membawa laporan 

naik dari bumi, mereka itu ternyata datang dari berbagai belahan 

bumi. Mereka sebelumnya telah mengunjungi berbagai acara 

kebaktian dan perkumpulan doa.

Selalu saja mereka membawa kertas-kertas putih yang berbentuk 

gulungan bertepi emas. Dari bumi mereka terbang balik ke beberapa 

tempat di sorga dan menyerahkan laporan-laporan itu kepada 

malaikat lainnya untuk diarsipkan.

PENDUDUK SORGA

Di sebuah tempat di sorga saya melihat sejumlah laki-laki 

berjubah putih bersih dan sangat indah. Terkenang saya akan ayat  

firman Tuhan di dalam Yesaya 61:10 yang berbunyi: “Aku bersukaria 

di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia 

mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi 

aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang 

mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan 

yang memakai perhiasannya.”

Orang-orang yang saya lihat itu memiliki ciri khas yang berbeda-beda
dan berasal dari berbagai bangsa di bumi seperti yang

difirmankan dalam Wahyu 7:9: “Kemudian dari pada itu aku 

melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang 

tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan 

kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak 

Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di 

tangan mereka.”

Satu hal lain lagi yang membuat saya terpesona agak lama adalah 

bahwa sorga itu sebuah tempat yang sangat apik. Segala sesuatu 

yang dikerjakan di situ dikerjakan secara tuntas, sesuai aturan dan 

dengan derajat kesempurnaan yang sangat tinggi. Tak satu pun 

perkerjaan yang rendah mutunya, tak satu pun kegiatan yang tidak 

bermutu tampak di sana.

Pemandangan yang paling indah, mungkin, adalah ketika saya 

melihat sebuah keluarga yang berjalan di atas bukit kudus. Sukacita 

dan kegembiraan mereka begitu besar dan tak terlukiskan. Mereka 

tampak sibuk mengerjakan pekerjaan luar biasa di dalam hadirat 

Tuhan. 

Apa pun yang dikerjakan di situ, entah dikerjakan secara 

sendiri-sendiri atau secara bersama-sama, selalu terjadi dalam 

kesempurnaan. Sebab sorga itu tempat yang bebas dari cacat. 

Segala yang ada di situ sempurna dalam arti yang sesungguhnya. 

Kesenangan dan kebahagiaan yang sempurna terpancar keluar dari 

wajah, hati, dan jiwa setiap orang yang ada di sorga.

KETERATURAN SEMPURNA

Keagungan, keteraturan sempurna dan tujuan pasti mewarnai 

segala sesuatu yang terjadi di sorga. Setiap saat para malaikat 

dan orang-orang kudus terlibat dalam pelayanan penuh damai 

sejahtera sempurna. Tak seorang pun tidak bekerja di sorga. Tak 

seorang pun merasa bosan tinggal di sorga. Semua anak Allah, juga 

para malaikat dan semua makhluk sorgawi lainnya melayani Dia  

selama-lamanya.

Ketika kita menerima tubuh baru, yaitu tubuh sorgawi setelah 

kebangkitan orang-orang kudus, tak akan pernah lagi kita merasa 

letih atau lemah. Tak ada seorang pun yang lesu badan. Sebab tubuh 

mulia yang supra-natural itu tak dapat kehilangan kekuatannya. Di 

dalam kekekalan, waktu tidak berlaku dan pikiran, kehendak, dan 

tubuh kita tak akan dapat terganggu oleh situasi dan kondisi seperti 

di bumi.

Untuk melibatkan diri dalam pekerjaan dan sukacita di sorga, kita 

hanya bisa hadir di sana dengan tubuh sorgawi. Ini dimulai ketika 

seseorang dilahirkan kembali lalu ikut mengambil bagian di dalam 

bagian sorgawi seperti diuraikan dalam II Petrus 1:4: “Dengan jalan 

itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga 

dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil 

bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang 

membinasakan dunia.”

Arsitektur sorga dirancang dan dibangun di dalam kekekalan 

oleh Allah yang kekal. Di suatu tempat saya melihat semua deretan  

bangunan di dalam Kota Allah. Bangunan-bangunan itu sangat 

besar. Di atas setiap bangunan itu saya melihat mahkota yang 

teramat besar yang terbuat dari sangat banyak permata. Saya tidak 

tahu ada berapa banyak orang tinggal di dalam istana-istana megah 

itu karena saya tidak masuk ke dalamnya. Tapi semua bangunan itu 

tampak kokoh, lengang dan luas, jauh melampaui bangunan besar 

apa  pun yang ada di planet bumi.

Saya teringat firman Tuhan yang berkata jika kita bekerja keras di 

bumi untuk Yesus, kita sebetulnya sedang menabung harta di sorga  

(Lukas 18:22):

Lalu, dalam ingatanku muncul ayat-ayat firman Tuhan seperti 

berikut: 

“Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah 

di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah, sambil 

berkata: Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, 

Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau 

telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah 

sebagai raja dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah 

datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk 

memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan
orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada

orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan 

barangsiapa yang membinasakan bumi.” (Wahyu 11:16-18)

“Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya,
upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek

moyang mereka telah memperlakukan para nabi.” (Lukas 6:23)

“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku 

untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. 

(Wahyu 22:12)

KERETA ALLAH

Ketika kami beranjak pergi ke kawasan lain di sorga, malaikat 

pengawalku berkata lagi: “Mari dan saksikan kemuliaan Allahmu.”

Malaikat itu menunjukkan kepada saya kereta Allah.
Roda-roda kereta itu sangat besar sehingga saya tak tahu bagaimana

mengukurnya dengan kata-kata. Roda-roda itu ditaburi permata 

dan berlian dan ruby dan zamrud.

Setiap kereta memiliki paling sedikit dua roda besar di setiap 

sisinya. Bagian depan kereta itu agak rendah dan terbuka. Semua 

kereta itu tampak diselubungi nyala api tapi tidak terbakar.
Kereta-kereta itu dikemudikan oleh para malaikat. Bentuk kereta itu sangat

besar dan penuh dengan keagungan. Elia naik ke sorga dengan 

menggunakan kereta kuda. Tak perlu merasa heran mengapa kuda 

bisa berlari naik ke sorga. Apa yang mustahil dalam akal pikiran 

manusia itu tidak mustahil bagi Allah.

TUBUH MULIA

Badan  semua orang yang saya lihat di sorga itu mulia, sempurna,  

dan sangat serasi. Tak satu pun orang di sana memiliki keriput setitik 

pun. Semua orang itu sangat anggun dan tubuhnya memancarkan 

cahaya kemuliaan. Saya pernah mendengar orang berkata bahwa 

nanti di sorga tubuh kita hanya bagaikan gumpalan asap. Itu tidak 

benar. Tubuh kita akan mengenakan kodrat, bentuk dan sifat-sifat 

sorgawi.

Alkitab berkata para tua-tua ada di dekat takhta Allah: “Dan 

sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu
duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian

putih dan mahkota emas di kepala mereka.” (Wahyu 4:4)

Para sesepuh di sorga adalah orang-orang kudus yang tampak 

begitu anggun, yaitu mereka yang telah mendahului kita. Allah telah 

memberikan kehidupan kekal kepada mereka. Tubuh yang mereka 

gunakan itu adalah tubuh mulia seperti yang akan diberikan kepada 

orang-orang yang akan dibangkitkan kelak. 

Dengar, umat Tuhan…, Anda akan sangat bahagia di sorga, lebih 

dari yang dapat Anda bayangkan saat ini. Ketika saya berada di  

sorga, kenangan tentang rumah saya di bumi nyaris tak terpikirkan. 

Sebab di sorga tidak ada kesedihan, tidak ada susah atau sengsara. 

Saya sendiri tenggelam dalam sukacita yang amat besar dan 

terpesona oleh keindahan Tuhan kita. Di sorga tidak ada kegelapan. 

Yang ada hanya sukacita, kuasa dan kedahsyatan Allah terpancar 

dari segala tempat, khususnya ketika kita mendekati takhta Allah. 

Tempat bagai lautan kaca itu terlalu indah untuk dilukiskan. 

“Lalu ia menunjukkan kepadaku air Sungai Kehidupan, yang 

jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan 

takhta Anak Domba itu.” (Wahyu 22:1)

Lagi-lagi malaikat itu berkata “Mari dan saksikan kemuliaan 

Allahmu,” ketika saya beranjak pergi dari tempat itu.

Dengar, umat Tuhan…, saya dibawa dalam kecepatan yang sangat 

tinggi ke suatu tempat lain di sorga dimana sorak pujian dan alunan  

musik terdengar kian kencang. Itu musik mahaindah yang pernah 

didengar telinga manusia. Sorak dan teriakan sukacita membahana 

di  segala tempat. Kemudian malaikat itu berkata lagi: “Kini kita 

makin dekat ke takhta Allah.” Saya berucap: “Ya Tuhaaaan, betapa 

indahnya tempat  ini.”

KETIKA ALLAH BAPA BERBICARA

Sebelum Allah Bapa berbicara, tampak 12 malaikat besar dan 

tinggi—kira-kira 12-15 kaki tingginya—berdiri di depan takhtaNya 

sambil  meniup terompet.

Permata yang sangat indah menghiasi bagian depan jubah 

mereka. Dengan musik yang bergema ditambah suara mereka, dan 

semua yang mereka lakukan di situ, mereka tampak mendominasi 

suasana. Mereka sibuk melakukan persiapan sebelum Allah Bapa 

mulai berkata-kata.

Setiap kali Allah Bapa mengucapkan sepatah kata, saya melihat 

awan mulia menutupi takhta itu. Begitu pula ketika Yang Mahakuasa  

menyampaikan pesan-pesan.

Dan dari takhta itu keluar halilintar dan bunyi guruh yang dahsyat, 

dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh 

Roh Allah. (Wahyu 4:5)

Kemudian kuasa Allah naik dari bagian depan takhta itu. Di tengah 

takhta itu Yang Mahakuasa berdiam di dalam awan kemuliaanNya.

Ketika Allah Bapa berbicara, suaraNya mengaum bagai desau 

air bah (Wahyu 14:2). Tapi saya mengerti setiap kata yang 

diucapkanNya. 

Suatu ketika Allah berbicara tentang darah AnakNya. Allah 

berkata bahwa darah AnakNya telah ditumpahkan bagi (penebusan 

dosa) semua manusia di bumi. Allah berkata bahwa hanya darah 

Yesus Kristus sajalah yang dapat menghapus dosa manusia (I 

Yohanes 1:7). 

“Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: 

54Wahyu Allah tentang Sorga Wahyu Allah tentang Sorga

‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan 

barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan 

dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:17 )

Allah katakan bahwa darah anakNya dicurahkan untuk menebus 

dosa laki-laki dan perempuan di bumi. Dia katakan bahwa harga 

yang paling mahal yang telah Dia bayar untuk menghapus dosa 

manusia adalah mengutus AnakNya sendiri untuk mati di kayu 

salib. 

“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, 

yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.” 

(Efesus 1:7)

“… di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan 

dosa.” (Kolose 1:14)

“… Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari 

antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi 

Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa 

kita oleh darah-Nya.” (Wahyu 1:5)

Saya gemetar, tapi sangat girang bisa mendengar suara Allah. 

Suara Allah Bapa itu bagai auman mahadahsyat, tapi sekaligus 

sangat menyenangkan dan saya mengerti setiap ucapanNya.

Saya terus berucap: Ya Allahku, betapa indahnya Dikau. Dikau 

telah menyediakan segala sesuatu. “Engkau ya Tuhan telah
menyediakan segala sesuatu untuk kami. Kami bahkan tak mampu

memikirkan semua yang Engkau sediakan untuk orang-orang yang 

mengasihi Dikau (I Korintus 2:9).

SORGA ITU BENAR-BENAR ADA

Saya ingat ketika di sana saya berkata dalam hati: Sungguh, 

sorga itu benar-benar ada. Orang-orang yang saya lihat itu nyata. 

Malaikat-malaikat itu nyata. Semua yang indah-indah ini semua 

nyata. Dan suatu hari nanti saya akan datang lagi ke sini untuk terus 

melayani Tuhan.

Bagi saya, berbicara tentang Allah dan keindahanNya adalah 

sesuatu yang menyenangkan. Saya bersyukur dengan segenap 

hati kepadaNya karena mendapat kesempatan melayani Dia. Saya 

berterimakasih kepada Bapa karena Yesus Kristus menyelamatkan 

saya dari naraka. Saya bersyukur sebab saya dilahirkan kembali 

dan menjadi anak Sang Raja yang ditebus oleh darah Yesus. Saya  

bersyukur dan merasa sangat beruntung bahwa Yesus adalah 

Tuhan saya. Apabila Anda belum dilahirkan kembali, Anda perlu 

dibebaskan dari semua dosamu itu. Undanglah Yesus Kristus untuk 

masuk ke dalam hatimu agar Dia menyelamatkan jiwamu. 

Yakinlah bahwa Dia benar-benar Anak Allah. Percayalah bahwa 

Allah Bapa mengutus Dia ke dalam dunia, bahwa Dia dilahirkan 

melalui Perawan Maria dan bahwa Dia-lah Anak Allah Yang Kudus 

yang dikirim ke dunia untuk menebus dosa semua kita agar kita 

terluput dari naraka. Dan yang paling penting, Anda perlu yakin 

bahwa Yesus telah melakukan satu-satunya pengorbanan yang 

dapat menghapus dosamu  ketika Dia mati di kayu salib.

ANAK-ANAK DI SORGA

Ketika mengajar dahulu Yesus pernah berbicara tentang anak-anak.
“Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu dan janganlah

melarang mereka, karena yang seperti inilah yang empunya 

kerajaan sorga.” (Matius 19:14) 

Baca juga Matius 18:3-4: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya 

jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu 

tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa 

merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang 

terbesar dalam Kerajaan Sorga.”

Markus 10:15: Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa 

tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak 

akan masuk ke dalamnya.”

Markus 9:37: “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini 

dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut 

Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus 

Aku.”

Yoel 1:3: “Ceritakanlah tentang itu kepada anak-anakmu, dan 

biarlah anak-anakmu menceritakannya kepada anak-anak mereka, 

dan anak-anak mereka kepada angkatan yang kemudian.”

Bagian sorga yang satu ini akan membuat banyak orang 

terperanjat. Saya tahu banyak orang tak bisa menerima hal ini, 

tapi saya tahu Allah sudah menyatakannya kepada saya ketika saya 

mengunjungi sorga. Saya didampingi malaikat besar yang sayapnya 

merupakan pelangi berbentuk segi tiga. Dia mengenakan pakaian 

putih berkilauan dan rambutnya berupa emas yang terurai lepas. 

Perawakannya anggun dan mulia. Cahaya kemuliaan dan kekuatan 

mengelilingi dia.

Dia berkata: “Mari dan lihat kemuliaan Allahmu. Allah telah 

bersabda bahwa saya harus menunjukkan tempat dimana
anak-anak berada dan apa yang terjadi ketika seorang anak meninggal

dunia.” Perlu saya jelaskan bahwa ketika Tuhan membawa saya ke 

naraka, saya tidak melihat seorang anak pun di sana. Sepanjang 

ingatan saya, tidak tampak baik bayi maupun anak-anak kecil di 

dalam naraka.

Mungkin orang lain tidak bisa menerima ini, tapi ingin saya 

sampaikan apa yang diperlihatkan kepada saya oleh malaikat 

Tuhan ketika  di sorga khususnya tentang tempat berdiam anakanak.
Bersama malaikat itu saya terbang tinggi di angkasa sorga

dan ketika berhenti, dia berkata, “Saya harus menunjukkan semua 

ini  kepadamu.”

Banyak hal terjadi ketika saya bersama malaikat itu tapi tidak 

semua dapat saya ingat sekarang, karena saya tidak diperkenankan 

Allah untuk  mengingat semua hal yang saya lihat. Banyak peristiwa 

terjadi selama perjalananku ke sorga yaitu hal-hal yang saya lihat 

tetapi otak saya dibikin untuk tidak boleh mengingat semuanya. 

Apa yang saya ceritakan di sini adalah hal-hal yang Allah ijinkan 

untuk saya ingat agar disampaikan kepada Anda  semua tentang 

sorga.

Daniel mengerti sepenuhnya tentang penglihatan dan mimpimimpinya.
Tapi ketika Tuhan membawa saya ke sorga, ada banyak 

peristiwa yang terjadi yang tidak diterangkan maknanya kepada 

saya. Saya hanya dibawa ke berbagai tempat di sorga. Dan tempat 

yang paling menakjubkan adalah tempat tinggal bayi-bayi dan 

anak-anak kecil.

BAYI-BAYI YANG KEGUGURAN

Malaikat Allah berkata: “Mari dan lihat.” Dia menggerakkan 

tangannya dan tampak di sana sebuah rumah sakit. Saya melihat 

ruang bersalin. Seorang perempuan seperti mau melahirkan. 

Malaikat berkata: “Dia keguguran. Bayi itu usianya baru tiga 

bulan.”

Saya menatap dengan teliti. Dua malaikat yang tampan mendekati 

tempat tidur perempuan itu. Mereka membawa sesuatu yang 

tampaknya seperti sebuah keranjang yang terbuat dari pualam 

putih dan mutiara. Sangat indah keranjang itu.

Malaikat itu terus memuji Allah. Saya mendengar itu jelas sekali. 

Ketika terjadi keguguran, roh bayi yang berusia tiga bulan itu, 

bagai  uap, naik dari janin tersebut. Malaikat menangkap roh itu 

lalu meletakkannya di dalam keranjang, kemudian menutup bagian 

atasnya. Malaikat-malaikat itu kemudian mengangkat tangan 

menunjuk ke sorga, lalu mereka bersorak nyanyikan pujian bagi 

Tuhan. Mereka  mengagungkan dan meninggikan Dia sebagai Raja 

Segala Raja dan Tuhan Segala Tuan, Pencipta segala yang ada di 

sorga dan di  bumi. Mereka berseru, “Kepada Allah beri pujian.”

Ketika dua malaikat itu naik melewati kami,  mereka berkata lagi: 

“Mari dan lihat.”

Kami berjalan kembali melalui pintu gerbang masuk ke dalam 

sorga. Ya Tuhan, inilah bagian yang sungguh paling indah di sorga. 

Belum pernah saya lihat tempat yang satu ini.

Saya ingat berjalan bersama malaikat-malaikat itu didampingi 

malaikat penunjuk jalan. Kami naik tinggi sekali dan saya bisa 

melihat lagi takhta Allah. Saya bisa mendengar lagi gemuruh sorak 

pujian. Sepertinya kami menuju takhta dari bagian sebelah kiri.

Ketika sampai di situ saya masih berucap: “Allahku, betapa 

indahnya Dikau. Betapa menakjubkan diriMu.” Dari segala penjuru 

sorak pujian tiada hentinya.

Panggilanku yang terutama adalah melalui mimpi, penglihatan 

dan pewahyuan. Kesaksianku adalah bahwa diri saya ini hanyalah 

seorang hamba sahaya di tangan Tuhan dan karena itu kerinduanku 

adalah menyampaikan cerita tentang anak-anak.

Betapa saya selalu ingat akan kemuliaan yang saya saksikan 

di sana serta puji-pujian yang memenuhi segala tempat. Saya 

masih ingat betul akan halilintar dan guntur yang bergemuruh 

serta pelangi di atas takhtaNya. Saya ingat bahwa di takhta itu 

ada sesosok tubuh  manusia, seperti seorang lelaki di dalam awan 

kemuliaan yang menutupi takhta itu.

Para malaikat meletakkan keranjang itu di atas takhta Allah 

kemudian membungkukkan badan untuk menyembah.
Sayap-sayapnya terangkat ke atas lalu sorak pujian berkumandang

memenuhi sorga: “Glori, haleluyah, pujilah Allah.”

Tampak kami berada di sebuah arena yang amat luas. 

Malaikat-malaikat besar sedang meniup terompet bagai sedang 

mengumumkan  sesuatu.

Saya tak dapat melihat wajah Allah Bapa, tapi saya melihat 

sesuatu yang seperti dilihat Musa (Keluaran 33:17-23). Kemudian 

saya  melihat ada tangan yang terulur ke depan membuka keranjang 

tadi. Saya tahu itu tangan Bapa.

Umat Tuhan, dengar…, andai saja Anda pun berada di situ ketika 

itu, betapa bahagianya memandang kemuliaan Allah seperti yang 

Ia nyatakan kepada saya. Kuasa kehadiranNya sungguh amat 

menyilaukan, tapi sangat indah dan luar biasa.

Tangan itu keluar dari awan kemuliaan itu dan mengangkat jiwa 

bayi itu lalu mengeluarkannya kemudian meletakkannya di atas 

altar. Kemudian saya melihat tangan-tangan bekerja seperti sedang 

melakukan sesuatu terhadap jiwa bayi tersebut.

Setelah selesai pekerjaan itu, tampaklah sesosok tubuh manusia 

yang begitu bagus dan sempurna muncul di situ. Sosok bayi itu 

bertumbuh dan terus membesar sampai menjadi seorang pria yang 

sangat tampan seperti yang belum pernah saya lihat di bumi.

DALAM PEMELIHARAAN ALLAH

Sejauh mata memandang tak pernah saya lihat ada sesuatu 

yang cacat atau kurang sempurna di sorga. Ayat Alkitab tentang 

penciptaan Adam terbayang di benak saya. Allah melihat semuanya 

itu, sungguh sangat baik adanya. Segala sesuatu yang hilang di 

jaman Adam yang pertama dipulihkan oleh Adam yang kedua.

Saya percaya bahwa hanya pada tubuh Yesus dapat kita temukan 

sesuatu yang “cacat” di sorga, yaitu tangan dan kakiNya yang 

berbekas paku serta lambungNya yang dulu ditikam. Tanda-tanda 

ini tetap selama-lamanya sebagai bukti bahwa hanya Dia-lah yang 

telah membayar harga yang begitu mahal untuk menebus dosa-dosa 

manusia.

Kemudian saya melihat sesuatu yang menurut hemat saya 

merupakan bagian atas dari kepala Allah Bapa—bentuknya seperti 

wol. (Wahyu 1:14). Suatu transformasi yang dahsyat terjadi ketika 

Allah menghembuskan nafas ke dalam bayi itu lalu ia bertumbuh 

menjadi manusia sempurna.

Sambil menyaksikan semua ini, lenyaplah semua pertanyaan 

yang sebelumnya selalu menyelimuti saya tentang apa yang 

terjadi  terhadap bayi yang mengalami aborsi. Sekarang saya sudah 

mengerti bahwa bayi seperti itu ternyata hidup di sorga dan menjadi 

ciptaan sempurna di dalam pemeliharaan Allah Bapa.

Setelah itu malaikat pengawal membawa saya naik tinggi 

melintasi sisi sebuah tempat di sorga. Tampak di sana banyak 

pohon rindang dan banyak buah-buahan yang sangat bagus. Ada 

banyak kembang dari berbagai jenis dan varitas. Saya lihat juga 

banyak unggas beterbangan, beberapa dari burung-burung itu tak 

pernah saya lihat di bumi. Indahnya pemandangan itu tak mungkin 

bisa dilukiskan dengan  bahasa manusia.

Kami naik terus ke suatu tempat lain. Gemuruh sorak pujian 

terdengar di sana. Seorang malaikat sangat besar yang mengenakan 

jubah putih berdiri di sisi gerbang. Dia berdiri di belakang sebuah 

meja. Dia membuka sebuah kitab emas dan memberikannya kepada 

seorang malaikat lain. Malaikat tersebut kemudian membuka kitab 

itu lalu berkas-berkas cahaya yang sangat cemerlang terpancar 

keluar dari kitab tersebut, layaknya percikan cahaya jutaan kembang 

api yang memancar secara bersamaan.

Kemudian saya melihat para orangtua dan banyak orang lain 

secara individu bergerak ke segala arah mendekati orang-orang 

tertentu. Mereka bersorak-sorak dan melompat-lompat. Saya tidak 

mengerti apa yang sedang terjadi.

Malaikat pengawalku berkata: “Orang-orang ini mengenali sanak 

keluarga mereka di sini.” Semua orang yang ketika di bumi putus 

anggota badannya, atau yang lumpuh, atau meninggal prematur 

sekarang menjadi manusia sempurna, menjadi manusia seutuhnya 

di sorga. Di sorga Anda akan mengenal semua orang. Anda akan 

kenal Abraham, Isak, Yakub. Anda akan kenal Musa dan semua 

nabi lain. Anda juga akan kenal semua murid Tuhan Yesus seperti 

yang diceritakan di dalam Perjanjian Baru. Setiap orang di sorga 

mengenal setiap orang di sorga. Anda akan mengenal mereka sama 

seperti Allah mengenalmu (I Korintus 13:12). Pengetahuanmu akan 

sangat luas ketika berada di sorga.

Malaikat pengawal berkata lagi: “Mari, kamu akan masuk 

melalui gerbang ini.” Inilah gerbang yang paling indah yang saya 

lihat di sorga. Tampak bagai gerbang sebuah taman yang berlapis 

kayu tapi gerbangnya sendiri terbuat dari pualam putih bersih 

yang diselubungi bunga-bunga cantik. Kami masuk ke dalam 

dan menyaksikan reuni berbagai keluarga yang tengah bersorak 

gembira—keluarga besar Allah.

REUNI DI SORGA

Raja Daud paham betul bahwa ketika bayi-bayi dilahirkan secara 

prematur lalu meninggal, jiwanya pergi ke sorga sambil menunggu 

sanak familinya yang beriman datang ke situ di kemudian hari. 

Ketika bayinya sendiri yang lahir di luar nikah melalui Betsyeba 

meninggal, Daud secara tulus bertobat dari dosa perzinahannya 

dan kemudian menyadari Allah telah memberi dia pengampunan 

(Mazmur 32:5).

Oleh karena Daud menemukan damai sejahtera dalam keyakinannya
bahwa ia akan tinggal di sorga bersama Allah (Mazmur

23:6) dan akan berjumpa dengan bayinya itu (II Samuel 12:23) 

maka ia dapat menghibur Betsyeba yang tengah berduka. 

Baca II Samuel  12:13-24: “Lalu berkatalah Daud kepada Natan: 

‘Aku sudah berdosa kepada TUHAN.’ Dan Natan berkata kepada 

Daud: ‘TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan 

mati. Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini 

telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu 

akan mati.’ 

“Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi 

anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. 

“Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia 

berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.

“Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya 

untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia 

tidak makan bersama-sama dengan mereka. 

“Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai 

Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah 

mati. Sebab mereka berkata: Ketika anak itu masih hidup, kita 

telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan 

kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah 

mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri! 

“Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, 

mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya 

kepada pegawai-pegawainya: Sudah matikah anak itu? Jawab 

mereka: Sudah. 

“Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar 

pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. 

Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya 

dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. 

“Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: Apakah artinya 

hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, 

engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, 

engkau bangun dan makan! 

“Jawabnya: Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, 

karena pikirku, siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak 

itu tetap hidup. 

“Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? 

Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi 

kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku. 

“Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya ...”

Malaikat Tuhan berkata kepada saya: 

“Mulai sejak terjadi pembuahan di dalam kandungan, setiap bayi 

merupakan jiwa yang kekal. Apabila seorang bayi diaborsi atau 

keguguran, Allah mengetahui itu. Allah menugaskan
malaikat-malaikat untuk memelihara bayi itu.

“Kami membawa jiwa-jiwa kecil itu ke sorga kemudian Allah 

membuat mereka menjadi ciptaan sempurna, tidak peduli apakah  

bayi itu diaborsi atau meninggal secara alamiah. 

“Tangan Allah yang Mahakuasa itulah yang membentuk mereka 

menjadi ciptaan sempurna. “Apabila orangtua dari para bayi itu 

hidup benar di dalam Yesus Kristus, maka ketika mereka datang ke 

sorga mereka akan dipertemukan dengan dan mengenali anak-anak 

mereka. Mereka akan berjumpa di pintu gerbang kebahagiaan.”

MALAIKAT PENGAWAL

Saya bersyukur kepada Allah karena mendapat kesempatan 

menulis buku ini. Semua kenangan ini membara di dalam hati 

saya setiap saat. Memang banyak orang menyuruh saya menulis 

semua ini. Dalam setiap kesempatan mengunjungi gereja-gereja, 

saya berceritera tentang perjalanan saya ke sorga dan juga ke alam 

maut.

Saya mau membagikan beberapa pengalaman lain yang saya 

alami di sorga karena saya rindu Anda memahami betul bahwa 

sorga itu benar-benar ada. Dan yakinlah, bahwa apabila Anda telah 

kehilangan seorang anggota keluarga atau orang yang dicintai, dia 

akan menemui Anda di pintu gerbang kebahagiaan. Saya ringu 

Anda mengerti betul hal ini, sebab kita memiliki harapan yang pasti 

di dalam Yesus yang telah pergi untuk menyediakan tempat bagi 

kita. 

Semua malaikat yang saya lihat di sorga itu besar dan kuat-kuat. 

Mereka memakai jubah yang bersinar-sinar secara luar biasa. 

Mereka sangat kuat tapi juga tulus dan pikiran mereka selalu 

tertuju pada Allah. Malaikat-malaikat yang berdisi di pintu-pintu 

gerbang adalah malaikat penjaga yang memegang pedang terhunus. 

Setiap kali saya melihat pedang mereka, saya selalu berucap: Glori 

haleluya, Allah benar-benar menjaga anak-anakNya. 

Alkitab banyak berbicara tentang malaikat. Ironisnya, sering kita 

mengabaikan hal yang satu ini yang sudah berulang kali dinyatakan 

oleh Firman Allah. Baru setelah terjadi pewahyuan, kita mendapat 

lebih banyak penjelasan tentang topik ini. 

Mari kita simak beberapa pernyataan Alkitab tentang malaikat:

“… sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya 

kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka 

akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan 

terantuk kepada batu. (Mazmur 91:11-12)

“TUHAN, yang di hadapan-Nya aku hidup, akan mengutus 

malaikat-Nya menyertai engkau, dan akan membuat perjalananmu 

berhasil, sehingga engkau akan mengambil bagi anakku seorang 

isteri dari kaumku dan dari rumah ayahku.” (Kejadian 24:40)

“Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari 

sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan 

mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.” 

(Wahyu 10:1)

“Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun 

dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi 

terang oleh kemuliaannya.” (Wahyu 18:1)

“Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak 

kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di 

sorga.” (Markus 12:25)

“Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri
kepadaNya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” (Lukas 22:43)

“Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, 

yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh 

keselamatan?” (Ibrani 1:14)

“Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada 

malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” 

(Lukas 15:10)

Saya merenungkan betapa sabdaNya terbukti dalam berbagai 

kesempatan. Dan setiap kali Tuhan memberikan pewahyuan kepada 

seseorang, makna sabdaNya semakin tersingkapkan. Di dalam 

Firman Allah masih ada banyak rujukan lain tentang malaikat. 

“Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya,
hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya
dengan mendengarkan suara firman-Nya.” (Mazmur 103:20)

“Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut 

akan Dia, lalu meluputkan mereka.” (Mazmur 34:7)

“Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang 

malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan 

menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat 

dan pakaiannya putih bagaikan salju.” (Matius 28:2-3)

Yesus sendiri juga berbicara tentang bagaimana manusia dibawa 

pergi ke sorga oleh malaikat. “Kemudian matilah orang miskin itu, 

lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.” (Lukas 

16:22)

Saya teringat ketika masuk melalui gerbang sorga. Dengar, umat 

Tuhan…, tak pernah saya dapat melukiskan secara tepat betapa 

besarnya damai sejahtera dan sukacita yang ada di sana. Nyanyian, 

pujian dan sembah dan sukacita yang begitu besar. Saya yakin tak 

seorang pun di bumi dapat menggambarkannya secara tepat karena 

bumi belum pernah merasakan seperti apa sukacita yang ada di 

sorga itu. Sejak Taman Eden, bumi belum pernah mengalami damai 

sejahtera dan sukacita seperti yang ada di sorga.

Tak ada yang namanya penyakit di sorga. Tak ada kursi roda di 

sana. Tak ada orang yang memiliki kelemahan jasmani di sana. 

Semua orang sempurna dan sangat cantik dan ganteng. Korupsi 

juga tentu tak ada di sana. Di sorga tidak ada tipu daya dan 

kebohongan. Tidak ada dosa karena Allah tidak mengijinkan dosa 

apa pun mendekati sorga.

PENYEMBAHAN DI DEPAN TAKHTA

Dalam kecepatan sangat tinggi malaikat pengawal membawa saya 

pergi lagi melintasi kawasan pepohonan rindang yang berbuah 

lebat di tepi Sungai Kehidupan. Tampak setiap pohon di situ penuh 

buah yang sangat bagus.

Sambil berjalan, saya merasa seperti menjadi bagian dari irama 

musik yang sedang berkumandang. Di sorga, setiap saat terdengar 

irama musik dan selalu saja ada musik-musik dan nyanyian baru. 

Saya mendengar alunan musik berkesinambungan memuji Allah.

Malaikat berkata: “Kita akan berjalan di depan takhta untuk 

menyaksikan penyembahan kepada Allah.”

Di sepanjang jalan saya lihat orang-orang berdatangan dari 

berbagai penjuru sorga. Mereka katakan mereka datang untuk 

memuji “Raja  Segala Raja dan Tuhan Segala Tuan.”

Awalnya jumlah mereka beberapa ratus. Kemudian bertambahn 

menjadi beberapa ribu. Setelah itu membludak tak terhitung 

banyaknya. Kami berada di sebuah tempat yang diceriterakan oleh 

Rasul Yohanes dalam Wahyu 4:2-5, 10-11:

“Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri 

di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. 

“Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata 

yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta 

itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. 

“Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di 

takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai 

pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. 

“Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, 

dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh 

Roh Allah. 

“Maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan 

Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia 

yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan 

mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan 

Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan 

kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh 

karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”

Tampak di depan sana ada awan kemuliaan Allah yang bergerak 

masuk dan keluar dari takhta. Bentuknya seperti ledakan bom atom 

yang berbentuk cendawan. Tapi setiap berkas awan kemuliaan itu 

berwarna-warni sangat menakjubkan.

Sebentuk pelangi kemuliaan yang bersinar-sinar menudungi takhta itu.
Dari situ keluar kuasa Allah yang amat dahsyat dan tak dapat

saya temukan ungkapan yang pas untuk menggambarkannya. Saya 

tahu persis bahwa sosok yang tampak di dalam awan kemuliaan itu  

adalah representasi Allah Bapa. 

Ribuan tahun silam Allah menjadikan manusia menurut 

gambarNya: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut 

gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki 

dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian  1:27)

Allah benar-benar mengambil tanah dari bumi ini dan
membuatnya menjadi seorang manusia. Coba bayangkan kehadiran

Allah ketika  itu.

“… ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari 

debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; 

demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” (Kejadian 

2:7)

“Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada 

burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi 

baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan 

dia.” (Kejadian 2:20) 

Karena Adam sendirian, Allah membuatnya tertidur lelap. 

Allah membuka bagian samping tubuhnya lalu mencopot satu 

dari tulang rusuk Adam lalu dengan ini Ia menciptakan Hawa, 

yaitu pendamping dan teman Adam semasa hidupnya, yang juga 

diciptakanNya sesuai dengan gambarNya (Kejadian 1:27). 

Bayangkan betapa mulianya manusia diciptakan menurut gambar 

Allah!

PERSIAPAN BAGI SANG RAJA

Penyembahan di depan takhta itu menyaksikan betapa indah 

dan kudus Allah kita. Ketika kami tiba di tengah kerumunan orang  

banyak itu, saya melihat banyak malaikat berbaur di tengah orang 

banyak itu. Walau sangat besar jumlah orang di situ, suasananya 

tetap tertib. Para kudus dan malaikat terus menyembah dan memuji 

Allah. 

Sungai Kehidupan yang mengalir keluar dari takhta itu bagai 

lautan kaca yang begitu bening dan kristal yang sangat indah. Tapi 

kaca itu mengalir karena tempat itu benar-benar sungai.

Saya lihat orang-orang kudus, juga kuda-kuda putih dan berbadan 

besar dan sangat anggun. Kuda-kuda ini tubuhnya seperti terbuat 

dari pualam yang tak bercacat sedikit pun. Di atas punggung
kuda-kuda ini terdapat selimut putih yang sangat rapi jahitannya dan

pinggirannya dilapisi emas murni. 

Di mulut mereka tampak tali kekang yang terbuat dari emas. 

Mereka mengenakan perhiasan sangat indah di kaki dan di ekor. 

Kuda-kuda ini berridi tegap dan bersiap-siaga di depan takhta 

Allah.

Saya lihat ada 12 malaikat berdiri di depan takhta sambil 

membawa terompet dan nafiri yang tergantung di pinggang. Mereka 

mengenakan pakaian emas yang cahayanya mengalir keluar dan 

jubah-jubah itu bertabur batu-batu mulia.

Tiba-tiba muncul berbagai jenis alat musik yang tak pernah 

dibayangkan oleh pikiran manusia. Banyak pula harpa terlihat di 

sana. Betapa indahnya tempat itu. Saya memperhatikan secara 

cermat siapa yang berada di tengah peralatan musik itu. “Oh, 

Allahku. Segala kemuliaan bagiNya. Haleluya.”

SERUAN PENYEMBAHAN

Dengar, umat Tuhan..., Roh Kudus menunjukkan kepada saya 

sesuatu secara amat jelas. Seorang perempuan berada di tengah 

kuda-kuda itu. Ia berdiri terdiam. Para malaikat di depan takhta 

Allah, masing-masing mangangkat terompet dan nafiri lalu  

membunyikannya. Bunyi suara alat musik itu sungguh luar biasa 

indahnya mengiringi sorak pujian, lalu terdengar suara:

“Sekarang telah tiba saatnya untuk memberikan pujian syukur 

tertinggi, menyembah Dia dalam nyanyian dan tarian, menyembah 

Dia dengan musik, menyembah Dia karena kebaikanNya. Dia 

sajalah Allah. Dialah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala 

tuan.  Dia itu Penebus dosa semua umat manusia.”

Pengumuman itu disambut dengan tiupan terompet dan sangkakala.
Kemudian malaikat yang sedang membacakan pengumuman

dari gulungan kitab itu berhenti dan sebuah tanda lain diberikan. 

Kuda-kuda yang mulia itu membungkukkan badan lalu berlutut. 

Kepala mereka serempak menunduk rapi dalam barisan sebagai 

penghormatan kepada Allah.

“… supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di 

langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.” 

(Filipi 2:10)

“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di 

bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada 

di dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi 

Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan 

kuasa sampai selama-lamanya!’” (Wahyu 5:13)

Kuda-kuda itu kemudian bangun lalu berlari berjingkrak-jingkrak 

di hadapan Tuhan. Mereka mengeluarkan semua kemampuan 

untuk memuliakan dan menyembah Allah. Betapa aku rindu Anda 

juga menyaksikan semua ini. Dan Allah sungguh senang melihat 

penyembahan itu.

MOTIVASI UNTUK MEMUJI ALLAH

Umat Tuhan, dengar..., saya yakin banyak di antara kita tidak 

menyadari sepenuhnya betapa Allah menyukai puji-pujian yang 

kita naikkan. 

Kita patut memuji Allah, bukan karena telah terlepas dari semua 

kesusahan, melainkan karena kita memang mencintai Dia. Ketika 

kita menyembah Dia, kita tidak melakukan itu untuk kepentingan 

kita. 

Ketika kita memuji Dia karena segala peristiwa luar biasa yang 

telah Ia kerjakan di dalam hidup kita, sebetulnya kita mengalihkan 

fokus kita dari diri sendiri kepada Allah. 

Dalam proses penyembahan barulah kita boleh menyadari 

bahwa Dialah satu-satunya Pribadi yang sanggup mengatasi semua 

masalah yang kita hadapi dan karena itu kita mempercayakan 

solusinya kepada Dia. Jadi, sebetulnya kita sangat beruntung dapat 

memuji dan menyembah Tuhan.

Melihat gegap gempitanya kuda-kuda itu menyembah Tuhan, 

semua pemain musik di sorga turut memainkan alat musiknya. 

Sejumlah besar penyanyi mendendangkan lagu pujian. Gemuruh 

sorak pujian membahana lagi diiringi dentangan lonceng
bersahut-sahutan di seantero sorga. Berjam-jam suasana meriah itu terjadi 

dan semua tertuju pada Allah.

Betapa indahnya saya mendengarnya dan betapa bahagia hati 

saya ketika berada di tengah akolade pujian itu. Di sana, di tengah  

resonansi pujian itu ingatan tentang planet bumi ini seperti lenyap 

ditelan sukacita sorgawi. Kesusahan dan masalah sirna, kengerian 

tentang alam maut menghilang.

TUGAS YANG ALLAH BERIKAN 

Saya menyadari bahwa Allah mempunyai suatu maksud yang 

harus saya kerjakan. Malaikat Allah menyentuh saya dan seketika 

itu juga tubuh saya kembali dikuatkan. 

Dia berkata: “Anak, Allah membolehkan engkau melihat semua 

ini agar engkau mengingat dan merekam semua ini. Wahyu 

dan penglihatan dan mimpi diberikan kepadamu agar engkau 

memberitahukan kepada manusia di bumi tentang “segala sesuatu 

yang telah Allah sediakan bagi mereka ... yang mengasihi Dia dan 

melaksanakan perintah-perintahNya .” (I Korintus  2:9, Ulangan 7:

9).

Kemudian, umat Tuhan, dengar..., saya mendengar suara Allah. 

Mendengar suaraNya saja saya sudah diliputi sukacita yang luar 

biasa. Bunyi suara Allah Bapa itu bagaikan gemuruh guntur, tapi 

saya mengerti kata-kataNya. 

Begitu mendengar suaraNya, saya langsung rebah dan bersujud, 

menyembah dan memuji Sang Raja Segala Raja dan Tuhan Segala 

Tuan.

KITAB SUCI MENGAMINI

Ketika saya kembali ke planet bumi dan merenungkan semua 

peristiwa dahsyat yang telah Allah tunjukkan, saya memeriksa 

Kitab Suci. Anehnya, di setiap lembar Alkitab, saya seperti sedang 

membaca sesuatu tentang sorga dan kebesaran Allah. Beberapa 

ayat yang saya temukan adalah:

“Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, 

ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi 

dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada 

di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala 

tentara langit sujud menyembah kepada-Mu.” (Nehemia 9:6)

“Bukankah Allah bersemayam di langit yang tinggi? Lihatlah 

bintang-bintang yang tertinggi, betapa tingginya!” 

“Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalanjalan
sepanjang lingkaran langit!” (Ayub 22:12, 14)

“… sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, 

TUHAN memandang dari sorga ke bumi…” (Mazmur 102:19)

“TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan
kerajaanNya berkuasa atas segala sesuatu.” (Mazmur 103:19)

“Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya 

saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.” 

(Mazmur 148:13)

“Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang 

hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu 

kumpulan yang meriah…” (Ibrani 12:22)

MAKHLUK-MAKHLUK  SORGAWI

Ini kisah nyata tentang apa yang terjadi pada saya. Malaikat 

Tuhan datang lagi dan berkata kepada saya: “Saksikanlah kebesaran  

Allahmu.”

Dengan cepat dia membawa saya lagi ke sorga melalui salah 

satu gerbang indah itu. Setiap gerbang itu terbuat dari mutiara 

tulen berhiaskan dekorasi amat cantik. Keindahan sorga itu tidak 

bisa diceritakan sepenuhnya. Kami berjalan melewati Sungai 

Kehidupan. 

Di sepanjang tepi sungai itu saya mendengar sorak pujian tak 

henti-hentinya. Sekali lagi saya dibawa ke depan takhta Allah yang 

seperti dikisahkan dalam kitab Wahyu. Luar biasa gemuruh pujian 

dan penyembahan di situ.

Umat Tuhan..., takhta Allah yang saya lihat itu sama persis dengan 

apa yang dikatakan Alkitab.

“Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, 

dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh 

Roh Allah. 

“Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di 

tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk 

penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.” 

(Wahyu 4:5-6)

Sambil menyaksikan itu, saya mendengar paduan suara malaikat 

bergemuruh di sekeliling takhta itu. Malaikat-malaikat itu tak 

terhitung banyaknya. Lalu, saya melihat makhluk-makhluk sorgawi 

lainnya dan juga para tua-tua. Ada empat makhluk lain dan 24 tuatua,
sama persis dengan yang ditulis di dalam Alkitab:

“Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat
sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka

berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa…” (Wahyu 5:11)

“Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan 

keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan 

menyembah Allah…” (Wahyu 7:11).

SERAFIM DI DEPAN TAKHTA ALLAH

Dalam perjalanan kali ini saya menyaksikan apa yang disebut 

seraf atau makhluk sorgawi di depan takhta Allah. Mereka memiliki 

mata yang besar, ada yang di bagian depan dan ada yang di bagian 

belakang kepala mereka. Karena itu mereka dapat melihat ke depan 

dan ke belakang sekaligus. 

Mereka memiliki enam sayap. Ada yang  wajahnya seperti singa, 

satu lagi seperti anak lembu, satu lagi berwajah manusia dan ada 

pula yang wajahnya seperti burung nasar yang sedang terbang. 

Perawakan mereka tinggi besar. Mereka bertempik-sorak, “Kudus, 

kudus, kuduslah, Tuhan Allah Mahakuasa.”

Saya merasa itu pemandangan aneh karena sebelumnya tak 

pernah saya melihat makhluk seperti itu. Tapi saya sadar betul 

bahwa Allah menciptakan mereka untuk tinggal di sorga. Saya 

memuji Allah karena karya dan kuasaNya yang luar biasa itu. 

Sungguh, Allah kita itu terlalu amat dahsyat.

Saya rindu Anda memahami bahwa setelah memandang makhluk 

sorgawi itu saya mulai menyelidiki tentang mereka dan saya 

temukan  pernyataan Rasul Yohanes yang menakjubkan di kitab 

Wahyu 4:6-8: “Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan 

kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat 

makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah 

belakang. 

“Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk 

yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga 

mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang 

keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 

“Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, 

sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan 

dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: 

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah 

ada dan yang ada dan yang akan datang.”

TUGAS PARA SERAFIM

Tugas dan pekerjaan para serafim—inilah juga tugas para tua-tua 

itu—adalah menyembah dan memuji Allah, seperti yang diceritakan  

di dalam Alkitab.

“Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, 

sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan 

dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: 

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah 

ada dan yang ada dan yang akan datang.

“Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian,
dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk

di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka 

tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang 

duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup 

sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya 

di hadapan takhta itu, sambil berkata: Ya Tuhan dan Allah kami, 

Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; 

sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena 

kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.” (Wahyu 4:8-11)

“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu

Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan 

bahasa dan kaum dan bangsa. 

“Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan 

menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah 

sebagai raja di bumi.” (Wahyu 5:9-10)

“Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat 

sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah
mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara

nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima 

kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan 

kemuliaan, dan puji-pujian!” 

“Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di 

bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada 

di dalamnya, berkata: Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi 

Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan 

kuasa sampai selama-lamanya!  

“Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh 

tersungkur dan menyembah.” (Wahyu 5:11-14)

“Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua 

dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta 

itu dan menyembah Allah, sambil berkata: “Amin! puji-pujian dan 

kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan 

kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” (Wahyu 

7:11-12)

“Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu 

tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, 

dan mereka berkata: Amin, Haleluya. 

“Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: Pujilah Allah 

kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik 

kecil maupun besar! 

“Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang 

banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, 

katanya: Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, 

telah menjadi raja.” (Wahyu 19:4-6)

“Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat 

makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak 

Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan 

emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.” 

(Wahyu 5:8)

“Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama 

dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari 

keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: 

Mari!” (Wahyu 6:1)

“Dan ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari 

Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan 

dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 

“Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh 

malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, 

yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya. 

“Dan Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan 

karena kuasa-Nya, dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci 

itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat 

itu.” (Wahyu 15:6-8)

RIWAYAT PERJALANAN KE SORGA

Tuhan Yesus membawa saya ke sorga 10 kali. Saya tiba di sorga 

dalam kuasa Allah. Ini semua terjadi segera setelah Dia membawa 

saya ke alam maut selama 30 malam.

Perjalananku ke alam roh ini berlangsung dalam masa Paskah. 

Yesus pertama kali muncul pada suatu subuh, antara jam 02:00 

dan jam  05:00.

Pertama-tama Dia membawa saya ke dalam alam maut untuk 

menunjukkan kepadaku tempat perhentian bagi semua manusia 

yang menolak atau tidak percaya kepadaNya.  Artinya, manusia 

yang tidak percaya Yesus tak akan pernah sampai ke sorga. 

Jadi, sebelum Dia membawa saya ke sorga, Dia terlebih dahulu 

membawa saya ke dalam perut bumi dan menunjukkan tempat 

tinggal orang mati. Tentang kunjungan ke alam maut ini telah saya 

bukukan dalam buku berjudul  A Divine Revelation of Hell  (Wahyu 

Allah tentang Naraka).

Seusai melakukan perjalanan 30 malam ke dalam perut bumi 

yang penuh kengerian itu, selama 10 malam berikutnya Yesus 

menunjukkan  kepada saya tentang  kemuliaanNya di sorga. Setelah 

itu masih ada lagi serentetan penglihatan yang Tuhan anugerahkan 

kepada saya. Semua yang saya tulis di dalam buku ini adalah kisah 

nyata yang saya alami sendiri dan dinyatakan oleh Roh Allah Yang 

Hidup. Dan Allah mempunyai tujuan bahwa Anda mendengarnya 

hari ini.

Beberapa hal lain perlu saya ceriterakan di sini. Di sorga ada 

malaikat yang memiliki sayap dan ada juga yang tidak memiliki 

sayap. Setiap kali saya tiba di sorga, saya melihat setiap malaikat itu 

sedang sibuk mengerjakan sesuatu tugas. Mereka merampungkan 

semua tugas yang diberikan bahkan sampai hal-hal yang sangat 

rinci. 

Setiap malaikat memiliki tugas tertentu, jadi tugas mereka  

berbeda-beda. Tapi yang sama adalah setiap mereka selalu memuji 

Allah dan mereka mengerjakan semua tugas itu dengan penuh  

sukacita walau tampak begitu sibuk.

Misalnya, setiap kali jiwa-jiwa baru tiba di sorga, para malaikat 

menemui mereka dan mengantar mereka melewati Sungai 

Kehidupan. Jadi, ada malaikat yang tugasnya mengantar jiwa 

melewati Sungai Kehidupan. Malaikat pengantar ini menyerahkan 

jiwa-jiwa itu kepada malaikat-malaikat lain lagi yang tugasnya 

adalah memakaikan pakaian baru kepada jiwa-jiwa yang baru tiba 

tersebut.

Pakaian keselamatan yang diberikan itu adalah “jubah kebenaran.” 

Setelah itu, malaikat pengantar membawa jiwa-jiwa itu ke sebuah 

ruangan lain bernama “ruang mahkota.” Di sini setiap jiwa akan 

menerima mahkota yang dipakaikan di atas kepalanya.

Semua keagiatan ini berlangsung secara sangat tertib dan sangat 

indah pula. Dalam melakukan tugas ini, para malaikat selalu 

tampak girang dan kebahagiaan yang terpancar dari mereka 

amatlah sempurna.

Saya tidak pernah melihat lonceng di sorga, tapi saya selalu 

mendengar bunyi lonceng berdentang. Malaikat bilang lonceng di 

sorga itu berbunyi setiap kali ada jiwa baru yang diselamatkan di 

bumi. Hal ini mereka namakan “sukacita sorgawi.”

Selama 10 kali perjalanan ke sorga itu saya sering melihat 

meja-meja yang amat cantik. Saya tidak tahu bagaimana harus 

mengungkapkan keindahan meja-meja itu. Di bumi ada banyak 

meja cantik seperti meja bergaya Victoria atau yang lain yang pernah  

Anda lihat, misalnya ada meja ditempatkan di sudut ruangan dan di 

atasnya ada vas bunga atau buku.

Di sorga begitu juga. Tapi, bedanya adalah, meja-meja di sorga 

itu memiliki desain yang keindahannya tidak bisa diterangkan oleh 

manusia. Ada banyak sekali buku di sorga, juga banyak benda lain 

yang tak sanggup saya ceriterakan di sini.

REKAMAN SORGAWI

Dengar baik-baik, umat Tuhan...! Setiap kali engkau menolong 

seseorang misalnya dengan cara memberikan uang untuk kemuliaan 

Tuhan, atau setiap kali engkau membayar perpuluhan, itu semua 

dicatat di sorga. Saya tahu betul hal ini sebab ketika sampai di sana, 

Tuhan menyingkapkan suatu kejadian yang tidak akan terhapus 

dari ingatan saya.

Di sana saya melihat banyak malaikat yang baru saja kembali dari 

bumi. Mereka membawa laporan dari berbagai pelosok planet bumi. 

Mereka kemudian pergi ke pusat dokumentasi dan menyerahkan 

laporan-laporan itu kepada malaikat pencatat untuk diarsipkan. 

Tapi sebelum itu, malaikat pembawa laporan akan membacakan 

laporannya. Malaikat pencatat kemudian bertanya: “Apakah benar 

engkau  menyaksikannya sendiri hal itu? Apakah benar kejadiannya 

persis seperti yang engkau laporkan?”

Setelah laporan itu dikonfirmasikan kebenarannya, barulah
dimasukkan ke dalam kitab kehidupan dari jiwa-jiwa yang dilaporkan itu.

Kitab-kitab ini  lalu dibawa ke depan takhta Allah. Tapi sebelumnya 

harus melewati suatu proses khusus.

Saya masih ingat betul bahwa Roh Tuhan bergerak senantiasa 

di sorga. Roh itu  jauh lebih besar dari apa pun di bumi. Itulah 

sebabnya Alkitab berkata: “Kamu berasal dari Allah ..., dan kamu 

telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di 

dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” 

(I Yohanes 4:4)

Segala sesuatu yang ada di bumi ini sebetulnya diciptakan berdasarkan
model yang sudah ada di sorga, tapi semua yang di bumi

hanyalah pantulan atau bayang-bayang dari apa yang sesungguhnya 

yang ada di sorga. Misalnya musik di bumi ini tidak ada  apa-apanya
dibanding dengan musik di sorga. Begitu juga puji-pujian serta

kemuliaan yang ada di sorga tidak bisa dibandingkan dengan apa 

pun yang ada di seantero bumi.

Allah memang menghendaki umatNya memuliakan Dia. Dari 

kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, Allah menghendaki adanya 

keluarga  besar Allah yang mencintai Dia.

Sampai di sini Anda mesti camkan bahwa sorga hanya disediakan 

bagi orang-orang yang mengasihi Yesus Kristus. Suatu hari nanti 

saya akan pergi lagi ke sana. Suatu hari nanti engkau pun akan pergi 

ke sana—jika engkau sudah bertobat dari semua dosamu dan jika 

Yesus Kristus tetap tinggal di dalam hatimu. Hanya Yesus sajalah 

yang dapat menghapus dosa manusia melalui darahNya yang 

kudus dan mulia. Berikut ini saya berbicara tentang darah Yesus 

penghapus dosa manusia.

DARAH YANG MENGHAPUS DOSA

Di atas sudah saya jelaskan tentang ruangan arsip di sorga. Tapi 

saya mau memberikan informasi yang lebih rinci lagi. Di dalam 

ruangan itu ada beberapa malaikat duduk sambil bekerja.
Di depan mereka ada ember-ember yang terbuat dari emas. Ini juga

merupakan bagian dari kemuliaan sorgawi. Di depan
malaikat-malaikat itu ada tumpukan-tumpukan buku.

Di dalam buku-buku itu tampak marker (penanda bacaan) yang 

berisi pesan-pesan dari bumi tentang kehidupan seseorang. Setiap 

pesan itu harus diperiksa oleh seorang malaikat tinggi besar yang 

bertugas melakukan penyimpanan data.

Saya melihat dua malaikat lain datang dari bumi sambil membawa 

pesan-pesan seperti yang tertulis di marker itu.

Setiap kali seseorang lahir baru, maka satu pesan dituliskan 

tentang itu dan dibawa ke sorga. Ini terjadi ketika seseorang 

sungguh-sungguh bertobat dan menerima Yesus di dalam hatinya. 

Ketika seseorang benar-benar bertobat dari dosa-dosanya dan  

meminta Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, maka di 

marker itu akan ditulis bahwa orang tersebut telah “menyerahkan  

hidupnya kepada Tuhan.”

Malaikat yang mengawasi ember-ember emas itu kemudian 

mengambil sebuah buku dari tumpukan itu. Setiap malaikat itu 

memegang apa yang tampak bagai secarik kain yang dibasuh 

dengan darah. Ini representasi darah Yesus. 

Kain berwarna merah darah ini juga memancarkan
sinar kemuliaan dan kuasa. Kain ini tidak kelihatan menyeramkan
walau basah karena darah, melainkan tampak sangat indah.

Setiap malaikat itu kemudian meletakkan buku yang telah
diambil itu di hadapannya dan, mulai dari halaman yang paling awal,

malaikat itu menghapus tulisan-tulisan dalam buku itu dengan 

menggunakan kain berdarah itu. 

Hebatnya, walaupun kain penghapus itu berwarna merah, tapi 

halaman yang dihapus tidak ternodai melainkan menjadi putih 

bersih. Atas petunjuk Allah, malaikat menghilangkan semua catatan 

lama di dalam buku-buku itu kemudian membuat catatan baru 

yang mengatakan bahwa orang berdosa ini benar telah dilahirkan 

kembali dan Allah tidak mengingat dosanya lagi.

“Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu 

oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.” 

(Yesaya 43:25)

Dengar, anak-anak. Sabda Allah itu benar. Allah benar-benar 

menghapus dosa-dosa kita. Suatu pemandangan yang sungguh 

indah melihat para malaikat itu bekerja membersihkan halaman 

demi halaman dalam buku-buku itu. Haleluyah, karena Tuhan 

menghapus dosa setiap kita yang percaya Dia.

Sekali lagi saya mendengar gemuruh pujian. Lirik nyanyian itu 

sebagai berikut:

Oh, nothing but the blood of Jesus can wash my sins away.

Oh, nothing but the blood of Jesus can make me whole today.

Oh, nothing but the blood of Jesus can cleanse me today.

[Oh, hanya darah Yesus yang dapat menghapus dosaku.

Oh, hanya darah Yesus yang dapat membuat aku lengkap kini.

Oh, hanya darah Yesus yang dapat membersihkan aku kini]

Kemudian para malaikat bernyanyi:

Another one’s been redeemed

by the blood of the Lamb.

Another one’s been saved from the Devil’s hand

by the blood of the Lamb.

Another one’s been saved from hell 

by the blood of Jesus Christ.

[Satu jiwa lagi telah ditebus

oleh Darah Anak Domba

Satu jiwa lagi telah dilepaskan dari cengkeraman Iblis

oleh darah Anak Domba

Satu jiwa lagi telah dibebaskan dari naraka

oleh darah Yesus Kristus]

Umat Tuhan, dengar..., jangan pernah merasa malu untuk 

meminta kuasa darah Yesus. Dua ribu tahun silam darahNya 

dicurahkan untuk menghapus dosa kita. Sejak itu kuasa darah 

Yesus tidak pernah berkurang. Yesus telah mengalahkan Iblis satu 

kali untuk selama lamanya ketika Dia memberikan diriNya untuk 

digantung di salib menggantikan kita (Ibrani 7:2-7). Kristus turun 

dari sorga yang mulia. Dia dilahirkan oleh Perawan Maria. Dia 

menyerahkan diriNya agar kita dapat ditebus oleh da-rahNya yang 

mulia itu. Dia melakukan ini semua agar kita jangan dimasukkan ke 

naraka.

Saudara bisa bayangkan betapa girangnya hati saya ketika 

menyaksikan dosa manusia dihapus oleh darah Yesus. Bayangkan 

kejadian itu—semua catatan lama tentang dosa, kecemaran, semua 

yang kelam itu lenyap dan Allah tidak mengingat lagi semua dosa 

yang sudah terhapus itu.

MEZBAH ALLAH

Saya sangat suka melihat mezbah Tuhan. Ketika saya berada di 

sebuah gereja yang dipenuhi Roh Allah, saya melihat ada mezbah 

yang sangat indah. Indah mezbah itu karena saya menyadari pasti 

di sana sudah banyak airmata ditumpahkan. Di dalam Perjanjian 

Lama, Allah berulang kali memberi perintah untuk merobohkan 

mezbah-mezbah penyembahan berhala. “Mezbah mereka kamu 

harus robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, 

tiang-tiang berhala mereka kamu bakar habis, patung-patung allah 

mereka kamu hancurkan, dan nama mereka kamu hapuskan dari 

tempat itu. Jangan kamu berbuat seperti itu terhadap TUHAN, 

Allahmu.” (Ulangan 12:3-4)

Umat Allah diperintahkan untuk melenyapkan mezbah-mezbah 

penuh dosa yang tidak memuliakan Allah. Mereka diperintahkan 

untuk menghancurkan semua mezbah yang tidak menghormati 

Dia dan mereka diminta mendirikan dan merawat mezbah untuk 

menyembah Dia. Hanya Yesus sajalah yang dapat melakukan itu 

bagi kamu. Engkau tidak bisa melakukannya sendiri. 

Baca Hakim-Hakim 6:25-26: “Pada malam itu juga TUHAN 

berfirman kepadanya: Ambillah seekor lembu jantan kepunyaan 

ayahmu, yakni lembu jantan yang kedua, berumur tujuh tahun, 

runtuhkanlah mezbah Baal kepunyaan ayahmu dan tebanglah 

tiang berhala yang di dekatnya. Kemudian dirikanlah mezbah bagi 

TUHAN, Allahmu, di atas kubu pertahanan ini dengan disusun 

baik, lalu ambillah lembu jantan yang kedua dan persembahkanlah 

korban bakaran dengan kayu tiang berhala yang akan kautebang 

itu.”

MEZBAH DI JAMAN SEKARANG

Dalam misi penginjilanku di seantero Amerika, saya selalu 

merenungkan tentang mezbah Tuhan. Ketika kita maju ke depan 

dan “curhat” kepada Allah sambil berlutut di altar gereja, kita tidak 

malu menghadapi Dia. Mezbah yang dikhususkan bagi Tuhan 

adalah tempat dimana kita dapat berada di dalam hadirat Allah, 

tempat dimana kita dapat memanggil-manggil Dia dan mengakui 

semua dosa kita kemudian meminta pengampunan dariNya.

Banyak di antara kita yang telah merasakan kehadiranNya yang 

amat dahsyat. Dia menjawab doa kita. Kadang-kadang kita juga  

merasakan tanganNya sedang merangkul diri kita.

Ada sesuatu yang luar biasa tentang mezbah di dalam Perjanjian 

Lama. Di sana engkau hanya berlutut dan menyembah. Engkau 

juga bisa memuji Allah ketika berada di rumah atau di dalam mobil. 

Dimana pun engkau berada engkau dapat memuji Tuhan. Tapi saya 

ingin katakan satu hal: Mezbah adalah tempat dimana engkau dapat 

mengikat janji dan bersekutu dengan Allah dalam suasana akrab.

Nabi-nabi dalam Perjanjian Lama mendirikan mezbah sebagai 

tempat dimana mereka dapat berseru kepada Allah meminta  

pengampunan bagi umat Allah dan juga bagi diri mereka sendiri. 

Di mezbah itu mereka lakukan pertobatan dan mempersembahkan 

korban curahan darah atas nama umat. Allah menerima pertobatan 

dan korban itu.

Tapi karena Kristus telah mencurahkan darahNya sebagai korban 

yang paling tinggi maka kita tak perlu lagi memberikan korban 

curahan untuk penebusan dosa. Tapi tetap kita mesti bertobat dari 

semua dosa. Dan tempat paling baik untuk melakukan pertobatan 

itu adalah di mezbah atau altar. Karena itu, ketika melihat altar 

gereja, jangan segan-segan maju dan berlutut di sana untuk berdoa 

sebisa mungkin. Karena altar itu sangat berarti. Di setiap rumah 

mesti ada altar seperti itu, agar kita dapat senantiasa berbicara 

kepada Allah dan agar ada tempat untuk berduaan dengan Allah.

Setiap kali saya berkhotbah, saya selalu katakan: Jangan 

malu untuk maju ke altar ini, sebab di sini Allah akan berjumpa 

denganmu. Betul, Dia dapat menemuimu ketika engkau sedang 

duduk. Tapi ada nilai lebih tentang mezbah yang diurapi Tuhan 

dimana engkau dapat merendahkan diri, mengangkat tanganmu 

dan berkata: Tuhan, aku ada di sini. Pakailah demi kemuliaanMu.

MENYEMBAH ALLAH SECARA TULUS

Hatimu harus selaras dengan kata-katamu ketika engkau berdoa. 

Allah masih terus mencari orang-orang yang secara tulus mencintai 

dan memuji Dia. Allah masih terus mencari orang-orang yang mau 

berbalik dari jalan hidup yang jahat dan bertobat di hadapanNya. 

Dia masih mencari orang-orang yang mau menyembah Dia di 

dalam roh dan kebenaran.

“Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan 

diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya 

yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni 

dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (II Tawarikh 7:14)

“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa 

penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh 

dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah 

demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus 

menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” (Yohanes  4:23-24)

Tuluslah di hadapan Allah. Jujurlah kepadaNya. Ketika maju 

ke altar, jangan sekali-kali berlutut untuk berkata “Betty bersalah 

kepada saya,” atau “Joe membuat aku kecewa.” Tapi, katakan: 

“Bapa, akulah yang bersalah. Itu sebabnya aku ada di sini untuk 

memohon pengampunanMu.” Engkau sendiri harus mengampuni 

mereka yang menurut pendapatmu telah bersalah kepadamu. 

Tuhan rindu melihat umat yang dibebaskan agar mata yang buta 

dapat melihat dan telinga yang tuli dapat mendengar apa yang 

tengah dikatakan Roh kepada gerejaNya. (Wahyu 2:7).

Kita sering mengalami banyak pencobaan dan guncangan hidup. 

Terkadang kita merasa bahwa si jahat itu telah mencuri semua 

kedamaian dari kita. Tapi Allah memberikan kepada kita ketabahan 

agar pada akhirnya kita menerima kemenangan. Ada banyak sekali 

tekanan di dalam hidup ini, tapi di dalam Yesus ada kedamaian dan 

ketenteraman. Carilah gereja yang percaya pada kuasa Roh Kudus. 

Di sana engkau akan belajar tentang hikmat Allah dan terbebas dari 

masalah, penderitaan dan kesedihan. Sangat penting bagi setiap 

anak Tuhan untuk selalu bersekutu di gereja. Alkitab mengajarkan 

kita tentang pentingnya persekutuan seperti itu (Ibrani 10:25). 

Jangan pernah mengasingkan diri. Allah mengasihi kamu dan ada 

banyak orang kudusNya yang juga mengasihi kamu.

SUKACITA YANG AKAN DINYATAKAN

Bagian lain dari sukacita di sorga merupakan misteri ilahi yang 

akan dinyatakan kelak. Saya tidak dibolehkan untuk melihat bagian 

tersebut. Tapi yang pasti, dalam salah satu kunjungan saya ke sorga, 

saya melihat sendiri rumah-rumah megah dan istana-istana yang 

mahaindah. Hanya sekejap saja saya dibolehkan melihat
istana-istana indah itu. Kemudian saya dibawa ke suatu tempat dimana

malaikat-malaikat sedang sibuk bekerja. Mereka mengerjakan
berbagai macam pekerjaan.

Tampaknya mereka baru saja tiba dari bumi dan masuk secara 

teratur. Setiap malaikat itu membawa berkas-berkas di tangannya. 

Terkadang juga malaikat membawa kitab-kitab yang penuh dengan 

catatan yang telah mereka tulis sendiri. Laporan dari bumi ini 

kemudian dibawa ke tempat-tempat tertentu untuk diarsipkan. Di 

antara arsip-arsip itu ada catatan tentang upah yang akan diterima 

semua orang kudus.

Nanti, ketika Anda tiba di sorga, Anda akan diberikan upah untuk 

setiap pekerjaan yang telah Anda lakukan di bumi untuk kemuliaan 

Yesus Kristus. Inilah sebabnya buku ini harus saya tulis. Saya 

tulis ini semua demi hormat dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. 

Saya ingin Anda mengerti betul tentang bagian misteri yang Allah 

perkenankan untuk saya saksikan. 

Benar, seperti kata Alkitab (I Korintus 13:9) bahwa sekarang kita 

hanya mengetahui sebagian saja dan kita hanya bernubuat sebagian 

saja, sebab waktunya belum tiba untuk mengetahui segalanya. 

Itu sebabnya Allah juga menyatakan hanya sebagian kecil dari 

misteriNya di sorga.

Terpujilah nama Tuhan, sebab ketika nanti kita tiba di sana, 

di rumah kita yang abadi, semua pertanyaan kita akan terjawab, 

semua doa kita akan dijawab, semua kerinduan kita yang terdalam 

akan dipuaskan.

PENGLIHATAN PARA NABI

Saya mau berceritera tentang penglihatan saya mengenai 

para malaikat yang tengah bekerja. Saya rindu Anda mengerti 

tentang beberapa hal indah yang telah Allah nyatakan. Saya ingin 

membagikan kepadamu sukacita yaitu ketika kita tahu bahwa 

Tuhan menyediakan upah untuk semua orang yang bekerja bagi 

kemuliaanNya.

Bapa di sorga begitu hebat karena Dia terus menyingkapkan 

banyak “rahasiaNya kepada hamba-hambaNya—para nabi” (Amos 

3:7). Kerinduan Bapa di sorga adalah menyingkapkan semua ini 

kepada mereka yang peka terhadap wahyuNya dan mereka yang 

tergerak hati untuk menyebarluaskan pesanNya.

“Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN 

semesta alam: Akulah yang terdahulu dan Akulah yang 

terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku. Siapakah seperti 

Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan 

membentangkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari 

dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah 

mereka memberitahukannya kepada kami! Janganlah gentar dan 

janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan 

Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah 

Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak 

ada Kukenal!” (Yesaya  44:6-8)

“Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: Tuliskanlah penglihatan 

itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat 

membacanya.” (Habakuk 2:2)

Ada banyak contoh di dalam Alkitab tentang bagaimana Allah 

rindu menyatakan sesuatu kepada umatNya melalui utusan-utusan 

yang  diurapiNya. Sabda Tuhan itu sungguh benar adanya.

Menurut Alkitab,  Daniel mendapat penglihatan:

“… bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di 

tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu …” (Daniel 7:1 NIV)

“Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab …” 

(Wahyu  1:11).

Yesaya adalah seorang nabi besar yang membawa pesan penting 

untuk Yehuda karena keberaniannya dalam menyampaikan 

pesan Tuhan. Kitab Yesaya dimulai dengan kalimat: Penglihatan 

dari Yesaya anak Amos, yang dilihatnya mengenai Yehuda dan 

Yerusalem (Yesaya 1:1). Krena Yehezkiel mendapat penglihatan 

dari Tuhan (Yehezkiel 1:1), dia terpanggil dan diurapi untuk suatu 

misi nubuatan.

Allah, dalam belaskasihanNya yang tak terbatas, telah memandang 

perlu memanggil saya dan menyatakan penglihatan-penglihatan  

yang berasal dari diriNya sendiri. 

Saya bersyukur kepadaNya untuk hal ini. Ketika saya sedang 

berdoa dan meditasi, mencari kehendak Allah untuk hal-hal 

tertentu, Roh Kudus membolehkan saya mengetahui berbagai 

misteri sorgawi. Panggilan saya di dalam Tuhan adalah untuk 

menerima mimpi-mimpi, penglihatan dan wahyu untuk dibagikan 

kepada banyak orang. Sebagai salah satu hamba Allah yang diurapi, 

saya hanya mendeskripsikan tentang hal-hal yang Allah nyatakan 

kepada saya. Dan saya percaya seperti inilah peran alkitabiah yang 

harus saya  lakonkan.

Ketika Tuhan Yesus Kristus menyatakan diriNya kepada saya, Dia 

memakai jubah putih yang berkilau-kilau, penuh cahaya kemuliaan  

dan kuasa. Tinggi badan Tuhan Yesus, menurut yang saya lihat,  

adalah 6 kaki (6 x 12 inci = 180 sentimeter). JenggotNya amat rapi. 

RambutNya lebat dan panjang, terurai lepas ke bahu. MataNya 

amat indah dan sorotan mataNya tajam menembus.

Gambar Tuhan Yesus yang paling mirip dengan wajah asliNya 

yang saya lihat itu adalah yang tergantung di lokasi Tembok 

Ratapan di Israel yang menggambarkan Dia sedang berdoa untuk 

orang-orang Yahudi dan Israel. Dia penuh dengan kasih sayang dan 

kepedulian terhadap kita semua, persis seperti yang digambarkan 

oleh pelukis di Israel itu.

Baca Kisah Para Rasul 1:10:

“Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu,
tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka…”

Bagaimana mungkin seseorang membaca dan tidak mempercayai 

apa yang dibacanya? Allah secara terang-terangan menunjukkan 

kepada manusia tentang adanya malaikat ketika Yesus terangkat 

ke sorga. Kita perlu mengerti bahwa Allah rindu untuk menyatakan 

kuasa kemuliaan dan karya-karyaNya yang ajaib kepada kita justru 

pada bagian akhir dari akhir zaman ini. 

Allah mempunyai banyak penglihatan untuk kita saksikan. Dia 

rindu menyampaikan semua kebenaran ini kepada kita supaya kita 

bersukacita dan bekerja di bumi dengan senang hati untuk Dia.

MUJIZAT DI GEREJA

Setelah semua penglihatan itu berlalu, saya mulai melayani di 

sebuah acara gereja. Saya tenggelam dalam doa dan meditasi yang 

kusuk. Pada malam itu, di gereja, saya melihat banyak malaikat 

datang. Mereka memegang pedang yang terbuat dari emas. Roh 

Allah kemudian berbicara kepada saya dengan sangat jelas:

“AnakKu, ketika tiba saatnya umat ini berdoa, Aku akan
menyembuhkan berbagai penyakit. Aku mau ini menjadi tanda dalam

pelayananmu, bahwa penglihatan yang telah engkau lihat tentang 

naraka itu benar adanya. Sudah Kukatakan bahwa Aku akan 

memberi tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat seperti yang ditulis 

di dalam Injil Yesus Kristus.”

Sangat bahagia hati saya ketika mendengar itu. Ketika saya 

sedang berkhotbah, tampak seorang malaikat memegang sebuah 

kitab besar dan menulis semua yang saya khotbahkan. Tampak 

atap gereja itu terbuka dan di atas sana takhta Allah dapat dilihat 

dari tempat saya berdiri. Para malaikat di atas sana tampak sedang 

bertempik-sorak.

KETIKA RANTAI DOSA DIPUTUSKAN

Ketika tiba saatnya untuk maju ke depan altar, saya melihat para 

malaikat berjalan-jalan di tengah jemaat sambil membujuk mereka 

untuk berjalan ke altar dan menyerahkan hati kepada Tuhan Yesus. 

Ketika malaikat menyentuh hati setiap individu yang sedang
berlutut di altar itu, asap dosa hitam pekat mulai menguap keluar dari

hati mereka. Menakjubkan pemandangan itu.

Saya melihat juga rantai-rantai yang membelenggu jemaat. 

Sewaktu mereka menerima pengampunan, para malaikat 

memutuskan rantai-rantai dosa tersebut dan membuangnya ke 

luar. Semua rantai pengikat itu mulai putus ketika orang-orang 

itu mulai mengangkat tangan sambil mengaku dosa kepada Tuhan 

Yesus.

Ada lagi hal lain terjadi. Ketika Firman Allah saya bacakan, Firman 

itu tampak seperti pedang yang melompat keluar dari
halaman-halaman Alkitab lalu menembusi tubuh setiap orang dan langsung

menyembuhkan penyakit apa pun yang mereka derita. Saya sendiri 

juga heran. Tapi kemuliaan Tuhan memenuhi ruangan itu dan saya 

bersyukur Dia bekerja melalui mujizat-mujizat untuk menyalurkan 

berkat-berkat sorgawi ke bumi.

Tangisan dan pujian naik dari semua sudut ruangan mengiringi 

penyelamatan jiwa-jiwa itu. Dalam banyak pelayanan saya di 

berbagai tempat di bumi, Allah selalu menunjukkan
mujizat-mujizatNya seperti ini dan banyak jiwa diselamatkan.

Terpujilah nama Tuhan karena semua tanda ajaibNya itu. 

Saya yakin betul bahwa malaikat masih terus bekerja seperti 

itu, membantu saya melaksanakan pelayanan bagi hormat dan 

kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.

FIRMAN ALLAH

Dalam banyak kebaktian yang saya kunjungi, saya melihat 

malaikat mengerjakan banyak hal indah. Perlu diingat bahwa 

malaikat adalah roh-roh yang melayani Tuhan. Mereka diutus 

untuk melayani semua orang yang mewarisi keselamatan (Ibrani 

1:13).

Suatu ketika saya melihat seorang hamba Tuhan sedang 

bernubuat. Ketika dia sedang bernubuat, Allah membuka mata saya 

untuk melihat malaikat yang tengah berdiri di atasnya. Malaikat 

itu sedang mencurahkan ke atas kepala hamba Tuhan itu sesuatu 

yang tampak bagai minyak bercampur api yang keluar dari sebuah 

tabung berbentuk nafiri.

Lalu saya melihat isi hati orang itu—penuh dengan firman 

Allah. Firman itu keluar dari hati orang itu kemudian naik melalui 

kerongkongannya dan keluar melalui mulutnya. Saya lihat firman 

itu mengalir keluar dari mulutnya. 

Ketika firman itu menyentuh udara, firman itu berubah bentuk 

menjadi sebilah pedang tajam bermata dua. Seorang malaikat lain 

tampak sedang mencatat semua yang diucapkan oleh hamba Tuhan 

itu. Saya berkata: “Tuhan, ini benar-benar firmanMu yang keluar 

untuk umatMu di sini.”

Tampak seorang malaikat lain lagi memegang Kitab Suci. Ketika 

hamba Allah itu berkhotbah, kata-kata dalam
Kitab Suci itu melompat keluar, masuk ke dalam hati pengkhotbah itu
lalu keluar melalui mulutnya dan kata-kata yang keluar itu pun berubah bentuk

menjadi  pedang bermata dua.

Ketika hamba Tuhan itu berdoa bagi mereka yang sakit, Tuhan 

membuka mata saya untuk melihat sebuah bercak hitam di dalam 

paru-paru, kaki, liver atau bagian lain dari jemaat yang sakit. Pedang 

firman Allah yang keluar tadi menyentuh bagian-bagian tubuh 

jemaat yang sakit itu dan uap panas meluap keluar mengelilingi 

bagian tubuh yang sakit tersebut. Banyak kali ketika jemaat yang 

sakit didoakan, mereka merasakan panas seperti itu.

Saya menyaksikan bagaimana penyakit di tubuh jemaat dibakar 

dan dilenyapkan oleh firman Allah. Bagian tubuh yang sakit 

tadi menjadi sembuh ketika sel-sel baru dan kulit baru muncul 

menggantikan sel-sel lama yang tadinya terserang penyakit. Betapa 

indahnya menyaksikan cara Tuhan bekerja melalui mujizat seperti 

itu. Terpujilah nama Tuhan Yesus.

Beberapa waktu kemudian, saya berbicara dengan beberapa 

anggota jemaat yang disembuhkan. Ada yang berkata: “Saya 

disembuhkan secara sangat ajaib hari itu.” 

Benar, umat Tuhan, di sini, di bumi, kita hanya melihat secara 

samar-samar. Kita hanya dibolehkan melihat dan mengetahui apa 

yang Allah ijinkan untuk kita ketahui. 

Apa yang saya lihat di gereja itu hanyalah apa yang Allah 

perbolehkan bagi saya. Hormat dan puji dan syukur saya bagi Dia 

Yang Mahamulia.
DATANG KE TAKHTA ALLAH

Saya menyadari betapa pentingnya peran para nabi di dalam 

dunia masa kini sama seperti peran mereka di dalam dunia masa 

lalu. Saya mulai menyadari pentingnya pelayanan seperti yang 

diberitakan dalam Efesus 4:11-12: “Dan Ialah yang memberikan 

baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita 

Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk 

memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, 

bagi pembangunan tubuh Kristus.”

Saya mengerti betapa pentingnya setiap kita sebagai sesama 

anggota dalam Tubuh Kristus. Alkitab berkata kita dapat datang 

dengan berani ke hadapan takhta anugerah Allah agar kita boleh 

memperoleh pengasihan dan anugerah untuk melayani sesama 

(Ibrani 4:16).

Kata-kata itu meyakinkan kita bahwa kita memiliki keberanian 

untuk masuk ke dalam kekudusan melalui darah Yesus (Ibrani 10:

19), karena sesuai dengan hukum, hampir segala sesuatu mesti 

dimurnikan oleh darah dan tanpa darah yang tertumpah tak akan 

ada pengampunan (Ibrani 9:22).

Kawan, saya bersaksi di sini bahwa semua ini adalah benar. Hanya 

darah Yesus Kristus sajalah yang dapat melakukan pendamaian 

bagi jiwa manusia. Darah dan firmanNya bekerja bersama dalam 

anugerahNya.

“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri 

takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan 

kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” 

(Ibrani  4:16)

PERTOLONGAN DI MASA KINI

Betapa seringnya kita membutuhkan pertolongan! Ada yang sakit 

secara fisik, ada pula yang sakit hati, ada lagi yang bergumul karena 

perceraian. Banyak yang berkabung karena kehilangan orang-orang 

yang dikasihinya, atau ada anak yang tersesat melakukan hal-hal 

yang tidak senonoh. Ada masalah lain lagi seperti ketika tak ada 

harapan dari mana kita akan mendapatkan uang. Pada saat-saat 

seperti itu, kita membutuhkan pertolongan. Kita dapat datang 

dengan berani menghadap takhta Allah dan berdoa: Ya Allahku, 

aku membutuhkan uluran tanganMu.

Dalam penglihatan yang Allah berikan kepada saya tentang 

berbagai kejadian di muka bumi, setiap kali ada hamba Tuhan 

berkeluh-kesah, Firman Allah ada di sana. Seorang malaikat yang 

memegang sebuah Kitab Suci besar datang ke situ. Malaikat itu 

membuka firman Allah lalu menempelak wajah Iblis dengan firman 

itu. Si Iblis biasanya muncul dalam bentuk roh jahat atau pun ular. 

Ketika malaikat membuka Kitab Suci, Iblis langsung terpental 

dan menjerit, karena dia tahu betul bahwa malaikat itu sedang 

menggunakan pedang tajam bermata dua. 

Tidak semua mujizat itu terjadi pada setiap gereja yang saya 

layani. Dalam roh biasanya saya dapat melihat hal-hal yang terjadi 

di berbagai tempat yang jauh di bumi. Kadang saya tak tahu tempat 

apa yang tengah saya lihat di dalam roh atau kapan hal-hal ajaib itu 

terjadi. Puji syukur kepada Bapa di sorga sebab Tuhan Yesus telah 

mengalahkan Iblis secara tuntas demi kita semua, agar kita boleh 

memperoleh kelepasan dan hidup kekal. Dengan itu kita kini boleh 

secara berani menghadap takhta Allah yang penuh anugerah itu di  

tempat mana pun kita berada.

KUASA NAMA YESUS

Melalui Kitab Suci, belas kasihan dan anugerah Allah tersedia 

secara nyata demi menyembuhkan semua penyakit yang kita derita. 

Saya rindu saudara bersemangat di dalam firman Allah pada hari 

ini. Jika saudara mempunyai suatu keperluan, datanglah dengan 

berani menghadap takhta kemurahan Allah dan mintalah Dia 

menolong saudara. Sebab malaikat-malaikat Allah adalah
roh-roh yang melayani yang diutus untuk melayani semua orang yang

menjadi ahli waris keselamatan (Ibrani 1:14).

Saya yakin betul akan hal ini sebab saya mengalaminya. Saya 

sudah melihat semua itu di dalam roh berulang kali. Ketika kita 

berseru  kepada Tuhan, Dia mengutus malaikat-malaikatNya untuk 

menolong kita melalui kuasa dan kebesaran firman dan rohNya.

Ketika setan-setan telah dibuang keluar dari diri seseorang yang 

dilayani, saya melihat roh-roh jahat menyembul keluar bagai 

bayang-bayang hitam dalam penampakan. Ketika nama Yesus 

disebutkan, saya sering melihat malaikat menyeret keluar roh-roh 

jahat itu lalu mengikat mereka dengan rantai. Spontan saya berseru: 

Oh Tuhan, betapa berkuasanya firmanMu untuk menyelamatkan 

umatMu dari belenggu kuasa jahat. 

Firman Tuhan sajalah yang mengerjakan semua ini. Dan itu 

adalah kata-kata yang Yesus ucapkan. Hanya di dalam nama 

Yesus yang  berkuasa itu semua kuasa kegelapan takluk. Sekarang, 

panggillah Yesus. Sebutlah namaNya, maka Dia akan menolong 

saudara. Engkau akan dilahirkan kembali dan dibebaskan dari 

dosa-dosamu agar dapat memiliki istana megah di sorga.

Suatu ketika saya berada di Malaysia. Orang-orang di sana sangat 

haus akan firman Tuhan. Dan saya sadar bahwa dengan kehadiran 

Allah di sana banyak orang akan melihat mujizat. Kemuliaan Tuhan 

tercurah ke atas Malaysia ketika itu bagai hujan yang deras.

Roh Kudus bergerak di antara umat yang berhimpun di sana dan 

menyelamatkan banyak jiwa. Banyak orang terjatuh dari kursinya 

dan tersungkur ke tanah ketika mereka menerima Tuhan Yesus. 

Banyak jiwa diselamatkan ketika kuasa Tuhan  menyentuh mereka.

Betapa hausnya mereka akan firman Allah! Mereka bergegas ingin 

segera dilahirkan kembali dan mengundang Yesus ke dalam hati  

mereka. Kuasa Tuhan bekerja dahsyat dalam kunjungan itu.

ALLAH MEMBENCI OKULTISME

Saya rindu saudara merenungkan ayat-ayat berikut ini:
“Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan

tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan 

itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 

Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan 

tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan 

kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat 

mendekati yang lain, semalam-malaman itu.” (Keluaran 14:19-20)

Anak-anak Tuhan, dengar! Tidak tahukah kamu bahwa Tuhan 

rindu untuk mengerjakan mujizatNya dalam hidupmu pada hari 

ini juga, sama seperti yang Dia lakukan di masa lalu? Sadarkah 

kita bahwa sering kita mengabaikan hal ini yang mestinya sudah 

mendatangkan keuntungan bagi kita? Hal-hal indah yang Tuhan 

sediakan bagi kita justru sering tidak kita hiraukan.

Berbagai jenis ilmu sihir, perdukunan dan sejenisnya begitu marak 

di negeri ini. Hal-hal ini disodorkan oleh Iblis sebagai jawaban untuk 

memuaskan hati banyak orang. Orang jaman sekarang mencari 

petunjuk dari berbagai sumber tentang kehidupan mereka. Tapi 

saya mau tegaskan kepada saudara hari ini: Allah itu benar-benar 

ada dan Dia sajalah yang sungguh benar. Dia tidak mengijinkan 

kita untuk mencari pertolongan dari sumber lain. Bapa di sorga 

membenci semua praktek okultisme, sihir, perdukunan dan apa 

pun namanya di dunia.

“Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh 

peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian 

menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat 

19:31)

Sangat besar dosanya dan salah besar apabila saudara mencari 

pertolongan atau petunjuk melalui medium atau alat Iblis. Sebab 

malaikat Tuhan itu nyata dan diutus untuk melayani kita demi 

keselamatan kita.

“… sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya 

kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.” (Mazmur 91:

11)

“… dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau 

utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; 

Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihanNya.
Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman

dahulu kala.” (Yesaya 63:9)

“Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh 

dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan 

hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan 

melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena 

mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali 

Allah mereka.” (Daniel 3:28)

PASUKAN MALAIKAT SORGA

Ketika Tuhan Yesus menyingkapkan alam maut kepada saya, 

dapat saya saksikan dengan mata rohani saya bahwa rumah saya 

di bumi dikawal oleh firman Allah yang ditulis di udara. Tiga 

pasukan malaikat Tuhan mengawal rumah saya. Ada yang duduk, 

ada yang  sedang bercakap-cakap dengan temannya. Satu pasukan 

lainnya yang tampak sangat berwibawa dan berkuasa juga tampak 

mengawal rumah itu. Jadi ada tiga pasukan malaikat yang mengawal 

rumah saya ketika roh saya dibawa ke alam maut dan ke sorga.

Kelompok yang ketiga berdiri begitu rapat satu dengan lainnya. 

Sayap mereka bersentuhan dan wajah mereka menghadap keluar. 

Malaikat dalam group ini sangat besar perawakannya dan  tampak 

bagai jawara-jawara perang yang gagah perkasa. Mereka memiliki 

pedang yang tergantung di pinggang. Dan setiap kali sebuah 

bayangan hitam mencoba mendekati rumah itu, mereka serempak 

mencabut pedang, bersiap melindungi keluarga saya.

Pedang yang mereka tarik itu sebetulnya adalah firman Allah. 

Ingat, “pedang Roh” adalah “firman Allah.” (Efesus 6:17). Pedang 

firman Allah itu ketika ditarik keluar dari sarungnya menyerupai 

nyala api yang akan menghanguskan musuh. Dan musuh akan 

hancur lebur dan menjadi debu.

Saya teringat firman Allah di dalam Maleaki 4:3 yang  membuat 

saya kagum. Ingat, ketika Allah mengirimkan firmanNya, maka 

Petrus yang terbelenggu di dalam penjara dibebaskan oleh malaikat. 

Baca kisahnya dalam Kisah Para Rasul 12:7-11:

“Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan 

cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus 

untuk membangunkannya, katanya: Bangunlah segera! Maka 

gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. 

“Lalu kata malaikat itu kepadanya: Ikatlah pinggangmu dan 

kenakanlah sepatumu! Iapun berbuat demikian. Lalu malaikat itu 

berkata kepadanya: Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!

“Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar dan ia tidak tahu, bahwa apa 

yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi, sangkanya ia 

melihat suatu penglihatan. 

“Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal 

kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke 

kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. “Sesudah 

tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba 

malaikat itu meninggalkan dia. 

“Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: Sekarang tahulah 

aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan 

menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu 

yang diharapkan orang Yahudi.” 

Baca juga II Raja-Raja 6:17:

“Lalu berdoalah Elisa: Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, 

supaya ia melihat. Maka TUHAN membuka mata bujang itu, 

sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan 

kereta berapi sekeliling Elisa.”

MALAIKAT DAN FIRMAN

Untuk merenungkan tentang peran malaikat Allah di dalam 

kehidupan manusia, baca ayat-ayat berikut ini: 

“Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan 

nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, 

janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab 

anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Matius 

1:20)

“Kemudian TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah 

Malaikat TUHAN dengan pedang terhunus di tangan-Nya berdiri di 

jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.” (Bilangan 22:31)

“Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah
malaikat-malaikat Allah dengan dia.” (Kejadian 32:1)

“… dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, 

yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki 

di tempat mayat Yesus terbaring.” (Johanes 20:12)

“Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, 

katanya: ‘Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut 

jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.’ Jalan itu jalan yang 

sunyi.” (Kisah Para Rasul 8:26)

“Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah 

yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku…” (Kisah Para 

Rasul 27:23)

Karena itu, saudaraku, sebagai pengikut Yesus kita perlu
memahami betul bahwa kita dilindungi secara sangat sempurna. Kita

perlu mengerti bahwa Allah telah menyediakan segala sesuatu 

untuk kita melalui firmanNya yang kudus itu. 

Apabila Anda memerlukan pertolongan, datanglah kepadaNya 

dengan berani. Di sana, di takhta kemurahan Allah, dalam nama 

Yesus Kristus, kita dapat meminta apa yang kita  inginkan.

Apabila saudara dan saya membutuhkan bantuanNya, Dia akan 

selalu menyediakan itu. Dia gemar menolong kita ketika kita 

memelihara dan menjalankan perintah-perintahNya dan melayani 

Dia.

KENANGAN TENTANG ALAM MAUT

Saya ingat waktu saya menyelesaikan perjalanan ke dalam alam 

maut, sebelum Tuhan membawa saya ke sorga, selama beberapa 

hari saya terguncang dan sakit. Setiap malam saya tak ingin lampu 

dimatikan dan harus ada Alkitab di samping ketika saya tidur. Dan 

saya terus membaca Alkitab. Jiwa saya benar-benar goyah karena 

membayangkan semua peristiwa mengerikan di alam maut itu.

Tapi setiap kali saya mengalami guncangan jiwa seperti itu, suara 

Yesus selalu terdengar: “Damai sejahtera atasmu. Tenanglah.” 

(Markus 4:39). Dan seketika itu damai sejahtera Tuhan mengalir 

ke dalam diri saya. Tapi beberapa saat kemudian masih saja saya 

terkenang lagi akan kengerian naraka lalu menjerit ketakutan. Tapi 

kemudian saya meyakini bahwa saya tidak sendirian sebab Tuhan 

Yesus selalu ada di sini di samping saya.

Hal itu tidak lantas berarti saya setiap saat merasa kuat dan tak 

takut lagi. Masih saja saya kadang tidak merasakan kehadiran 

Tuhan. Kadang saya begitu takut sehingga mengharapkan kehadiran 

Yesus pun seperti membuat saya ketakutan—takut kalau nanti Dia 

membawa saya ke alam maut lagi.

Awalnya orang-orang tidak mau mendengar kalau saya berbicara 

tentang perjalanan ke alam maut itu. Saya harus memohon-mohon 

dan berkata: “Tolong bertobatlah dari
dosa-dosamu sebelum semuanya terlambat.”

Sangat sukar bagi siapa pun untuk mempercayai cerita saya 

tentang siksaan di alam maut yang  telah saya alami sendiri. Lebih 

sulit lagi bagi mereka untuk percaya bahwa Yesus sudah menyuruh 

saya menuliskan pengalaman itu dalam buku.

Tapi Tuhan kemudian meyakinkan saya bahwa Dia adalah Tuhan 

yang menyembuhkan. Walau awalnya saya tidak yakin akan dapat 

pulih dari trauma alam maut itu, tapi akhirnya kesembuhan dari 

Tuhan tiba juga dan saya disembuhkan secara sempurna.

PLANET BARU

Setelah itu, Tuhan datang lagi kepada saya. Dalam sekejap, kami 

naik tinggi di luar angkasa. Yesus berkata: “Aku akan menunjukkan 

kepadamu tentang cinta kasih dan kebaikan Allah dan tentang 

beberapa kawasan lain di sorga. Aku mau engkau
melihat pekerjaan-pekerjaan besar yang sudah Kulakukan yang semuanya

sangat indah; karena itu perhatikanlah.”

Seorang malaikat Tuhan kemudian tampil dan berkata: 

“Pandanglah betapa baiknya Tuhan, Allahmu. Kasih setiaNya tetap 

selama-lamanya.”

Perasaan kasih sayang dan kelembutan yang amat sangat mengalir 

keluar dari malaikat itu dan membuat saya hampir menangis ketika 

dia berkata lagi: “Lihatlah kuasa dan kedahsyatan dan kebesaran 

Allah. Baiklah kutunjukkan kepadamu tempat yang telah Dia 

sediakan bagi anak-anakNya.”

Tiba-tiba sebuah planet besar muncul di depan kami. Planet baru 

ini besarnya sama seperti planet bumi.

“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab 

langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan 

lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem 

yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan 

pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.” (Wahyu  

21:1-2)

ALLAH MENGASIHI ANAK-ANAK

Sambil mengamati planet yang muncul itu, saya mendengar Allah 

Bapa berbicara: “Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu. Bapa dan 

Anak adalah satu. Bapa dan Roh Kudus adalah satu. Aku mengutus 

AnakKu untuk mati di kayu salib agar tak seorang pun yang harus 

binasa.

“Aku akan menunjukkan kepadamu tempat yang telah Kusediakan 

bagi anak-anakKu. Aku sangat peduli terhadap semua anak-anak. 

Aku peduli ketika seorang ibu kehilangan anaknya, sekalipun buah 

kandungannya lahir sebelum waktunya. Ingat, Aku mengetahui 

segala sesuatu. Dan Aku peduli. 

“Mulai sejak ada kehidupan di dalam kandungan, Aku tahu. Aku 

tahu tentang bayi-bayi yang dibunuh ketika mereka masih di dalam 

rahim ibunya—bayi-bayi yang diaborsi karena tidak dikehendaki 

kehadirannya. 

“Aku tahu tentang bayi yang meninggal ketika lahir dan yang 

lahir cacat. Dari sejak terjadi pembuahan, sudah ada jiwa di situ. 

Malaikat-malaikat Ku-utus untuk turun dan membawa anak-anak 

yang meninggal itu kepadaKu. 

“Di sorga, mereka disayangi dan mereka tumbuh menjadi manusia 

sempurna. Aku memberikan kepada mereka tubuh yang lengkap 

dan memulihkan bagian manapun dari tubuh mereka yang cacat 

ketika dilahirkan. Aku memberi mereka tubuh yang sempurna.”

SEKOLAH MALAIKAT

Di seantero planet yang muncul itu ada perasaan saling menyayangi,
rasa menjadi manusia sempurna. Segala sesuatu yang ada di

situ amatlah sempurna. Di sana-sini di tengah rerumputan hijau 

lebat dan kolam-kolam air kristal  terdapat tempat-tempat duduk 

yang  terbuat dari pualam, dilengkapi bangku-bangku kayu yang 

amat mulus tampaknya.

Sejauh mata memandang, saya melihat anak-anak tengah sibuk 

dengan berbagai kegiatan. Setiap anak mengenakan jubah putih 

yang tak bernoda sedikitpun. Mereka memakai sandal. Jubah-jubah 

mereka sangat berkilauan sehingga memancarkan cahaya gemerlap 

yang terpantul di planet itu. 

Warna-warni cantik di semua tempat menambah aksentuasi 

cemerlang pada jubah anak-anak itu. Pintu gerbang ke sana dijaga 

para malaikat dan nama anak-anak ini lengkap tertulis di dalam 

sebuah kitab.

Saya melihat ada anak-anak yang tengah bersekolah—mempelajari 

firman Allah. Ada juga sedang belajar memainkan berbagai alat 

musik. Buku  pelajaran musik yang mereka gunakan terbuat dari 

emas.

Saya terperanjat melihat berbagai jenis binatang berlari 

menghampiri anak-anak itu lalu duduk atau berbaring di dekat 

anak-anak yang  sedang bersekolah di sekolah malaikat tersebut.

Tak satu pun anak di situ yang menangis. Tak satu pun tampak 

bersedih sebab suasananya sangat menyenangkan dan kebahagiaan 

menyelimuti seluruh tempat itu.

Setelah beberapa saat, malaikat menunjukkan planet bercahaya 

terang benderang yang muncul di depan saya. Ini bagaikan batu 

cahaya yang disinari jutaan bintang. Segala sesuatu di planet ini 

amat indah, menyenangkan dan hidup. 

Dari kejauhan tampak dua gunung yang seluruhnya terdiri dari 

emas murni. Lebih dekat ke arah saya tampak dua gerbang yang 

juga terbuat dari emas murni. Gerbang-gerbang itu ditaburi berlian 

dan banyak batu mulia lainnya.

Saya baru menyadari bahwa inilah bumi baru yang diberitakan 

dalam Akitab dan kota yang tampak sangat anggun di planet itu 

adalah Yerusalem Baru—Kota Allah yang akan turun ke bumi.

PEMERINTAHAN YESUS KRISTUS

Dalam sekejap saya tiba kembali di bumi lama, yaitu bumi yang 

keadaannya akan seperti menjelang masa Kesukaran Besar tapi 

sebelum Perang Armageddon memurnikannya. Di situ saya melihat 

Yerusalem, ibukota Milennium (seribu tahun).

Dalam penglihatan itu tampak banyak orang datang
dari tempat-tempat jauh dan dekat, semuanya berusaha masuk ke dalam kota

tersebut. Raja di kota itu adalah Yesus. Dan semua bangsa di atas 

bumi membawa kepadaNya banyak hadiah sebagai penghormatan 

kepadaNya. Di situ Dia diakui tidak hanya sebagai raja, tetapi Raja 

Segala Raja.

Tuhan Yesus kemudian menjelaskan arti dari penglihatan itu 

kepada saya dan menerangkan tentang apa yang akan segera terjadi. 

Yesus  berkata: “Tak lama lagi Aku akan kembali dan membawa 

balik ke sorga pertama-tama orang-orang benar yang sudah 

meninggal. Setelah itu, mereka yang masih hidup akan diangkat 

untuk berjumpa denganKu di angkasa. Setelah itu, Antikris akan 

muncul dan memerintah bumi selama waktu yang telah ditetapkan. 

Di masa itu akan ada kesukaran dan penderitaan amat besar seperti 

yang belum pernah terjadi dan tak akan terjadi lagi.

“Kemudian Aku akan datang kembali bersama orang-orang 

kudusKu, dan Setan akan dicampakkan ke dalam jurang yang tak 

berujung untuk tinggal di situ selama seribu tahun. Dalam masa 

seribu tahun itu Akulah yang akan memerintah seluruh bumi. Aku 

memerintah dari Yerusalem. 

“Di akhir masa seribu tahun itu Setan akan dibebaskan untuk 

satu masa, tapi Aku akan mengalahkan dia dengan gemerlap cahaya 

kedatanganKu. Lalu, bumi yang lama ini akan lenyap. Tapi, akan 

ada bumi yang baru dan Yerusalem Baru yang akan turun dari sorga 

dan Aku akan memerintah untuk selama-lamanya.”

KEDATANGAN KEMBALI YESUS KRISTUS

Dalam penglihatan lain setelah itu, saya menyaksikan apa yang 

akan terjadi, yaitu kembalinya Tuhan Yesus Kristus ke bumi. Saya 

mendengar Dia memanggil. SuaraNya bagai bunyi terompet yang 

menggelegar dan saya mendengar juga suara penghulu malaikat.
(I Tesalonika 4:16).

Mendengar bunyi dahsyat itu, seluruh planet bumi bergetar 

dan dari kubur keluar semua orang kudus yang diangkat naik ke 

angkasa untuk bertemu Tuhan.

Berjam-jam gemuruh terompet itu saya dengar. Bumi dan laut 

menyerahkan semua orang yang terkubur di sana (Wahyu 20:13). 

Tuhan Yesus Kristus tampak berdiri di atas awan-awan. Gaun luar 

jubahnya berbentuk nyala api dan kemuliaanNya memancar keluar 

penuh keagungan.  Terompet terus membelah udara dan sambil 

mengamati itu semua saya lihat orang-orang benar yang masih 

hidup juga terangkat ke angkasa untuk bergabung.

“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah 

bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal 

dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 

“Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang 

hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali 

tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. 

“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu 

malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan 

sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus 

akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih 

tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan 

menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (I Tesalonika 4:14-17)

Saya melihat orang-orang yang sudah ditebus itu bagai jutaan titik 

cayaha berkumpul di suatu tempat di angkasa raya.
Di sana malaikat-malaikat memberikan jubah baru yang putih bersih
kepada mereka semua. Mereka bertempik-sorak
setelah mengenakan pakaian baru itu.

Malaikat-malaikat memang ditugaskan untuk melayani mereka. 

Dan para malaikat itu tampak memberikan perhatian khusus 

kepada semua orang yang baru bangkit tersebut. Orang-orang 

ini menggunakan tubuh baru yaitu tubuh mulia. Tubuh baru itu 

mereka dapatkan ketika mereka terangkat ke angkasa. Suatu 

tempik-sorak kegirangan yang bergemuruh terdengar memenuhi 

langit  sementara para malaikat bernyanyi: “Glori bagi Raja Segala 

Raja.”

REPRESENTASI TUBUH KRISTUS

Dalam penglihatan lain saya melihat sesosok tubuh rohani yang 

besar jauh tinggi di sorga. Itulah Tubuh Kristus yang berada dalam 

posisi terlentang. Dari sana mengalir darah ke bumi. Ini adalah 

representasi dari tubuh Tuhan kita yang telah disembelih dahulu.

Tubuh ini terus bertambah besar sampai memenuhi seantero 

sorga. Jutaan jiwa yang sudah ditebus masuk ke dalam tubuh 

tersebut. Saya memandang penuh kekaguman ketika jutaan orang 

menaiki tangga dan masuk menjadi satu dengan tubuh itu. 

Mereka masuk mulai dari bagian kaki terus ke lutut, lengan, 

perut, jantung, dan terus ke kepala. Ketika tubuh itu sudah penuh, 

tampaklah bahwa tubuh itu berisi manusia dari berbagai penjuru 

planet bumi. 

Dengan suara yang menggelegar, orang-orang itu bernyanyi 

memuji Tuhan seperti yang ditulis dalam Alkitab: “Engkau layak 

menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; 

karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau 

telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa 

dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi 

suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan 

mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.” (Wahyu 5:9-10)

Jutaan manusia tampak berhimpun di dekat takhta Allah dan 

saya melihat para malaikat membawa kitab-kitab yang berisi vonis 

pengadilan Allah. Ada juga kursi pengasihan dan banyak pula upah 

yang diberikan kepada banyak orang.

Sambil memandangi itu penuh kekaguman, tiba-tiba kegelapan 

menutupi seluruh bumi lalu kuasa-kuasa kegelapan beterbangan 

ke semua penjuru. Roh-roh jahat yang tak terhitung banyaknya 

dilepaskan dari penjara alam maut dan membludak menumpuk di 

bumi. Lalu terdengar suatu suara lain berkata, seperti dalam Wahyu 

12:12: “Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian 

yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena 

Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena 

ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”

JURANG MAUT

Kemudian saya melihat seekor binatang buas yang sedang marah. 

Dia menumpahkan geramnya ke atas bumi. Alam maut bergetar 

karena murka binatang itu. Lalu, dari jurang maut muncul sejumlah 

besar rombongan makhluk jahat. Jumlahnya sangat banyak 

sehingga bumi menjadi gelap pekat.

Tampak manusia baik laki-laki maupun perempuan berlari 

menjerit mencari bukit dan gunung dan gua-gua persembunyian. 

Lalu berkobarlah peperangan besar di bumi di tengah kelaparan 

dan bayang-bayang kematian.

Sesudah itu tampak kuda-kuda mulia dan kereta berapi di sorga. 

Bumi terhuyung-huyung sementara matahari menjadi gelap dan 

bulan berubah seperti darah (Wahyu 6:12). Lalu, tampil seorang 

malaikat sambil berseru: “Dengar, wahai penduduk bumi, Sang 

Raja sedang datang.”

Setelah pengumuman itu, tampak Raja Segala Raja dan Tuhan 

Segala Tuan muncul di angkasa. Bersama Dia dalam kemuliaanNya 

itu banyak orang kudus dari berbagai jaman dan masa, semua 

mengenakan jubah putih bersih.

Betul seperti kata Alkitab (Wahyu 1:7) bahwa semua mata akan 

memandang Dia dan semua lutut akan bertelut dan semua lidah 

akan mengakui (Roma 14:11) bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Kemudian tampak para malaikat mengacungkan sabit untuk 

menuai gandum yang telah matang (Wahyu 14:14-19) dan inilah 

akhir dunia ini.

Umat Tuhan..., saya yakin kita mesti saling mengasihi. Kita mesti 

berdiri teguh di dalam kebenaran dan mengoreksi anak-anak kita 

untuk menyadari bahwa Tuhan Yesus akan segera datang. Setuju 

atau tidak, Raja Segala Raja itu pasti datang.

PERMINTAAN TERAKHIR YESUS KRISTUS

Tuhan Yesus berkata kepada saya: 

“Bertobatlah dan kalian akan selamat, karena kerajaan Allah 

sudah hampir tiba. KehendakKu dan FirmanKu akan terlaksana. 

Siapkanlah jalan bagi Tuhanmu.” 

Kemudian Dia berkata lagi, persis seperti dalam ayat-ayat 

berikut:

“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka 

jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu 

seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”
(I Timotius 6:17).

“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan 

menuruti keinginan daging.” (Galatia 5:16).

“Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. 

Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab 

barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan 

dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan 

menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6:7-8).

“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, 

hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, 

iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 

kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap 

semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat 

dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia 

tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah 

Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, 

kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada 

hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik 

Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa 

nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:19-24).

Tuhan Yesus melanjutkan perkataanNya: “Ketika Firman Allah 

sudah digenapi, maka kesudahan itu tiba. Tak seorang pun tahu 

hari dan jam ketika Anak Allah akan turun ke bumi lagi. Anak Allah 

pun tidak tahu kapan Dia akan ke bumi lagi sebab hanya BapaKulah 

yang mengetahuinya. 

“Firman Allah kini sedang digenapi secara cepat. Datanglah 

seperti seorang anak kecil biar
Aku membersihkan kalian dari dosa-dosa kedaginganmu.

“Katakanlah kepadaKu: Tuhan Yesus, masuklah ke dalam hatiku 

dan ampunilah aku dari semua dosaku. Aku tahu aku orang 

berdosa, karena itu aku bertobat sekarang. Basuhlah aku dalam 

darahMu dan bersihkanlah aku. Aku telah berdosa terhadap sorga 

dan di hadapanMu aku tak layak disebut anak. Sekarang aku 

menerima Dikau dalam iman sebagai Juruselamatku.

“Aku akan menjadi Gembalamu dan engkau akan menjadi 

umatKu. Dan Aku akan menjadi Allahmu. Bacalah firman Allah 

dan janganlah meninggalkan persekutuan. Serahkanlah seluruh 

hidupmu kepadaKu maka Aku akan menjagamu. Aku tidak akan 

pernah meninggalkan engkau.”

BERSIAPLAH MENEMUI ALLAH

Kekasih Tuhan, dari lubuk hati yang terdalam saya telah 

membagikan kepadamu penglihatan dan wahyu yang diberikan 

kepada saya oleh Allah Yang Mahakuasa. 

Saya dapat simpulkan bahwa Allah sangat menyayangi kita 

semua. Dia telah menunjukkan kasih setiaNya kepada kita melalui 

FirmanNya dan melalui penglihatan-penglihatan di hari-hari terakhir ini.

Anak-anak yang dikasihi Tuhan, kita mesti bersiap-siap untuk 

berjumpa dengan Tuhan kita. Setiap saat kita mesti merindukan 

kedatanganNya. 

Saudara dan saya mengetahui semua kesusahan, tanda-tanda 

akhir jaman dan masa dimana kita kini berada. Perhatikanlah 

dengan seksama berbagai kejadian di dunia saat ini. Tak pernah 

ada masa seperti yang sekarang sedang kita alami. Semua ini adalah 

penggenapan dari apa yang tertulis di dalam Alkitab.

Oleh sebab itu, dengan segenap hati saya menganjurkan saudara 

yang sedang membaca buku ini untuk bersiap diri karena tak 

seorang pun tahu kapan Anak Manusia akan tiba. (Matius 25”13). 

Suka atau tidak, setuju atau tidak, Yesus Kristus pasti datang lagi. 

Dan tak ada kuasa atau kekuatan apa pun di seluruh alam semesta 

ini yang dapat menghalangi Dia. 

Yesus Kristus sang Maharaja alam semesta itu tidak membutuhkan 

persetujuan manusia untuk melaksanakan rencana kedatanganNya. 

Dia pasti akan datang ke dunia sebagai Hakim Yang Adil. Dan hanya 

Dia satu-satunya jalan untuk manusia dapat sampai ke sorga. Sebab 

Dia bersabda: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada 

seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” 

(Yohanes 14:6)

Ingat perkataan malaikat kepada saya waktu di sorga, bahwa 

apabila kita hidup kudus, kita akan berjumpa dengan semua orang 

terkasih yang sudah mendahului kita. Ingat juga bahwa apa pun 

yang kita kerjakan di bumi untuk Yesus pasti dicatat di sorga. Dan 

upah kita di sorga pasti lebih besar daripada upah apa pun yang 

dapat kita terima di bumi, sebab semua perbuatan kita di bumi 

dicatat oleh para malaikat Tuhan.

Banyak kali para penginjil, pengkhotbah, dan guru agama harus 

meninggalkan sanak keluarga untuk memberitakan firman Tuhan 

sambil mengalami berbagai kesulitan. Tuhan tahu semua itu karena 

Dia melihat semua itu. 

Dia juga tahu betapa kita sering ditolak atau tidak diperlakukan 

dengan baik. Tapi jangan khawatir, sebab kita tetap anak-anak sang 

Raja Segala Raja itu.

Dia menghendaki kita menjadi pelayan untuk para pelayan 

lainnya. Dia mau kita saling melayani seperti Dia melayani kita.

Allah tidak menjanjikan taman bunga mawar bagi kita. Walau 

Dia tidak menjanjikan kesenangan untuk kita di bumi, kita dapat 

menikmati berkat-berkat, kekayaan, kehormatan dan berbagai 

materi lainnya. Kita dapat memiliki semua ketika kita memikul 

salib dan mengikuti Kristus.

Saya rindu Anda sudah bersiap diri. Kalau belum menerima Yesus 

sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, sekaranglah saatnya, agar 

hidup  kekal menjadi bagianmu.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga telah 

dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal, supaya siapa yang percaya 

kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” 

(Johanes 3:16)

“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus 

adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah 

membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan 

diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, 

dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Sebab, 

barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” 

(Roma 10:9-10, 13)

SEKARANG, BERDOALAH SEPERTI INI

Bapa di dalam nama Yesus Kristus.

Aku datang kini kepadaMu sebagaimana adanya diriku.

Aku seorang berdosa, ya Tuhan. 

Aku telah berdosa terhadap Dikau dan terhadap sorga. 

Karena itu aku mohon kepadaMu, Tuhan Yesus, ampunilah aku 

dan masuklah ke dalam hatiku dan selamatkanlah jiwaku.

Biarlah aku dilahirkan kembali oleh Roh Allah Yang Hidup.

Aku menyerahkan hidupku ke dalam tanganMu, Tuhan Yesus.

Aku percaya sungguh bahwa Engkaulah Anak Allah.

Aku percaya bahwa Engkaulah Yesus Kristus 

yang diutus untuk menyelamatkan jiwaku 

agar terluput dari naraka.

Aku berterima kasih kepadaMu 

dan memuji dan memuliakan Dikau, 

sebab Tuhan telah mencurahkan darahMu 

untuk menebus aku.

Kalau Anda tadi berdoa dengan penuh keyakinan seperti yang 

saya anjurkan di atas, maka saat ini juga Anda sudah diselamatkan. 

Sebab Tuhan Yesus telah masuk ke dalam hatimu. Sekarang, akuilah 

Dia dengan hati dan bibirmu; dan dengan hati dan bibirmu pujilah 

Dia. Biarkanlah Dia memimpin hidupmu setiap hari.

Segala hormat dan puji bagi Allah sampai selama-lamanya!

Wahyu Allah tentang Sorga

Terima Kasih, 

TUHAN Memberkati

Dengan hikmat dan pimpinan TUHAN, buku A Divine Revelation 

of Heaven ini telah kami terjemahkan dengan judul  WAHYU 

ALLAH TENTANG SORGA untuk diedarkan di kalangan umat 

Kristiani di Indonesia.

Secara tulus kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga 

kepada semua anggota Perkumpulan Doa THE INVESTOR GROUP 

yang setia mendoakan dan memberikan semangat kepada kami 

untuk merampungkan penerjemahan buku ini.

Ucapan terima kasih kami tujukan juga kepada Mr. Robert 

Brownell di National Church of God, Washington D.C., yang 

begitu bersemangat memberikan inspirasi kepada kami dalam 

menyelesaikan penerjemahan buku Ibu Mary Kathryn Baxter ini.

Secara khusus kami berterima kasih kepada Malince Seniwati 

Oktarina Damanik, sahabat kami yang setia di dalam Tuhan, yang 

begitu tulus mendoakan dan membantu melakukan penyuntingan 

naskah terjemahan ini.

Tak lupa pula kami layangkan pengharagaan setinggi-tingginya 

serta ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Linda 

Korwa Coutts beserta keluarganya di Kanada yang terpanggil untuk 

menyebarkan buku  WAHYU ALLAH TENTANG SORGA kepada 

umat Tuhan di tanah Papua, bahkan sebelum buku ini selesai 

diterjemahkan.

Kepada teman-teman di Harian  INVESTOR DAILY, majalah 

INVESTOR, majalah VIEW, dan majalah berbahasa Inggris GLOBE 

ASIA yang ikut mendoakan dan mendukung penerbitan buku ini 

kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga Allah sumber segala 

berkat mencurahkan berkatNya berlimpah-limpah ke dalam usaha 

dan pekerjaan Anda semua.

Kami tak dapat merampungkan tulisan ini tanpa dukungan doa 

dari hamba-hamba TUHAN yang setia mendoakan kami selama 

ini. Kiranya TUHAN memberkati pelayanan, usaha, dan pekerjaan 

Anda semua.

1 komentar:

Recent Post